SAATNYA TRAVELER BERGERAK UNTUK MITIGASI PERUBAHAN IKLIM

Traveling saat ini sudah menjadi gaya hidup. Tidak hanya kelas menengah ke atas, saat ini jalan-jalan sudah bisa dinikmati oleh banyak orang. Mudahnya akses dan banyaknya promo tiket transportasi dan akomodasi semakin membuat jalan-jalan bukan sesuatu yang istimewa lagi. Traveler dadakan pun kian menjamur di mana-mana.

mitigasi perubahan iklim meimoodaema


Sayangnya tidak semua traveler dibekali dengan pengetahuan tentang do's dan don'ts ketika traveling. Banyak traveler dadakan yang tidak mengindahkan aturan di destinasi wisata. Bahkan alih-alih bukannya berkontribusi positif terhadap tempat wisata yang dikunjungi, justru mereka melakukan pengrusakan seperti vandalisme atau membuang sampah sembarangan.

Kenapa bisa terjadi? Hal ini dikarenakan kurangnya edukasi atau pemahaman para wisatawan dampak yang akan muncul terhadap lingkungan dengan apa yang mereka lakukan. Salah satunya adalah dampak terhadap perubahan iklim.

PARIWISATA DAN PERUBAHAN IKLIM

Berbicara mitigasi perubahan iklim, Perjanjian Paris yang sudah diratifikasi oleh pemerintah Indonesia ke dalam undang-undang, membuat penurunan emisi yang berkontribusi terhadap perubahan iklim di Indonesia menjadi salah satu komitmen dan fokus pemerintahan.

Komitmen ini dituangkan dalam National Determined Contribution (NDC). Melahirkan komitmen penurunan emisi dalam 5 kategori sektor. Masing-masing sektor tersebut adalah Kehutanan 17,2%, Energi 11%, Pertanian 0,32%, Industri 0,10%, dan limbah 0,38%.  

Lalu apa kontribusi dunia pariwisata dalam kerusakan iklim? Jelas sekali pariwisata menyumbang emisi untuk energi, industri, dan limbah. Konsep take and give dalam dunia pariwisata jelas tidak bisa terelakan. Semakin banyak pengunjung untuk destinasi wisata, semakin bertambah pula kontribusi terhadap perubahan iklim.

Ko bisa? bisa dong. Contoh kecil, semakin penuh hotel semakin banyak energi yang dikonsumsi. Semakin banyak pula limbah makanan, limbah sabun, limbah air, dan lainnya yang dikonsumsi. Limbahnya akan dibuang ke tanah, lama-lama kesuburan tanahnya akan rusak. Belum lagi sampah plastik dari makanan dan minuman yang dikonsumsi.

Itu baru dari 1 hal kecil saja, belum dari penggunaan transportasi yang akan merusak tanah, udara, hewan, tumbuhan, memunculkan kebisingan, dan lainnya. Untuk meminimalisirnya,  pemerintah berkolaborasi dengan akademisi, yayasan atau lembaga penelitian pariwisata, masyarakat atau stakeholder lainnya, untuk meminimalisir dampak-dampak negatif dari kegiatan pariwisata tersebut.

Lalu apa kontribusi kita sebagai traveler untuk mitigasi perubahan iklim? 

SAATNYA TRAVELER BERGERAK UNTUK MITIGASI PERUBAHAN IKLIM

Melihat kondisi bumi yang kian memburuk, apakah aku sebagai generasi muda akan diam saja? Tentu tidak. Saatnya Anak Muda Bergerak Untuk Mitigasi Perubahan Iklim. Lalu apa kontribusi aku sebagai #MudaMudiBumi #UntukmuBumiku #TimeForActionIndonesia aku sebagai traveler untuk mitigasi perubahan iklim.

1. Ikut aksi tanam pohon

Biasanya kalau pas lagi traveling, aku akan tanya ke masyarakat atau pengelola wisata, apakah di sana ada donasi tanam pohon. Kalau ada biasanya aku ikutan deh. Memang hasil kontribusinya jangka panjang, but it's ok.

tanam pohon mitigasi perubahan iklim


Selain waktu traveling, kamu juga bisa menanam banyak pohon, bunga, tanaman obat, buah, atau sayuran di sekitar rumah kamu. Pastinya akan membuat udara di rumah kamu lebih segar, selain itu juga bisa membuat cadangan air kan.

2. Membuang sampah pada tempatnya

Mitigasi perubahan iklim sederhana lainnya adalah membuang sampah pada tempatnya. Budaya baik ini mulai tergerus. Kalau misalkan tidak tersedia tempat sampah, masukan dulu ke dalam tas. Baru kubuang setelah menemukan tempat sampah.

Akan lebih baik juga buang sampah sesuai dengan kelompoknya. Organik atau non organik. Semisal aku sedang naik gunung, kupastikan meminimalkan untuk tidak membawa makanan dalam kemasan. Jikapun membawa kupastikan dan wajib untuk membawanya turun. Kontribusi kecil ini akan berdampak baik jika semua orang melakukannya.

3. Menggunakan sedotan non plastik

Semenjak tahun 2017 aku menggunakan sedotan non plastik dengan konsisten. Sampai sekarang sudah menggunakan sedotan plastik lagi. Pokoknya wajib banget kemana-mana untuk bawa bawa sedotan refil sendiri. 

4. Menggunakan energi listrik seperlunya

Mitigasi perubahan iklim lainnya yang bisa kamu lakukan adalah melakukan penghematan energi listrik dimanapun dan kapanpun. baik Saat traveling ataupun saat di rumah atau dimanapun. Aku selalu mematikan listrik saat tidak dibutuhkan. Baik siang ataupun malam. 

Selalu mencabut laptop atau handphone jika sudah penuh, pokoknya tidak ada aliran listrik jika tidak digunakan. Hal ini dilakukan juga saat traveling.

Tidak menggunakan mesin pengering pakaian saat musim panas, termasuk bentuk kecil mitigasi perubahan iklim loh. Jadi buat kamu yang masih menggunakan pengering padahal musim panas, mulai sekarang leave it yah kebiasaan itu.

5. Menggunakan tumbler

ketika bepergian kuusahakan membawa tumbler sejak tahun 2012. Meskipun ada sesekali kelupaan dan terpaksa membeli air minum kemasan. Termasuk ketika aku traveling. Biasanya penginapan atau di luar negeri menyediakan tempat air minum isi ulang.

Ketika lanjut kuliah di Yogya, kampus menghimbau semua civitasnya untuk menggunakan tumbler. Di beberapa acara resmi untuk para tamu akan disediakan botol tumbler. Untuk mendukung kegiatan positif ini, kampus memfasilitasinya dengan menyediakan stasiun air minum isi ulang di beberapa titik yang sudah ditentukan.

tumbler mitigasi perubahan iklim


Hal ini aku lakukan juga saat traveling loh, selalu membawa tumbler, nah biasanya beberapa penginapan ada yang menyediakan air isi ulang atau beberapa negara tertentu sudah menyediakan stasiun air siap minum, jadi kita bisa refill.

6. Tas isi ulang / tote bag

Sejak tahun 2012 juga aktif menggunakan tas isi ulang atau tote bag atau tas daur ulang jika hendak belanja. Konsistennya sejak tahun 2017. Mau pergi belanja ke swalayan ataupun ke pasar tradisional, akan menggunakan tas ramah lingkungan ini.

7. Menghemat air bersih

Mitigasi perubahan iklim lainnya yang aku lakukan adalah bijak  menggunakan air bersih. Seperti untuk mandi, mencuci, dan lainnya. Ini dilakukan semenjak suka traveling. Karena punya pengalaman mengunjungi tempat wisata, dimana tempat itu kesulitan dalam hal air bersih. Bahkan untuk mandipun wisatawan harus membeli air minum kemasan.

Kejadian itu membuat aku lebih bijak menggunakan air bersih, kapanpun dan dimanapun. Sekarang rasanya bersalah kalau buang-buang air bersih dan gemas ketika melihat ada orang yang buang-buang air bersih.

8. Membeli barang kemasan besar

Sampai hari ini memang belum bisa lepas sepenuhnya dengan produk kemasan, seperti shampoo, sabun mandi cair, body lotion, atau lainnya, namun aku coba menekan pengurangan sampah plastik.

Salah satunya dengan selalu membeli produk-produk tersebut dengan kemasan paling besar atau membeli produk dengan menggunakan botol gelas. Menurut aku setidaknya hal ini, menekan semakin banyaknya sampah plastik.

9. Konsumsi olahan rumah

Mengkonsumsi olahan rumah, artinya kita tidak menyumbang plastik  pembungkus makanan, selain membuat kita lebih sehat, artinya kita juga berkontribusi telah membeli sayuran dan buah-buahan dari para petani. 

Tapi jujur ini belum 100% dilakukan, ketika masih ngekos, sesekali masih membeli makanan secara online, ya sebulan 2 atau 3 kali. Setidaknya tidak tiap hari bukan. Tapi kalau sudah tinggal di rumah 100% full konsumsi makanan rumah dan memasak.

10. Menerapkan pola hidup sehat 

Salah satu ciri pola hidup sehat adalah tidak mengkonsumsi minuman berwarna, dimana kebanyakan semuanya dikemas dalam botol plastik. Nah, kebetulan aku memang tidak mengkonsumsi minuman berwarna sejak tahun 2012, setidaknya ini kontribusi kecil aku untuk mengurangi sampah plastik. Jika ingin jus buat sendiri ya, lebih bersih dan sehat kan?

11. Mengurangi polusi udara dengan berjalan kaki

Jika ada kendaraan umum, aku akan memilih menggunakan kendaraan umum atau menggunakan sepeda, dan jika masih bisa berjalan kaki, maka akan berjalan kaki. Jadi yuk kita naik kendaraan umum atau sepeda atau bahkan jalan kaki untuk mengurangi emisi kendaraan.

pengaruhnya besar loh ketika kita naik transportasi umum, setidaknya mengurangi polusi udara dan menghemat bahan bakar.

12. Kurangi penggunaan kertas

Kontribusi kecil lainnya yang sering aku lakukan adalah tidak pernah print out tiket pesawat, cukup menunjukkannya melalui handphone ketika akan check in. Apalagi saat ini boarding pass juga sudah mulai tidak perlu untuk dicetak, kecuali memang jika dibutuhkan.

Lainnya, kirimkan lamaran dengan menggunakan email, menggunakan print bolak balik jika hendak menggunakan kertas, kumpulkan kertas bekas, kamu bisa menjualnya untuk didaur ulang oleh pengepul, ketimbang kamu membakarnya.

13. Memberikan donasi

Salah satu kontribusi kecil lainnya yang dapat dilakukan oleh seorang traveler adalah memberikan donasi. Biasanya di tempat wisata suka ada komunitas arau NGO perlindungan hutan atau binatang dan mereka melakukan penggalangan dana untuk lingkungan.

Donasinya untuk lingkungan hutan atau binatang. Nah aku biasanya suka ikutan, tak peduli sekecil appaun kamu memberi pastinya akan sangat bermanfaat untuk mitigasi perubahan iklim.

14. Menggunakan produk ramah lingkungan

Nah, hal ini memang belum cukup familiar, tidak hanya makanan dan minuman, pakaian juga bisa loh tidak ramah lingkungan. Pastikan membeli pakaian yang berbahan dasar ramah lingkungan. Beli pakaian yang slow fashion. Lainnya adalah penggunaan bahan pakaian berbahan dasar kain rami, atau berbahan dry fit yang cepat kering sehingga tidak memakan banyak air saat pencucian.

Atau tidak membeli tas berbahan dasar kulit binatang. Ini salah satu bentuk kontribusi kecil juga loh yang bisa kita lakukan untuk mengurangi kerusakan alam.

15. Melakukan daur ulang plastik

Jika membeli produk yang menggunakan botol plastik biasanya selalu membeli ukuran besar. Bekasnya bisa di-recycle sebagai tempat tanaman, hiasan, atau tempat penyimpanan barang atau dikumpulkan dan nanti akan diberikan ke pengumpul plastik untuk di-recycle.

16. Membawa alat makan sendiri

Ketika menjadi mahasiswa, jika tidak memasak otomatis aku akan membeli makanan di luar. Nah biasanya aku akan membawa tempat sendiri untuk mengurangi sampah plastik atau styrofoam. Atau ketika belanja ke swalayan atau pasar tradisional, misal membeli bumbu aku membawa sendiri tempatnya. 

17. Berbagi dan mengajak teman-teman untuk peduli lingkungan

Sharing pengalaman kita untuk mitigasi perubahan iklim sering aku  lakukan juga di sosial media. Dan ini salah satu bentuk aksi nyata aku kepedulian perubahan iklim. Berharap akan melahirkan awareness dari pembaca dan ikut berpartisipasi terhadap bumi yang lebih baik.

18. Kurangi penggunaan tisu

Dulu kalau naik gunung atau traveling selalu membawa tisu banyak. Sampai akhirnya sadar bahwa kebiasaan itu dapat mengakibatkan perubahan iklim, akhirnya aku mengurangi penggunaan tisu dan menggantinya dengan handuk kecil. 

19. Tidak memelihara satwa liar di rumah

Saya juga tidak memelihara satwa liar di rumah, membiarkan mereka hidup di alam semestinya. Membiarkan tinggal di habitat mereka adalah satu bentuk kontribusi kita juga loh terhadap lingkungan. Tentu saja ketika mereka tinggal dihabitatnya sendiri akan membantu kelangsungan bumi ini.

TEKAD SUMPAH PEMUDA VERSI MEIMOODAEMA

Kalau tahun-tahun sebelumnya aku merayakan Hari Sumpah Pemuda yaitu pada tanggal 28 Oktober dengan pos foto-foto perjalanan, bikin caption dramatis dan mengenang para pahlawan, tahun ini sangat berbeda.

Ketika kondisi bumi yang sedang tidak baik-baik saja, yang disebakan oleh perbuatan banyak manusia, maka aku sebagai #MudaMudiBumi saatnya #TimeForActionIndonesia #UntukmuBumiku aku bertekad untuk menjaga bumi dengan kontribusi-kontribusi kecil.

Di Hari Sumpah Pemuda ini aku berjanji, tidak akan menggunakan sedotan, menghemat air, menghemat listrik, dan menerapakn pola hidup sehat sehingga dapat mengurangi sampah plastik


24 Comment

  1. Beberapa poin sudah mulai saya terapkan.
    Misalnya bawa tumbler dan wadah sendiri (pake tumbler kalo mau jajan makanan).
    Dan di lingkungan rumah saya ini, menerapkan pilah sampah dari rumah. Jadi masing-masing rumah di lingkungan kami ini punya tong sampah 3 warna, untuk sampah organik, sampah daur ulang, dan sampah residu.
    karena saya orang baru di sini, masih kagok juga membedakan sampah residu dan sampah daur ulang

    ReplyDelete
  2. Semuanya hampir sudah saya terapkan pula dalam kehidupan sehari-hari.
    Insyaallah meski sepele tapi kalau kita kompak dan konsisten, hasilnya akan berdampak besar terhadap perubahan iklim ini ya....

    ReplyDelete
  3. Wah, abis ini langsung tahu bahwa banyak banget yang bisa dilakukan traveler untuk turut serta memitigasi perubahan iklim. Kebanyakan tipsnya di atas simpel-simpel. Harusnya bisa diikuti dengan baik.

    ReplyDelete
  4. Benar sekali, Mbak. Saat datang ke tempat wisata, itu masih banyak sampah berserakan. Belum lagi tulisan pakai pilox di sana sini. Sudah tahu ad apapan larangan, masih nekat ditrabas. Padahal saat wisata, akhlak juga harus dijaga, karena pasti ada "penunggunya". Makanya berbagai kejadian, itu karena dari sikap wisatawan itu sendiri.

    Makanya perlu sekali edukasi dan terus diterapkan soal hal ini. Alam memberi kita manfaat, termasuk tempat melepas penat dan sumber inspirasi. Jadi harus terus dijaga.

    ReplyDelete
  5. Sedih memang kalau melihat sampah (terutama sampah plastik) berserakan di tempat wisata. Lama kelamaan bumi akan rusak karena banyak sampah yang nggak bisa terurai. Kalau saja semua para wisatawan/pelancong mempunyai kesadaran, kemauan untuk bergerak, pasti bumi terselamatkan.

    ReplyDelete
  6. Sudah saatnya para traveler juga punya program positif untuk menjaga lingkungan. Nggak cuma jalan-jalannya aja, tapi juga sama-sama ikut menjaga kelestarian alam. Setuju sama semua poin yang disebutkan di atas..

    ReplyDelete
  7. Kak Mei...
    Suka banget.

    Semua langkah yang dilakukan terlihat sederhana, tapi nyatanya kalau daku checklist, kayanya hanya beberapa yang konsisten aku lakukan.

    Apapun profesi dan hobi kita, merubah gaya hidup menjadi ramah lingkungan ini lebih baik.

    ReplyDelete
  8. Kelihatannya sederhana tapi bukan hal yang mudah untuk konsisten, bukan berarti juga gak bisa dilakukan. Yang penting kita komitmen ya demi bumi yang lebih baik. Salaut deh dengan usaha Kak Mei yg ketika bepergian tetap peduli dengan masalah lingkungan dan melakukan hal2 yang positif seperti yang disebutkan di atas

    ReplyDelete
  9. Saya udah pernah nih sama anak-anak ikut aksi tanam pohon, seruu dan ada kepuasannya sendiri gitu! Dan sekarang lagi berusaha tidak buang sampah sembarangan.

    ReplyDelete
  10. Wah, sebetulnya sederhana banget sih ya kak tips-tipsnya. Cuma emang yang jadi pertanyaan adalah apakah niatnya ada hahaha. Sekarang juga komitmen banget sih kak demi Bumi yang lebih baik.

    ReplyDelete
  11. Hwaaa seruu dan lengkap bangett kak.
    Btw selain traveler pun harussss juga menerapkan itu semua yaa

    ReplyDelete
  12. Semangat bergerak Mbak
    Karena kalau bukan kita, siapa lagi?
    Biar jadi contoh anak muda sekarang dan nanti.

    ReplyDelete
  13. Waaaah mbak keren sekali dah bawa tumbler sendiri sejak tahun 2012 dimana saat itu belum banyak orang ngeh dan cinta lingkungan..

    Aku masih susah nih dan masih suka beli minuman kemasan dengan alasan praktis

    ReplyDelete
  14. btw mbak, izin nanaya. untuk poin no 3 lebih baik kita menggunakan sedotan plastik yang biasa kita gunakan sekali pakai atau yg sedoktan yg non plastik kaya alumunium gitu ya? sepakat banget sih kl beli apa2 mending kemasan yg gede sekalian biar nggak banyak2in sampah kemasan yak

    ReplyDelete
  15. Suka dengan tulisan ini dan setuju banget. Traveler dan masyarakat umum bisa menerapkannya juga sebenarnya ya demi mitigasi perubahan iklim. Kalo lihat iklim sekarang, serem juga karena memang dampak dari kerusakan alam yang terjadi akibat perilaku manusia juga sih nggak jaga alam dengan baik

    ReplyDelete
  16. Mohon maaf Mbak di poin ketiga saya tangkap ada kerancuan makna , sepertinya ada kurang kata

    Saya setuju dengan segala upaya yang bisa dilakukan traveler untuk mitigasi perubahan iklim di artikel ini. Saya paling concern dengan sampah. Edukasi untuk leave nothing but footprints and take nothing but pictures bagi semua traveler mesti disebarluaskan lagi

    ReplyDelete
  17. Wow banyak banget yang bisa dilakukan traveler buat menjaga bumi ya kak.
    Di kehidupan sehari-hari pun aku selalu sebisa mungkin untuk hidup lebih eco friendly.

    ReplyDelete
  18. Banyak juga ya cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kelestarian alam, terutama saat traveling.

    Mungkin selama ini kita taunya bahwa traveling itu udah capek, terus males menjaga lingkungan, hingga akhirnya, malah kita yang merusak lingkungan.

    Padahal kan, kita bisa mengupayakan untuk menjaga lingkungan walaupun dengan tenaga yang minimal.

    ReplyDelete
  19. Perubahan iklim ini serem ya contoh rumah adikku seumur2 gak pernah banjir eh tetiba bankir ampe semeter pdahal ga dekat sungai dan dataran nya ga rendah gitu

    ReplyDelete
  20. wah mantap mbak tulisannya, menggugah anak muda nih :) memang harus cepat di mulai ya sebelum terlambat ambil tindakan soal issue perubahan iklim, karen adampaknya ternyata luar biasa :(

    ReplyDelete
  21. Ini yang serngkali jadi keluhanku kalau berkujung ke tempat wisata. Karena selalu saja ada yang mengaku pecinta alam tapi masih gak peduli lingkungan. Buang sampah sembarangan terutama plastik

    ReplyDelete
  22. Asyiik lengkap bangett. berikutnya dukung mba meii bikin buku panduan traveler go green nih hihi. yuk mba dibikin buku, cocok bangett lho

    ReplyDelete
  23. Kadang kita sebagai traveller ga mau ribet ya mba. Contoh aku paling males bawa botol air minum. namun demi terciptanya perubahan iklim dam bumi tetap sehat ya harus dipaksakan bawa tumbler minum

    ReplyDelete
  24. Anak travelling harus siap ribet, nggak boleh dikit dikit beli. Karena membeli barang baru itu salah satu sumber sampah

    ReplyDelete

Silakan berkomentar dengan bijak dan positif. Terima kasih.