PERLUKAH CHILLING DAN HEALING BAGI OYPMK?

Istilah psikologi healing belakangan ini menjadi istilah yang sering digunakan oleh banyak orang. Healing atau self-healing memiliki banyak definisi namun semuanya hampir sama pengertiannya yaitu aktivitas atau proses penyembuhan diri yang berkaitan dengan mental atau emosi. Menggunakan pemahaman yang lebih luas, seiring berjalannya waktu, proses penyembuhan diri ini tidak hanya dapat dilakukan oleh pasien dan dokter saja tetapi dapat dilakukan oleh diri sendiri.

Salah satunya adalah dengan berwisata. Sehingga  stigma healing belakangan mengalami pergeseran makna lebih luas yang banyak diamini oleh masyarakat dimana begitu dekat dengan paradigma pariwisata, yaitu jalan-jalan, staycation, dan lainnya. Sehingga akhirnya berwisata menjadi salah satu proses healing yang dapat mengembalikan kesehatan mental dan emosi siapapun.

chilling healing bagi oypmk


Padahal kenyataannya aktivitas penyembuhan diri itu tidak hanya dalam jalan-jalan saja. Namun terlepas dari stigma itu, kegiatan kembali membuat pikiran kita lebih sehat dapat dilakukan oleh siapapun termasuk orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK) dan juga penyandang disabilitas. Yakin OYPMK dan penyandang disabilitas membutuhkan aktivitas yang dapat membuat kembali mereka sehat? Yuk kita bahas.

Talkshow Ruang Publik KBR dan NLR Indonesia

Rabu seru tanggal 14 Desember kemarin, saya mengikuti talkshow online yang diadakan oleh Ruang Publik KBR Indonesia dengan NLR Indonesia. Dengan mengambil tema "Chilling dan Healing Bagi OYPMK, Perlukah?" Dan Mas Rizal Wijaya sebagai hostnya.

Acara ini juga di hadiri oleh para blogger dan masyarakat umum. Dengan nara sumber Donna Swita sebagai Executive Director Institue of Women Empowerment (IWE) dan juga Ardiansyah yang merupakan seorang OYPMK sekaligus Wakil Ketua Konsorsium Pelita Indonesia.

Stigma masyarakat umum terhadap OYPMK

Menjadi seorang OYPMK dan penyandang disabilitas bukanlah hal yang mudah. Masih banyak masyarakat Indonesia yang belum teredukasi tentang penyakit kusta ini. Sehingga meskipun sudah sembuh dari penyakit ini, masih banyak orang yang mengucilkan dan menganggapnya belum sembuh. Sehingga para OYPMK ini mengalami kesulitan hidup karena tidak diterima dengan baik oleh lingkungan sekitarnya.

Tidak hanya masalah sosial sehari-hari, di dunia kerja pun para OYPMK mengalami penolakan dan kesulitan. Sehingga setelah sembuh kehidupan mereka tidak lebih baik. Hal ini menyebabkan OPYMK dan penyandang disabilitas terjebak dalam ketidakberdayaan. Sehingga mengalami insecure, kehilangan kepercayaan diri, merasa tidak layak bergabung dengan lingkungannya, pada akhirnya mereka menarik diri dari kehidupan sosial dilingkungannya.

Perlukah chilling dan healing untuk OYPMK dan penyandang disabilitas?

Dalam talkshow online yang diadakan oleh KBR dan NLR Indonesia, mengupas tuntas mengenai pengalaman OYPMK setelah sembuh dari penyakit ini. Dan yap, stigma di atas memang betul-betul terjadi dan dialami oleh Ardiansyah sebagai OYPMK. Bahkan ketidakadilan perlakuan itu datang dari keluarganya sendiri. Hal ini dikarenakan lingkungan sekitarnya termasuk keluarganya belum teredukasi terkait dengan penyakit kusta ini.

Diskriminasi sosial berupa perlakuan yang tidak layak dari pihak keluarga seperti dilarang keluar dan bertemu dengan orang lain, makanan yang dipisah, tidak boleh bersentuhan, pastinya membuat Ardiansyah merasa dikucilkan. Sehingga meninggalkan luka bathin yang membuatnya mengalami kesedihan dan sulit untuk menjalani hidup normal.

Lalu bagaimana cara Ardiansyah menjalani hidupnya? Semangat juangnya yang luar biasa, kesabarannya menjelaskan pada keluarga mengenai penyakit kusta membuahkan hasil. Lingkungan sekitarnya kemudian menerimanya dan berkat semangat juangnya, Ardiansyah membuktikan bahwa seorang OYPMK dapat menjalani hidup dengan layak seperti pada umumnya.

Bahkan, kegigihannya membuahkan hasil, Ardiansyah mampu bekerja dan menduduki posisi yang saat ini diembannya. Keberhasilannya tentu saja sedikit membantu merubah stigma masyarakat tentang penyakit kusta ini. Bahwa OYPMK mampu berkarya seperti masyarakat pada umumnya.

Namun meskipun begitu, selama proses memperjuangkan dan membuktikan diri, tentu saja OYPMK dan penyandang disabilitas juga mengalami tekanan yang luar biasa. Sehingga keduanya membutuhkan chilling dan healing untuk membuat mereka bisa bertahan hidup dan melewati tekanan sosial dilingkungannya.

Healing yang dilakukannya tidak melulu soal jalan-jalan seperti stigma masyarakat kita pada umumnya. Namun menurut Ardiansyah bisa dengan membaca buku, dan lainnya. Atau bersosialisasi dengan komunitas penyandang penyakit kusta, juga membantu mengembalikan kepercayaan dirinya.

Mengenal Institute of Women mpowerment (IWE) sebagai komunitas peduli terhadap kaum perempuan

Perlunya chilling dan healing oleh OYPMK dan penyandang disabilitas ini diamini oleh Donna Swita sebagai Excecutive Director Institute of Women Empowerment (IWE). Organisasi ini didirkan di Hongkong pada tahun 2008 oleh aktivis perempuan dan juga akademisi dari berbagai belahan dunia. IWE sendiri adalah sebuah organisasi yang banyak melindungi kaum perempuan. 

Termasuk juga membantu OYPMK dan penyandang disabilitas perempuan. Karena OYPMK dan penyandang disabilitas ini banyak kaum perempuannya. IWE memberikan edukasi dan melakukan pemberdayaan kepada mereka agar bisa bangkit kembali dan terus berkarya.

My thought

Jadi kalau ditanya chilling dan healing untuk OYPMK dan penyandang disabilitas, perlukah? Jawabannya sangat jelas. Perlu. Yap hal ini perlu dilakukan untuk mengembalikan kepercayaan diri dan semangat mereka dalam menjalani hidup ditengah-tengah gempuran stigma masyarakat dan diskriminasi sosial di lingkungan sekitar termasuk keluarga.

Agar para OYPMK dan penyandang disabilitas ini dapat bangkit dan terus berkarya sehingga mendapatkan kehidupan yang layak sama seperti masyarakat pada umumnya. Dan kita sebagai masyarakat wajib mendukung dan berkontribusi dalam mendorong semangat mereka dengan memperlakukan mereka dengan layak dan baik.

Itu dia talkshow seputar chilling dan healing bagi OYPMK dan penyandang disabilitas yang dikupas oleh Ruang Publik KBR dan NLR Indonesia.

19 Comment

  1. Chilling maupun healing adalah kebutuhan setiap orang tanpa terkecuali, termasuk saudara-saudara kita, orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK) dan juga penyandang disabilitas.
    Jika di sekitar kita terdapat oypmk atau penyandang disabilitas, tugas kita adalah menguatkan mereka bahwa mereka berhak untuk mendapatkan hak-hak seperti orang pada umumnya tanpa harus merasa insecure

    ReplyDelete
  2. Sedih pastinya saat kita butuh dukungan, eh keluarga inti malah kasih stigma yang bikin gak enak. Seharusnya sosok ibu yang menenangkan sang anak ya, tapi ternyata cukup berat ujian yang diterima Mas Ardiansyah. Stigma masyarakat ini memang harus segera diubah

    ReplyDelete
  3. Kadang yg bikin miris sekaligus sedih justru keluarga yg harusnya jd Support system terkadang malah kurang memberi dukungan. :(

    Dan healing dan chilling memang hak bagi setiap orang tanpa terkecuali.
    Sosok Ardiansyah menginspirasi sekali ya, Kak Mei.

    ReplyDelete
  4. Saya bahkan mengira penyakit kusta hanya ada di zaman Romawi. Duh segitunya. Jika ada di zaman sekarang, tentu saja pasti akan sangat memperoleh diskriminasi.
    Orang sekitar benar-benar harus teredukasi supaya bisa mengembalikan kepercayaan diri OPPAK.

    ReplyDelete
  5. Sedih dan prihatin
    Di zaman sekarang ini masih saja ada diskriminasi kepada OYPMK ini ya mbak

    ReplyDelete
  6. Saya kira jaman sekarang kusta sudah tidak ada ya ampyun masih ya dan sedihnya masyarakat masih mengucilkan penderita kusta. Butuh penyuluhan supaya OYPMK bisa diterima di masyarakat.(gusti yeni)

    ReplyDelete
  7. aku pernah ikut webinar yang membahas OYPMK, harusnya kita seluruh warga Indonesia saling support dengan saudara-saudara kita penyandang OYPMK dan disabilitas

    ReplyDelete
  8. Meski saat ini penyebaran penyakit kusta sudah tidak seperti dulu, namun tetap saja banyak orang yang memberikan stigma buruk terhadap penderita kusta.
    Tentu saja ini berakibat pada mental penderitanya. Aku setuju banget, jika OYPMK sebaiknya juga melakukan healing agar kesehatan mentalnya terjaga.

    ReplyDelete
  9. Setiap orang mah perlu dong healing, karena akan meningkatkan mood dan bebas dari stress. Oleh karenanya harus saling dukung dan gak perlu lagi kan stigma terhadap OYPMK maupun disabilitas

    ReplyDelete
  10. Wah masyaAllah bener banget mbaa, ngga kita aja yg normal yg butuh chilling maupun healing. mereka jugaaa. Jadi itu emang kebutuhan dasar setiap manusia sih ya emang

    ReplyDelete
  11. Edukasi perlu ditingkatkan lagi nih agar masyarakat bisa lebih menghargai OYMPK. Kasihan jika mereka harus terdiskriminasi

    ReplyDelete
  12. Bener banget ini, edukasi penting ya untuk menghargai OYMPK dan teman disabilitas. Kasihan mereka tu kena stigma macam-macam. Oh ya, bentuk chilling itu gimana ya kak yang baiknya?

    ReplyDelete
  13. Pasti seruu mensiasati sptitu tiket pp buat munti.

    ReplyDelete
  14. Jujur saja, saya baru tahu lho kalau kusta itu masih banyak. Dulu mengira penyakit kusta itu udah gak ada. Bahwa apakah OYMPK dan teman disabilitas perlu healing, tentu saja sangat perlu. Semua orang punya hak yang sama untuk menjalani dan menikmati hidup. Tak ada alasan untuk menjadikan mereka sebagai warga negara "kelas 2"

    ReplyDelete
  15. menurutku sih yg namanya chilling dan healing tuh hak setiap orang, kita memang harus peduli dengan OYPMK yaaa kak, biar adil juga kan untuk mereka

    ReplyDelete
  16. Healing ini memang gak mudah ya..
    Karena tahu banget masalah setiap orang ini gak sama dan seberapa dalam sebuah masalah itu bisa melukai psikis seseorang. Tentu butuh waktu yang gak sebentar dan semoga tulisan kak Mei bisa menjadi penyemangat buat para OYPMK untuk bisa tetap kuat dan berpikir positif untuk bangkit demi masa depan.

    ReplyDelete
  17. Menurutku siapapun orang tersebut, chilling dan healing kalau memang perlu ya why not. Itu kan hak pribadi mereka ya.

    ReplyDelete
  18. Kasian ya orang disabilitas karena kusta ini, biarpun udah sembuh tapi masih dijauhi. Memang butuh chilling healing untuk menenangkan diri.

    ReplyDelete
  19. Justru OYPMK ini perlu banget healing ya Mbak karena kebanyakan dari mereka sering mendapat tekanan karena stigma negatif dan juga diskriminasi dan kita tahu menghadapi itu semua tentu tidak mudah

    ReplyDelete

Silakan berkomentar dengan bijak dan positif. Terima kasih.