PENGALAMAN MENDAKI GUNUNG RINJANI JALUR SEMBALUN TOREAN

Gunung Rinjani dengan ketinggain 3.726 mdpl, menjadikannya salah satu gunung tertinggi di Indonesia. Gunung yang berada di Lombok ini mempunyai pesona alam yang sangat memukau. Keindahannya membuatnya menjadi gunung impian para pendaki, tidak hanya warga Indonesia tapi juga pendaki dunia. Lalu bagaimana perjalanan saya menuju Puncak Dewi Anjani ini? Saya waktu itu mengambil jalur Sembalun  - Torean. Yuk ikuti kisahku.

gunung rinjani jalur sembalun torean
Puncak Rinjani


Kenapa memilih jalur Sembalun? Karena Sembalun adalah jalur yang familiar, paling mudah jalurnya, memiliki pemandangan yang sangat indah, dan paling banyak dilalui oleh pendaki. Sekaligus juga menghemat tenaga untuk pulang nanti karena kami lintas jalur melalui jalur Torean. Kenapa juga turun memilih jalur Torean? Jalur Torean terkenal dengan jalurnya cukup panjang, namun menawarkan pesona pemandangan paling indah dan menantang di Gunung Rinjani. Sekalian uji fisik setelah vakum lama dalam pendakian.

HARI KE-1 (JAKARTA - BASECAMP SEMBALUN)

Saya memilih penerbangan pagi sekitar pukul 10.00 dari Jakarta dan tiba di Lombok sekitar pukul 13.00 siang. Setelah mempertimbangkan plus minusnya, saya bersama teman memutuskan untuk menyewa kendaraan menuju Desa Sembalun, desa terakhir sebelum pendakian. Selain lebih nyaman dan aman, kami juga bebas untuk mampir kemana saja untuk berbelanja logistik atau sekedar mampir makan.

Perjalanan dari Kota Lombok sampai di Desa Sembalun memakan waktu kurang lebih sekitar 3 jam, karena kami juga mampir ke swalayan untuk membeli beberapa kebutuhan logistik untukm pendakian.

Kami tiba di Sembalun sekitar pukul 7 malam, dan langsung menuju penginapan yang sudah kami pesan. Kenapa tidak tidur di basecamp saja? Karena kami sudah lelah dan butuh tempat istirahat yang nyaman. Sekaligus untuk repacking dan menitipkan barang kami yang tidak terpakai ke driver mobil yang kami sewa. Kebetulan kami memesan kendaraan tersebut untuk pulang nanti juga. Lagipula lokasinya sangat dekat dengan basecamp Rinjani.

Buat yang ingin meminimalisir budget, pendaki bisa menginap di basecamp Rinjani dengan membayar cukup 50 ribu saja. Dengan fasilitas kamar mandi bersama, dan tidur di ruangan terbuka bersama. Seperti basecamp lainnya. Mengingat pendakian yang butuh tenaga ekstra serta perjalanan panjang dari Jakarta, jadi saya memutuskan menginap di hotel untuk charge tenaga dan agar tidurnya tidak terganggu.

HARI KE-2 (BASECAMP SEMBALUN - POS 2 PELAWANGAN)

Pembuatan Surat Kesehatan dan Pendaftaran di Basecamp Rinjani

Setelah check out dari penginapan, pagi sekitar pukul 7 pagi kami langsung ke posko pengecekan kesehatan. Karena hari itu hari libur, maka Puskesmasnya tutup, dan disediakan posko pengecekan kesehatan untuk para pendaki. Dengan membayar 50 ribu rupiah, surat sehat kami sudah keluar. Yeay happy.

Kenapa tidak buat di Jakarta? Kami tidak sempat dan setelah bertanya ke guide, di dekat basecamp tersedia Puskesmas dan ada petugas yang melakukan pengecekan kesehatan juga. Jadi kami memutuskan untuk membuat surat sehat di Sembalun. Tapi pastinya kamu yakin sehat ya, sebelum memutuskan untuk membuat surat sehat di tempat ini. 

Briefing dari TNGR

Selanjutnya kami langsung menuju basecamp Gunung Rinjani untuk menunjukan pendaftaran yang sudah kami lakukan melalui eRinjani. Lokasinya tidak jauh dari posko pengecekan kesehatan. Selesai pendaftaran, maka kami diberikan briefing keamanan dan keselamatan oleh petugas Taman Nasional Taman Rinjani (TNGR) sebagai pengelola Gunung Rinjani. Untuk keamanan dan keselamatan kami selama perjalanan, sampai dengan turun kembali.

Perjalanan Basecamp Sembalun menuju Pos 2

Sekitar pukul 8 pagi, kami dijemput menggunakan mobil menuju pintu awal pendakian. Langit biru yang cerah menyambut kami. Setelah berdiskusi dengan guide dan porter, kami memutuskan untuk menggunakan jasa ojek sampai dengan pos 2. Tujuannya untuk menghemat waktu dan tenaga juga, mengingat kami akan turun lewat jalur Torean yang jalurnya cukup panjang.

gunung rinjani jalur sembalun
Taman Teletubies di Jalur Pos 1 menuju Pos 2


Sepanjang perjalanan dari pos 1 menuju pos 2 dengan menggunakan ojek, saya perhatikan jalurnya masih banyak tanah dan melewati beberapa pohon dan hutan kecil. Dari pos 1 ini juga keindahan Rinjani sudah mulai terlihat jelas. Sepanjang jalan dengan matahari yang cerah, dinding gunung terlihat hijau dan indah. Hamparan padang sabana terhampar luas sejauh mata memandang.

Sekitar pukul 9 pagi, kami sampai di pos 2. Kami sempat berhenti untuk berfoto di pos ini karena pemandangannya sangat indah. Monyet-monyet liar mulai terlihat di pos ini. Sekitar pukul 9.30 kami lanjutkan perjalanan menuju pos 3 dengan tujuan camp di pos Pelawangan. Dari pos 2 ini jalur mulai menanjak, melewati jalan bebatuan, tanah, bahkan ada beberapa spot yang kita harus melewati sungai kering.

Perjalanan dari Pos 2 menuju Pos Camp Pelawangan

Sekitar pukul 2 siang, kami terkena hujan yang sangat deras, sampai semua pakaian kami kebasahan. Pakai jas hujan? Pakai pastinya, sayangnya nembus ke badan. Kami tetap melanjutkan meskipun hujan deras mengguyur. Rasanya lebih lelah karena sudah kedinginan. Sempat ada rasa khawatir, karena badanku memang belum kuat dingin. Thanks to Allah, hujan akhirnya reda dan sempat panas kembali.

pos 2  gunung rinjani
Pos 2 Gunung Rinjani


Kami melewati jalur tipis, kanan kiri jurang, hujan mulai turun kembali meski tidak deras. Saya berharap cepat sampai ke pos Pelawangan. Sayangnya, dari atas ada sekelompok orang berjumlah puluhan yang hendak turun. Mereka nampaknya bukan para pendaki, terlihat dari pakaian dan dari obrolannya sangat jelas, mereka baru pertama kali mendaki. Mereka terlihat kelelahan dan terpaksa turun karena tenda dan barang-barang mereka basah akibat hujan deras.

pos 2 rinjani jalur sembalun
View Pos 2 Via Sembalun, abaikan tempat sampahnya :)


Kami harus menunggu sekitar 1 jam agar mereka turun terlebih dahulu. Lumayan membuat badanku makin menggigil. Udara dingin kian menusuk dan terasa sampai ke tulang. Singkat cerita kami sampai di pelawangan sekitar pukul 4 sore. Saya langsung ganti pakaian dan tidur di dalam tenda, untuk membuat badan sedikit lebih hangat.

Pemandangan sunset di pos ini sangat indah, para pendaki dapat menyaksikan view 360 derajat dari pos ini. Asal kuat dengan dinginnya saja. Namun harus hati-hati juga karena di pos ini binatang monyet sangat banyak dan dapat masuk ke tenda untuk mengambil makanan atau merusak tenda kita. Jadi lebih berhati-hatilah.

HARI KE-3 (POS PELAWANGAN - PUNCAK - POS PELAWANGAN)

Sekitar pukul 1 dini hari, kami dibangunkan oleh guide untuk persiapan summit. Saya mengantuk berat, mata rasanya tak bersahabat untuk diajak bangun, belum lagi hawa dingin yang menyengat saat sleeping bag kulepas, sontak membuat tulangku berasa ditusuk-tusuk. Temanku memaksaku bangun dengan membuatkan teh hangat. Dia bilang mau lihat sunrise di puncak.

Tak tega juga rasanya kalau harus membuatnya kecewa, kita sudah jauh-jauh dari Jakarta dan membawa perlengkapan photo, kalau sampai terlambat dia pasti kecewa. Tak ada salahnya menyenangkan sahabatku ini. Dengan terpaksa kulepas kantong tidurku yang sangat nyaman, setelah meneguk teh hangat buatan sahabatku ini, saya mulai merapikan barang yang akan kubawa ke puncak. 

Air minum, kamera, alat ibadah, jas hujan, cemilan, jaket, syal, sarung tangan, kupluk, dan trekking pole semuanya dah siap kukemas. Sekitar pukul 2.30 kami mulai keluar tenda. Hawa dingin langsung menusuk sampai ke tulang belulang. Sahabatku dan guide sudah siap mendaki. Ternyata semuanya menungguku. Dengan tangan menggigil kukenakan kaos kaki dan sepatu yang terasa basah karena terkena embun. Sarung tangan merah favoritku yang sangat tebal sedikit membantu tanganku hangat. Perlahan bangkit dan berjalan perlahan tanpa suara mengikuti guide dan sahabatku yang sudah duluan.

Jalan yang dilewati 1-2 jam pertama berupa hutan yang tak begitu rapat, namun kondisi jalannya menanjak dan cukup landai. Ada spot dimana kami harus naik tangga kayu dan besi dengan tambang dan jalur yang licin, ditambah gelap. Selebihnya adalah jalan berpasir. Kanan kiri berupa jalur landai dan jurang yang curam. Membuat perjalanan harus ekstra hati-hati. 

Entah kenapa badan terasa begitu lelah pada saat melewati jalur pasir yang menanjak. Hampir menyerah rasanya. Sama rasanya dulu seperti waktu mendaki ke Gunung Semeru. Namun bukan Mei rasanya kalau menyerah begitu saja. Kupaksakan kaki tetap melangkah meski gontai, pemandangan indah Gunung Rinjani rasanya tak kugubris. Saya pun sibuk menguatkan kakiku. Sementara sahabatku sudah di depan, meski jalan perlahan dan berjuang dengan kakinya.

jalur puncak rinjani
Sempat tertidur di jalur saking capeknya


Dengan sekuat tenaga mengumpulkan semangat untuk sampai Puncak Anjani. Kulihat puncak seperti tak berujung. Sejauh mata memandang jalurnya tak berujung, dan puncak rasanya tidak terlihat. Membuat semangatku hampir punah saat itu. Akhirnya, kami menikmati sunrise di perjalanan. Namun tak mengapa. Saking lelahnya adang saya geletak di jalur berpasir. Sampai temanku mengira, ga bakal sampai puncak.

Dengan perjuangan yang luar biasa, akhirnya kami tiba di puncak  pukul 10 siang. Para pendaki lain sudah mulai turun. Saya bersama teman-teman pendaki lain melepas lelah di puncak hampir 1 jam dan kemudian turun setelah puas berfoto karena melihat cuaca juga mulai mendung dan udara dingin kian kuat.

puncak gunung rinjani
Finally, summit


Betul saja tak lama kami turun, hujan deras mengguyur jalur pasir yang kami lewati. Membuat perjalanan makin sulit. Untungnya kami membawa jas hujan. Kami berjalan dengan gontai karena sudah kelelahan. Sampai di Pos Pelawangan sekitar pukul 4 sore dan memutuskan untuk kembali menginap di pos ini. Dan melanjut Segara Anak esok pagi.

HARI KE-4 (POS PELAWANGAN - SEGARA ANAK)

Pagi sekitar pukul 9 setelah kami selesai sarapan dan berkemas, kami melanjutkan perjalanan untuk menuju Segara Anak. 1-2 jam pertama, perjalanan turun yang membuat lutut lumayan lelah. Setelah itu kami melewati hutan landai dengan pemandangan alam yang sangat indah seperti di hutan-hutan Amazon. Kami berjalan melewati lembah yang hijau dengan rerumputan.

gunung rinjani jalur segara anak
Jalur menuju Segara Anak dari Pos Pelawangan


Pemandangan ini membuat lelah sedikit berkurang. Sekitar pukul 3 sore kami tiba di Segara Anak. Masyaallah pemandangannya indah sekali, danau cantik yang dikelilingi Gunung Rinjani dengan ratusan ikan yang bertebaran sampai ke pinggir danau. Atasnya dikelilingi kabut yang menambah indah pemadangan danau ini.

segara anak gunung rinjani
 View Segara Anak in the morning


Sambil menunggu porter memasak, kami bersama pendaki lain mengunjungi pemandian air hangat. Perjalanan sekitar 5 menit dari Danau Segara Anak. Lumayan membantu melepas penat dan menghilangkan pegal-pegal di kaki. Setelah itu kami duduk santai menikmati ikan bakar yang diambil dari danau. Oh ya, ikannya boleh diambil dan dimakan, asal cara mengambilnya tidak merusak lingkungan danau.

Selesai makan, ibadah, bersih-bersih, kami lanjut istirahat tidur. Menyiapkan tenaga untuk esok turun melalui jalur Torean yang katanya perjalanannya lumayan panjang. Kurang lebih 9 jam. Wow.

HARI KE-5 (SEGARA ANAK - BASECAMP TOREAN)

Jalur Torean ini memang sangat luar biasa. Di 4-5 jam pertama jalurnya memang perjuangan sekali, naik turun dengan kondisi jalan bebatuan, jalan kecil kanan kiri merupakan jurang dan rentan longsor tanahnya. Namun pemandangan kanan kirinya masyaallah sekali, indah.

view jalur torean
Air terjun di jalur Torean


Mulai dari pemandangan hijau, sungai, air terjun, sampai dinding gunung yang hijau indah. Namun wajib hati-hati ketika turun melalui jalur Torean, beberapa spot hanya berupa jalan setapak yang sebelah kanannya berupa jurang.

gunung rinjani jalur torean
Salah satu view jalur Torean


Tapi percayalah, dijamin tidak akan menyesal meskipun jalurnya panjang dan miring-miring, terbayarkan dengan viewnya yang super ciamik.

gunung rinjani via torean
Beautiful view via Torean


Akhirnya, kami sampai di basecamp Torean sekitar pukul 6 sore dengan menggunakan jasa ojek dari kaki gunung yang berbatasan dengan perkebunan milik warga. Selesai makan di basecamp Torean, saya bersama teman langsung melanjutkan perjalanan menuju Kota Lombok untuk melanjutkan perjalanan lainnya.

Kamu sudah pernah mendaki Gunung Rinjani? Yuk ceritakan pengalamanmu di kolom komentar.

22 Comment

  1. Pemandangannya, Masya Allah, juara ....

    ReplyDelete
  2. aaaah Rinjani tjakep banget yaaa
    Minimal sekali seumur hidup ya ke sanaa
    tapi kudu bisa menaklukkan gunung-gunung di Jawa dulu sih sebelum berangkat ke Rinjani
    Maksudku biar fisiknya siap
    betul, nggak sih?

    ReplyDelete
  3. Keren banget ya pemandangannya rinjani ini. Sejak dari sembalun udah memanjakan mata.

    ReplyDelete
  4. Masyaallah, dalam hujan lebat aktivitas pendakian tetap berlanjut. Luar biasa. Namanya anak muda. Energik, fisiknya kuat.

    ReplyDelete
  5. Mendaki gunung ini adalah salah satu impian saya. Pertama kali coba naik gunung tuh ternyata seru jd pengen lagi termasuk ke rinjani dan ranukumbolo

    ReplyDelete
  6. Pemandangannya cantik sekali, apalagi ada air terjun juga. Kak, kalau mau naik gunung tuh persiapan fisiknya apa aja ya? Lalu butuh biaya berapa? Maaf daku tanya kayak gini soalnya seumur hidup belum pernah naik gunung

    ReplyDelete
  7. Anak laki-laki saya yang masih SMA hobi naik gunung bersama teman-temannya. Meskipun perjalanan panjang dan lelah, tetapi begitu sampai puncak tujuan, semua rasa hilang ya mbak. Gunung Rinjani dengan pemandangan yang indah, pasti akan meninggalkan kenangan yang berharga.

    ReplyDelete
  8. Mbaaaaaak aseli aku sudah puas melihat foto dan pengalaman mbak yang ada di artikel ini🤩

    Belum pernah mendaki Gunung Rinjani dan mungkin gak akan kayaknya ni Mbak🤣

    Aku punya trauma dulu pas SMA naik gunung lawu, aku kebelet pipis dan aku gak bisa pipis sembarangan, akhirnya aku ngampet selama 5 jam pipisnya. Rasanyaaaaa😟😟😟

    ReplyDelete
  9. Wah keren mbak, masih bisa mendaki gunung seperti ini
    Lelahnya terbayar ya saat melihat pemandangan seindah ini

    ReplyDelete
  10. ahhh Gunung Rinjani memang impian para semua pendaki kayaknya ya, pemandangan nya luar biasa indah.

    ReplyDelete
  11. Ya ampun indah banget.. Pengen banget mendaki gunung kaya gini tapi masih nunggu janjian sama temen

    ReplyDelete
  12. Masya Allah, indah banget ya Mbak? Saya pengen jalan² ke gunung tapi blom pernah nih.

    ReplyDelete
  13. ya allah keren banget nih temen-temen yang suka naik gunung, kayaknya seru banget gitu. jujur saya belum pernah nih beneran naik gunung begini. jadi pengen kan.

    ReplyDelete
  14. Uwuuu banget mendaki gunung ini, segala lelah saat mendaki terbayar dengan pemandangan indah di puncak

    ReplyDelete
  15. Kereen banget pemandangannya. Salut deh mbak bisa menaklukkan gunung Rinjani. Makin bikin bertambah syukur dan cinta alam ya.

    ReplyDelete
  16. Mbaaak, kerennya dirimu masih aktif naik gunung. Kalau saya sudah ngos ngosan lho padahal cuma naik ke Bromo aja 3 tahun lalu. Oya, kalau naik gunung persiapannya harus matang banget ya agar ketika di atas perlu suatu hal gak bingung mencarinya

    ReplyDelete
  17. keren banget pemandangannya, pasti seru banget ya bisa naik gunung gini, aku belum pernah nih hehehe pengen banget jalan-jalan ke tempat yang ijo-ijo begini,

    ReplyDelete
  18. Rinjani emang kece parah, ya. Apa lagi kalau lewat sembalun. Kapan ya saya bisa ke sana?

    ReplyDelete
  19. MashaAllah~
    Kak Mei anak gunung banget.

    Aku terkagum-kagum dengan kegigihan kak Mei saat mendaki gunung,
    Lelah, cuaca dan apapun yang menghalangi, gak jadi masalah karena sudah biasa sehingga bisa memutuskan dengan cepat untuk terus mendaki Gunung Rinjani melewati jalur Sembalun Torean.

    ReplyDelete
  20. Masya Allah .. indahnya pemandangannya, Mbak Mei ... pantesan para pendaki bela-belain meskipun lelahnya luar biasa ya ... begitu sampai dipuncak terbayar sudah semua kepayahan.

    ReplyDelete
  21. Mbak, setelah baca ini, kalau suamiku mau naik Rinjani kayaknya aq mikir 10x😭 serem banget yang jalur deket jurang tadi. Hiks. Keren mbak Mei bisa melek pdhl ngantuk berat dan masih harus mendaki berjam-jam. Salut!

    ReplyDelete
  22. Selalu salut sama perempuan yang bisa mendaki gitu. Keren banget lah Mbak, soalnya pengalaman saya cuma pernah naik bukit saja tapi itu perjuangannya aja udah tertatih2 banget apalagi kalau naik gunung. Tak sanggup saya padahal nikmat banget rasanya ya Mbak kalau udah sampai di puncak

    ReplyDelete

Silakan berkomentar dengan bijak dan positif. Terima kasih.