GUNUNG INERIE, PESONA GUNUNG BERAPI TERBESAR DI PULAU FLORES

Indonesia sangat bangga memiliki pesona alam yang tak terkira. Salah satunya adalah pesona alam pegunungan yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Bahkan kita memiliki salah satu gunung tertinggi di dunia yaitu Gunung Cartenz di Papua.

Selain itu kita juga memiliki ratusan gunung berapi yang masih aktif dan salah satunya adalah Gunung Inerie yang berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Gunung ini masih jarang dijelajahi para pendaki, karena aksesnya yang lumayan jauh dari pusat kota.

gunung inerie meimoodaema.com
View Puncak Gunung Inerie pas cerah


Sejarah Gunung Inerie

Gunung Inerie berasal dari dua suku kata yaitu Ine artinya Ibu dan Rie artinya cantik. Sesuai dengan namanya, gunung ini memang sangat cantik. Lokasinya berada di bagian selatan pusat Kota Bajawa, Pulau Flores atau sekitar 15 km dari Kota Bajawa. Tepatnya di Kecamatan Aimere, Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Bahkan dari jalur menuju puncak kita dapat melihat Desa Adat Bajawa.

Gunung Inerie masih jarang didaki karena memang akses menuju ke salah satu gunung tertinggi di Nusa Tenggara Timur ini masih cukup sulit dan transportasi menuju ke gunung ini masih sangat jarang. Beruntung pertengahan tahun 2023 saya dapat mengunjungi Gunung indah ini.

Gunung dengan ketinggian 2.245 mdpl ini merupakan jenis gunung stratovolcano yaitu gunung berapi dan merupakan gunung berapi terbesar di Pulau Flores. Bahkan masuk dalam gunung berapi yang masih aktif di Indonesia sampai sekarang. Gunung ini terakhir meletus pada tahun 1970.

Bentuk Gunung Inerie menyerupai piramida dan mempunyai puncak gunung yang runcing. Desa Watumeze adalah desa terakhir sebelum melakukan pendakian dan berada di lokasi dataran yang lumayan cukup tinggi. Sehingga cukup memotong waktu untuk melakukan pendakian.

Untuk mendaki gunung cantik ini tidak memerlukan waktu berhari-hari. Cukup satu hari saja alias one day trekking. Namun pastinya harus berangkat dini hari agar dapat menikmati keindahan alamnya dan sunrise di puncak gunung atau pun di sepanjang perjalanan menuju puncak.

Persiapan Mendaki Gunung Inerie

Lalu bagaimana pengalaman saya mendaki Gunung Inerie? Pastinya seru banget. Saya menginap di Kota Bajawa di salah satu homestay yang sangat nyaman. Jarak dari Kota Bajawa menuju desa terakhir sebelum pendakian sekitar 15 km.

Saya menggunakan jasa guide dari masyarakat setempat untuk menuju gunung ini. Karena memang masih jarang didaki dan juga jalurnya cukup terjal, akan lebih aman dan disarankan untuk menggunakan jasa penduduk setempat. Pastinya akan lebih aman.

Guide mengatur semua perjalanan saya, mulai dari transportasi menuju ke desa terakhir, peralatan dan perlengkapan memasak, dan semua makanan untuk sepanjang perjalanan. Kami diberitahu jika ingin melihat sunrise dan agar turunnya tidak terlalu sore seenggaknya harus berangkat sekitar pukul 03.00 dini hari. 

Guide tiba tepat waktu, sebelum pukul 03.00 sudah sampai di homestay. Sayangnya udaranya sangat dingin sampai menusuk ke tulang belulang. Meskipun sudah ditunggu, membuat saya tetap bertahan dalam selimut. Akhirnya baru berangkat sekitar pukul 3.30 pagi. 

Perjalanan dari homestay menuju desa terakhir yaitu Desa Watumeze memakan waktu sekitar 30 menitan dengan menggunakan kendaraan roda empat. Memasuki desa terakhir ini, hutan lebat sudah mulai terlihat dan desa ini dikelilingi oleh pohon-pohon tinggi yang merupakan batas vegetasi alamnya dengan Gunung Inerie.

Kami tiba sekitar pukul 04.00 di Desa Watumeze. Makanan dan semua peralatan masak sudah disiapkan oleh guide. Sementara barang-barang untuk keperluan pribadi sudah saya siapkan semenjak dari penginapan. Sehingga ketika sampai di Desa Watumeze kami sudah tinggal berangkat.

By the way, saya mendaki gunung ini bersama bestie saya yang seorang fotografer dan ditemani oleh masyarakat lokal sebanyak tiga orang. Sebenarnya saya hanya membayar satu orang guide, namun guide membawa temannya anak-anak SMA untuk menemani kami juga sekalian mereka latihan trekking juga. Anak-anaknya juga baik dan sopan, jadi suasananya lebih seru dan ramai.

Barang bawaan teman saya lumayan berat karena memang berniat untuk berfoto. Karena setelah cek dan ricek, ternyata di gunung cantik ini kita dapat menikmati milky way atau hujan bintang di langitnya yang indah.

Perjalanan akan ditempuh sekitar 3-5 jam tergantung kecepatan kaki. Sejak awal saya dan teman sudah menginformasikan ke guide, kami memilih perjalanan santai tidak terburu-buru. Karena ingin menikmati setiap sudut indahnya gunung berapi ini. Kami juga ingin berhenti di beberapa spot untuk mengambil dokumentasi.

Gunung Inerie, I'm Coming

Sekitar pukul 4.15 pagi dalam dingin pagi yang menusuk sampai ke tulang sumsum, kami mulai berjalan pelan-pelan. Semua posisi berdekatan mengingat dari mulai perjalanan, kita langsung memasuki hutan lebat dan kami mengambil jalur hutan lebat yang jarang dilewati. Karena jalur yang biasa dilewati sedikit rusak dan licin karena hujan turun di beberapa hari sebelumnya kata guide.

Kami sempat berhenti di beberapa spot untuk mencari milky way. Teman saya asik mencari lokasi untuk mengambil gambar hujan bintang di langit yang ditemani oleh guide. Sementara saya karena kedinginan saya memilih duduk manis bahkan tak ada keinginan sedikit pun untuk mengeluarkan kamera bahkan hanya sekedar mengeluarkan HP. 

Saya hanya duduk manis menyaksikan mereka asik berpindah-pindah spot untuk mengambil foto. Sambil mendekap tas ransel kecil yang saya bawa, pelan-pelan saya mengusap hidung yang mulai berair karena udaranya sangat dingin. Sesekali saya berdiri menggerakkan badan agar tidak terlalu dingin, mata saya tetap berputar melihat indahnya langit Inerie.

Setelah puas mengambil beberapa gambar milky way, kami pun melanjutkan perjalanan dengan cukup tergesa-gesa. Karena melihat langit semakin terang. Guide memberi tahu kami ada beberapa spot indah untuk menikmati sunrise. Syafak merah pun mulai terlihat berpijar di langit Inerie.

Sekitar pukul 5.30an kami sampai ke spot indah untuk menikmati matahari terbit. Sangat cantik, mega merah menyelimuti kaki Gunung Inerie. Untuk menuju spot ini jalannya memang cukup terjal berkerikil. Sehingga sangat disarankan menggunakan sepatu semata kaki agar lebih aman. Saya mengunjungi tempat ini sekitar awal Mei sehingga pemandangan berwarna hijau kekuningan. Musim peralihan hujan menuju kemarau. Sangat indah.

view gunung inerie pagi hari
Menjelang Sunrise di Gunung Inerie


Jalur menuju Gunung Inerie ini sangat terjal dan kemiringannya bisa mencapai 80 derajat. Jalannya harus hati-hati. Di spot sunrise ini kita bisa melihat betapa jelasnya keindahan hutan Gunung Inerie, bahkan kita bisa melihat Kampung Adat Bena Bajawa dari spot sunrise ini. Indahnya negeri kelahiranku. I am really proud to be Indonesian. Kami pun berhenti lama di tempat ini untuk mengambil beberapa foto dan video.

Sekitar pukul 7an kami melanjutkan perjalanan menuju puncak. Semakin ke atas angin semakin kencang mengingat Inerie adalah gunung terbuka. Kami dapat menikmati pemandangan hutan 360%.

Sepanjang perjalanan menuju puncak, benar-benar disuguhi pemandangan indah hutan Pulau Flores. Semakin siang semakin jelas hijau hutannya dan langit begitu cerah membiru seolah mendukung perjalanan kami. 

jalur gunung inerie
Salah satu jalur menuju puncak Gunung Inerie

Sempat berhenti di beberapa spot untuk berfoto dan makan siang. Semakin ke atas jalannya semakin terjal dan miring. Langkah kami pun mulai gontai apalagi diselimuti terik matahari yang menyengat dan jalanan semakin terjal bebatuan keras.

view inerie
Salah satu jalur menuju Gunung Inerie, kemiringannya hampir 90 derajat

Sekitar pukul 11 siang akhirnya kami tiba di puncak pertama, dekat bekas letusan kawah. Dari puncak pertama ini, kami dapat melihat puncak utama dengan sangat jelas. Karena di puncak juga terlihat ada sebuah tugu batu penanda.

puncak gunung inerie
Puncak Gunung Inerie dari puncak bayangan

Sayangnya kami melihat jalan tipis untuk menuju puncak tersebut yang kemiringannya hampir mencapai 90 derajat. Tiba-tiba kabut mulai datang, angin pun mulai kencang dan cuaca berubah mendung. Tetesan kabut mulai terasa jelas ketika air dari atas mulai terasa membasahi telapak tangan. Kami sempat ragu untuk meneruskan perjalanan menuju puncak utama.

Setelah menimbang baik buruknya bersama guide, kami memutuskan untuk tetap menuju puncak. Jalannya benar-benar tipis dan licin, serta miring. Jika selangkah saja keliru mengambil langkah, kami bisa terjatuh ke kubangan kawah bekas letusan atau menggelinding ke jurang sebelah kanannya. Kami pun berjalan dengan posisi badan sedikit miring karena jika tegak cukup berbahaya ditambah dengan hantaman angin yang sangat kencang.

inerie flores


Meskipun perjalanan menuju puncak cukup banyak drama, namun akhirnya kami dapat meraih puncak Inerie. Alhamdulillah. Kami mengambil beberapa foto dan beristirahat sebentar, melepas lelah yang menghimpit kaki. Sambil menikmati buah khas Bajawa yaitu buah Markisa.

puncak utama gunung inerie
Puncak Utama Gunung Inerie pas berkabut


Drama belum berakhir, ketika kami hendak turun, gerimis pun mulai turun. Membuat jalan semakin licin dan sulit untuk dilewati. Semakin ke bawah hujan semakin deras. Ternyata jalur naik dan turun berbeda. Melewati seprtiga perjalanan turun, ternyata jalur turun harus melewati jalur berpasir sehingga semakin sulit untuk berjalan cepat.

view gunung inerie
Pemandangan saat turun dari Gunung Inerie


Alhasil sepanjang jalan kami kehujanan dan tidak bisa berteduh. Karena Gunung Inerie adalah gunung dengan hutan terbuka dengan pohon-pohon kecil. Sehingga tidak ada tempat berteduh. Kami tetap berjalan menghalau hujan. Berkali-kali saya dan lainnya terjatuh karena pasirnya menjadi licin. Tapi ini justru jadi momen seru.

Setelah melewati banyak drama dan perjuangan panjang, akhirnya sekitar pukul 4 sore kami baru tiba di Desa Maumeze. Mobil yang kami sewa sudah menunggu di bawah sejak siang hari. Setelah membersihkan pakaian dan kotoran pasir, tanpa babibu kami langsung berangkat menuju Kampung Adat Bajawa. Karena memang rencananya hari itu itenerarinya turun dari Gunung Inerie sekalian ke Kampung Adat Bena Bajawa yang tidak jauh dari Gunung Inerie.

18 Comment

  1. Yang dimaksud jalan tipis itu bagaimana mbak,.licin atau mudah pecah seperti lapisan es pecah itu? Btw, aku nyariin foto milky way-nya, ternyata ga ada ya 😁

    ReplyDelete
  2. Wah tantangan seru nih mbak, kemiringan hampir 90 derajat.
    Keknya kalo daku butuh rekan hidup (eh) pegangan kanan/kiro biar bisa naik dengan lancar.
    Soale waktu naik bukit Waecicu dipegangin Abang daku wkwkwk. Efek jarang trekking ketahuan dah

    ReplyDelete
  3. Seru sekali cerita naik gunung Inerie ini ya, Mbak Mei. sesuai namanya, ibu yang cantik, pemandangan gunungnya memang indah. Tapi minusnya karena gunung terbuka, tidak ada tempat berteduh saat hujan. Namun akhirnya semua terselesaikan. Dan bagusnya, memang menggunakan jasa guide ya, Mbak, karena sudah tahu seluk beluk jalannya.

    ReplyDelete
  4. Perjalanan panjang yang penuh cerita, gunung inerie beneran seru untuk dijelajahi dan menarik banget buat yang doyan explore gunung. BTW aku penasaran dengan cerita perjalanan ke kampung Bajawanya

    ReplyDelete
  5. Perjalanan panjang yang penuh cerita, gunung inerie beneran seru untuk dijelajahi dan menarik banget buat yang doyan explore gunung. BTW aku penasaran dengan cerita perjalanan ke kampung Bajawanya

    ReplyDelete
  6. Wah, keren sekali mbak
    Bisa mendaki sampai ke puncak
    Cantik sekali pemandangan saat Sunrise

    ReplyDelete
  7. Gunung Inerie sih memang terlihat indah di fotonya. Cuma diriku memang merasa ngeri kalau mau mendaki gunung tuh. Apalagi yang berapi yang masih aktif begitu

    ReplyDelete
  8. Namanya cantik ya, ka Mei.. Gunung Inerie.
    Dan track-nya, buat pendaki menengah yaa.. Yang uda menaklukkan puluhan gunung.
    Aku salut sama stamina dan ujian setiap titik.

    Btw, kalau dilanjutin terus, masih ada berapa kawah lagi, ka Mei?

    ReplyDelete
  9. Selama ini seringnya muncak di pegunungan di daerah NTB, pas dapat info ada gunung cantik di NTT wah jiwa mendaki saya langsung memberontak. Hehe...
    Semoga ada waktu, kesempatan dan rezekinya sampai di sana...

    ReplyDelete
  10. Keren banget Kak Mei sudah bisa sampai Gunung Inerie. Mendaki gunung itu bukan perkara yang gampang sih kalau menurutku. Makanya salut banget bagi mereka yang suka aktivitas ini.

    ReplyDelete
  11. Wah pasti seru nih buat cari Milky Way, tapi emang sih kak kadang mager karena terlalu dingin. Dlu aku nyesel ngga foto karena ya terlalu dingin dan udah mager buat setting foto

    ReplyDelete
  12. mbak naik gunung begini pakai pengaman nggak sih? saya kok ngeri ya baca kemiringannya yang sampai 80 derajat jadi kayak panjat tebing gitu

    ReplyDelete
  13. gunung inerie cantik banget ya sesuai namanya. tapi jalurnya terjal gitu menuju puncak, agak ngeri ngeri sedap. tapi buat yang suka tantangan pasti suka yaa

    ReplyDelete
  14. Liat foto sunrise Gunung Inerie jd ikut terharu, mashaAllah indah nian

    ReplyDelete
  15. Kesempatan yang menarik sekali ya, Kak. Bisa berburu berbagai gambar penuh momen dakam satu kali perjalanan. Seru juga perjalanannya ini. Apalagi sampai di puncak, bisa seperti di atas awan.

    ReplyDelete
  16. aku baru denger nama gunung ini ;( maafkan aku si bukan anak pendaki huhu.. tapi bagus banget ya view nyaaa.. dengan perjuangannya, bisa ngeliat view begini emang sesuatu ya

    ReplyDelete
  17. Cantik banget gunungnya, sesuai arti namanya juga cantik, Gunung Inerie. ciamik banget apalagi statsunya masih aktif sebagai gunung berapi ya. Aku selalu ngiri sama para pendaki gunung. Karena aku belum pernah naik gunung Kak :3.

    ReplyDelete
  18. Wah, serunya bisa mengunjungi Gunung Inerie! Pemandangan di sekitar gunung, terutama Desa Adat Bajawa, pasti luar biasa indah. Meskipun aksesnya sulit, tapi pengalaman mendaki dan melihat sunrise di puncaknya tentu tak terlupakan. Semoga kesempatan untuk mengunjungi tempat indah seperti ini semakin banyak. 👍🌄

    ReplyDelete

Silakan berkomentar dengan bijak dan positif. Terima kasih.