KONTRIBUSI TRAVEL BLOGGER DALAM PERUBAHAN IKLIM

Ceritaku menjadi saksi perubahan iklim

Berbicara isu lingkungan selalu menjadi hal yang menarik buat saya pribadi, ketika saya melanjutkan pendidikan master saya di bidang tourism, salah satu mata kuliah yang saya pelajari adalah mengenai Ekologi Lingkungan.

Tentu saja mata kuliah ini banyak membahas seputar isu-isu lingkungan, termasuk perubahan iklim, bagaimana bumi mengalami kerusakan akibat dari aktivitas manusia, bagaimana kondisi bumi kedepannya jika tidak dilakukan tindakan pencegahan atau setidaknya memperlambat dan memperbaiki. Nah, Travel Blogger juga punya peranan penting loh dalam perubahan iklim ini.


Salah satu hutan Borneo yang masih asri

Ketertarikan saya semakin besar ketika saya terjun langsung melakukan penelitian yang membahas dampak lingkungan dari kegiatan tourism, saya menemukan banyak hal menarik. Salah satunya adalah pembangunan hotel yang semakin banyak dan menjulang tinggi, ternyata mempunyai dampak besar terhadap kerusakan lingkungan dan dapat mengakibatkan perubahan iklim.

Waktu itu saya dan beberapa teman melakukan penelitian terhadap pembangunan beberapa hotel berbintang, ternyata dampaknya banyak sekali yang bisa mengakibatkan perubahan iklim di muka bumi ini jika tidak ditangani secepatnya.




Sebagai travel blogger yang sering mengunjungi banyak tempat, membuat saya menyaksikan secara langsung bagaimana kondisi tempat wisata yang masih banyak tidak mengindahkan lingkungan. Masih banyak tempat-tempat wisata yang pengelolaan sampahnya  belum ditangani dengan baik. Wisatawan yang masuk dibiarkan melebihi daya tampung (carrying capacity) karena hanya mengejar keuntungan semata.

Saya juga menyaksikan limbah hotel dibuang begitu saja ke tempat umum. Penggunaan energi yang berlebihan di hotel seperti jumlah lampu yang terlalu banyak. Membuang sisa makanan tamu tidak pada tempatnya, dan masih banyak hal lainnya yang tentu saja hal ini berkontribusi terhadap perubahan iklim di bumi ini, terlihat kecil tetapi jika dilakukan sering dan oleh banyak orang akan menjadi bola salju yang siap menghancurkan bumi kita kapan saja.

Efek apa yang dirasakan dengan adanya perubahan iklim?

Beberapa hari lalu saya mengikuti webinar yang diadakan oleh KBR.ID tentang perubahan iklim. Pembicara yang memang ahli bahkan sebagai praktisi di bidang lingkungan turut hadir memberikan paparan jelas tentang kondisi lingkungan kita saat ini seperti apa. Ada Davina Veronica sebagai Pegiat Lingkungan dan Perlindungan Satwa, Zul Karnedi sebagai pelestari penyu dari Bengkulu, serta Mubariq Ahmad selaku Direktur Eksekutif Yayasan Strategi Konservasi Indonesia. 

Acara ini juga mengundang Siti Hairul sebagai pelopor penggunaan Menstrual Cup, serta Widyanti Yuliandari Ketua Umum Pusat Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN) seorang blogger Indonesia yang rajin aktif menulis dan mengangkat isu-isu lingkungan. Pembahasannya sangat menarik. Saya berharap akan semakin banyak orang-orang seperti para pembicara yang mengangkat isu-isu lingkungan, sehingga awareness orang-orang akan semakin terdorong.


Sumber: IG KBR.ID

Saya sepakat dengan paparan Direktur Eksekutif Yayasan Strategi Konservasi Indonesia, Mubariq Ahmad bahwa salah satu dampak yang dirasakan dari perubahan iklim adalah musim yang makin tidak teratur dan ekstrim, dimana musim hujan sangat pendek dan ketika panas, panasnya akan sangat ekstrim, yang berdampak terhadap banyak keadaan, salah satunya adalah pertanian sehingga mengakibatkan berkurangnya hasil tani masyarakat. Mubariq Ahmad juga menambahkan bencana dan krisis air sebagai dampak lain yang akan muncul. 

Hal ini terbukti, ketika saya traveling ke daerah Dieng tahun 2019, banyak petani yang mengeluhkan musim panas sangat panjang beberapa tahun ini, sehingga hasil panen mereka berkurang, otomatis berpengaruh juga terhadap pendapatan para petani di daerah ini.


Sumber: Webinar Online KBR di Youtube

Kasus lainnya adalah, ketika saya traveling ke Labuan Bajo tahun 2016, suhu udara sangat menyengat mencapai 38 derajat di siang hari, saya mengobrol dengan beberapa warga sana, sebelum banyak pembangunan, suhu udara mereka tidak sepanas saat itu karena masih banyak pohon-pohon besar, setelah ada pembangunan pohon dan hutan-hutan banyak yang ditebang, bahkan berakibat pada kekurangan air bersih, saya sendiri merasakan kekurangan air bersih selama tinggal di tempat ini. 

Hal ini membuktikan bahwa sebuah pembangunan berkorelasi dengan menurunnya kondisi alam atau perubahan iklim, jika analisis dampak lingkungan (AMDAL) tidak dilakukan dengan tepat. Hal ini berbanding lurus juga dengan laporan The Global Risk Report 2020 yang dikeluarkan oleh World Economic Forum (WEF) bahwa cuaca panas yang sangat ekstrim dan kerusakan ekosistem alam akibat dari aktivitas manusia menjadi salah satu isu lingkungan yang bersifat global yang akan meningkat di tahun 2020 ini dimana hasil surveinya urutan ke-3 dan ke-4. 


Sumber : The Global Risk Report 2020 - World Economic Forum (WEF)

Kasus lain yang saya lihat ketika traveling ke Lombok tahun 2012, saya melakukan snorkling dengan jarak kedalaman air laut 1 meter saja di salah satu gili, ikan-ikan sudah berhamburan, kondisi airnya masih sangat bersih dan jernih. Ketika saya kembali tahun 2016, pasir yang dulu putih mulai sedikit menghitam dan ikan-ikan mulai sulit ditemukan di kedalaman 1 meter. Saya mulai melihat sampah mulai berserakan dimana-mana.

Kembali lagi, ikan-ikan tersebut sudah kehilangan tempatnya, karena kerusakan yang dilakukan oleh aktivitas manusia, salah satunya adalah membuang sampah sembarangan. Atau ketika saya mendaki gunung, saya menyaksikan sampah bertebaran dimana-mana, ada juga yang malas membawa turun kemudian mereka membakarnya, tentu saja hal ini akan merusak udara di gunung tersebut. Lagi-lagi aktivitas manusia berdampak terhadap perubahan iklim di muka bumi ini.

Tahun 2018 saya berkunjung ke Kalimantan, saya menjadi saksi bisu pembakaran hutan yang dilakukan oleh masyarakat demi memenuhi kebutuhan hidupnya, karena untuk bisa menghasilkan makanan, mereka harus membakar hutan terlebih dahulu kemudian digarap sebagai ladang.

Tentu saja jika terus-terusan dilakukan akan berkontribusi besar terhadap kerusakan lingkungan. Akibatnya udara semakin panas, udara bersih semakin berkurang, dan tentu saja kesuburan tanah akan terganggu akibat adanya aktivitas pembakaran tersebut. Dilema memang, dan disinilah dibutuhkan kolaborasi para penyusun kebijakan untuk menangani hal ini.

Apa kontribusiku sebagai Travel Blogger dalam mencegah perubahan iklim?

Melihat langsung di lapangan bagaimana kerusakan lingkungan yang terjadi, yang tentu saja memang harus ada kolaborasi dari berbagai pihak untuk memulihkannya, membuat saya berpikir, lantas apa yang bisa saya lakukan sebagai masyarakat untuk ikut berkontribusi baik terhadap perubahan iklim di muka bumi ini.

Perlahan saya lakukan beberapa hal kecil yang diharapkan dapat berkontribusi baik terhadap perubahan iklim bumi kita, baik saat di rumah ataupun saat sedang traveling. Meski saya merasa apa yang saya lakukan belum maksimal namun saya mencoba mengajak para pembaca setia blog saya dan para traveler untuk ikut menjaga bumi dengan melakukan beberapa aksi kecil seperti yang sudah saya lakukan tersebut. Apa saja yuk, check it out.


1. Ikut aksi tanam pohon

Salah satu kontribusi yang sudah saya lakukan untuk menjaga perubahan iklim agar tidak semakin memburuk adalah dengan ikut menanam pohon, hasilnya memang dalam jangka panjang, tapi itu akan dinikmati oleh anak cucu generasi kita berikutnya, di mana mereka masih akan menikmati udara segar berkat pohon yang kita tanam hari ini. Termasuk di rumah, rumahku juga sekelilingnya ditanami tumbuhan seperti sayuran, buah-buahan, tanaman obat, bunga, dan lainnya.

Nah kalau saat traveling, kamu bisa bertanya juga ke tempat yang kamu kunjungi, mereka ada program tanam pohon ga, kalau ada, kamu wajib ikut deh. Sebagai bentuk kontribusi kecil kamu untuk bumi lebih baik. Atau kamu bisa ikut komunitas-komunitas peduli lingkungan yang sekarang sudah mulai banyak berdiri.

2. Membuang sampah pada tempatnya

Sepertinya hal ini sudah sangat familiar di masyarakat, tapi ternyata di lapangan masih banyak orang yang suka membuang sampah sembarangan. Saya mencoba untuk selalu membuang sampah pada tempatnya, dan memilahnya mana sampah organik dan non organik. Simpel tapi ga semua orang sudah melakukannya, betulkan? Termasuk saat traveling, berhati-hati untuk tidak membuang sampah sembarangan.

3. Menggunakan tas isi ulang untuk belanja

Tahun 2012 juga saya mulai menggunakan tote bag atau tas daur ulang jika hendak belanja ke supermarket atau ke minimarket. Saya semakin konsisten setelah 2017, ketika saya melanjutkan kuliah saya di Jogja, di mana kebanyakan teman-teman akan selalu menggunakan tas isi ulang untuk belanja apapun dan kemanapun, termasuk ke pasar tradisional. Apalagi sekarang sudah banyak yang jual dengan desain yang menarik dan dijual dengan harga murah, masih gak mau beli?

4. Menghemat air bersih

Langkah kecil lainnya yang saya lakukan adalah menggunakan air bersih dengan bijak dimanapun, untuk apapun seperti untuk mandi, mencuci, dan lainnya. Hal ini sejak lama saya lakukan, semenjak saya suka traveling, dimana saya pernah melihat satu wilayah tempat saya traveling, mereka kesulitan dalam hal air bersih, dari situlah saya mulai bijak menggunakan air bersih, karena di tempat lain masih banyak orang yang kekurangan air bersih. Sekarang sudah sampai pada tahap, merasa bersalah kalau buang-buang air bersih dan kesal rasanya kalau ada orang yang buang-buang air bersih.


Sumber: Canva edited by Writer

5. Menggunakan tumbler

Sejak tahun 2012 saya rajin membawa tumbler kemanapun, meskipun ada satu atau dua kali tidak membawanya. Semakin rajin ketika saya melanjutkan kuliah saya di salah satu universitas negeri terbaik di Yogyakarta, kampus ini menghimbau semua mahasiswa, dosen, dan semua kalangan akademik untuk selalu membawa tumbler, bahkan di acara-acara resmi juga akan disediakan botol tumbler bagi tamu. Untuk mendukung hal ini, pihak kampus menyediakan stasion air minum isi ulang siap minum di beberapa titik tertentu.

Hal ini saya lakukan juga saat traveling loh, selalu membawa tumbler, nah biasanya beberapa penginapan ada yang menyediakan air isi ulang atau beberapa negara tertentu sudah menyediakan stasion air siap minum, jadi kita bisa refill.

Pengalaman saya trekking ke Nepal, dua gunung yang saki daki mewajibkan semua trekker untuk membawa tumbler karena mereka tidak menjual air minum dalam kemasan. Sebagai penggantinya kita bisa membeli ke warung milik warga atau melakukan isi ulang di beberapa lokasi yang sudah diatur oleh warga dan pemerintah secara gratis, lebih hemat kan?

6. Menggunakan energi listrik seperlunya

Kontribusi kecil lainnya yang saya lakukan adalah menghemat pemakaian listrik saat di rumah, jika siang hari saya selalu mematikan listrik dan saat tidur juga saya akan selalu mematikan listrik, mencabut laptop atau handphone jika sudah penuh, pokoknya tidak ada aliran listrik jika tidak digunakan. Ini saya lakukan juga ketika traveling loh.

Tidak menggunakan mesin pengering untuk mengeringkan pakaian pada saat musim panas, gunakan matahari sebagai alat pengeringnya. Jadi buat siapapun yang masih pakai mesin pengering padahal musim panas, yuk mulai sekarang tinggalkan kebiasaan itu.

7. Menggunakan sedotan plastik

Sejak tahun 2017 saya mulai menggunakan sedotan non plastik, saat ini sudah banyak dijual sedotan yang terbuat stainless atau dari bambu, nah buat teman-teman yang hobby-nya beli minuman di luar, mulai beli dan bawa tuh sedotan, hal ini sudah berkontribusi kecil loh terhadap pengurangan plastik.

perubahan iklim mengurangi sedotan


Termasuk jangan membeli alat makan plastik juga yang sekali pakai itu, belilah alat makan yang bisa dipakai berulang kali. Sudah banyak kan sekarang alat makan yang ramah lingkungan. Nah, ketika traveling saya selalu membawa sedotan yang bisa digunakan berulang kali ini loh.

8. Mengurangi penggunaan tisu

Hal kecil lainnya adalah saya mengurangi pemakaian tisu di rumah, menggantinya dengan lap tangan yang bisa dicuci, membawa sapu tangan saat bepergian. Saya masih menggunakan tisu tapi sangat jarang sekali dan hanya untuk hal-hal yang penting saja. Nah, kalau pas lagi traveling, lebih baik gunakan handuk yang disediakan oleh hotel ya ketimbang menggunakan tisu.

9. Memberikan donasi

Melakukan donasi untuk perawatan hutan dan satwa-satwa, banyak belakangan organisasi-organisasi NGO yang melakukan penggalangan dana untuk menjaga hutan dan merawat satwa-satwa yang dilindungi. Atau biasanya ketika saya traveling dan ada kegiatan menanam pohon, suka ada donasi, nah kita bisa tuh berkontribusi kecil untuk perubahan iklim.




10. Tidak memelihara satwa liar di rumah

Saya juga tidak memelihara satwa liar di rumah, membiarkan mereka hidup di alam semestinya. Membiarkan tinggal di habitat mereka adalah satu bentuk kontribusi kita juga loh terhadap lingkungan. Tentu saja ketika mereka tinggal dihabitatnya sendiri akan membantu kelangsungan bumi ini.

Nah itu kontribusi kecil yang sudah saya lakukan, mungkin terlihat sepele atau bahkan belum sempurna. Hal-hal kecil di atas juga kadang luput dilakukan oleh orang-orang.

Kebanyakan orang terlalu fokus ke hal-hal besar dan hanya melihat yang berdampak besar saja, padahal jika hal-hal kecil ini dimulai dan dilakukan oleh ribuan orang tentu saja akan berdampak besar terhadap perubahan iklim yang akan semakin membaik.

Setuju dengan yang diungkapkan oleh mba Widyanti Yuliandari bahwa

"aksi dalam kita menyelamatkan lingkungan ini sebenarnya tidak perlu aksi dari hanya satu dua gelintir orang atau kelompok ya, yang sempurna, tapi kita membutuhkan aksi-aksi yang tidak sempurna yang mungkin penuh kekurangan tapi dari banyak orang"

Ini kontribusi kecilku untuk perubahan iklim bumiku agar lebih baik, dengan tulisan ini, saya mengajak travel blogger dan teman-teman untuk bergerak, yuk bumi butuh aksi nyata kamu untuk membantunya lebih sehat.


Sumber: IG KBR.ID

Saya sudah berbagi pengalaman soal perubahan iklim. Anda juga bisa berbagi dengan mengikuti lomba blog "Perubahan Iklim" yang diselenggarakan KBR (Kantor Berita Radio) dan Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN). Syaratnya, bisa Anda lihat di sini.

85 Comment

  1. Beberapa langkah yang mbak Mei lakukan juga sudah aku lakukan. Cuma yang rada berat untuk aku adalah penggunaan kertas, soalnya untuk mengajar masih perlu ngeprint materi gitu. Paling aku print seperlunya dan pakai kertas bekas atau diprint bolak balik. Semoga langkah mbak Mei bisa diikuti oleh blogger lainnya demi bumi yang lebih sehat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. aamiin mba mudah-mudahan dan soal kertas gpp pelan-pelan aja dulu yang penting kan kita udah usaha ya

      Delete
  2. Bener banget mb...tampakny memang harus banyak tulisan dan informasi seperti ini agar kita menjadi sadar akan dampaknya terhadap lingkungan, keren mb..

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasih mba, semoga berdampak dan semakin banyak yang aware

      Delete
  3. Walau sebagai travel blogger perannya kecil, namun bisa ikut membantu dalam menjaga bumi tetap hijau ya Mbak. Pembangunan hotel penting untuk tourism. Akan memicu wisatawan untuk datang dan menggerakkan roda ekonomi. Tapi kalau ada hotel yang membuang sampah di tempat umum, itu namanya kebangetan. Peran kita sebagai travel blogger adalah jangan pernah nginap di hotel seperti itu :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. harus saling bantu mengingatkan dengan mereka juga

      Delete
  4. Ini tuh masih harus loh terus diedukasi karena masih banyak masyarakat kita yang doyan jalan-jalan tidak melakukan hal-hal diatas. Bahkan ini aku dengar dari beberapa cerita teman yang suka bepergian menjelajah Indonesia.

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul awareness itu kebangun kalau kita sering mendengarnya, sosialisasinya diperbanyak

      Delete
  5. Ternyata banyak juga yang bisa kita lakukan sebagai blogger, menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari lalu membagikan hal yang bermanfaat ini kepada orang lainnya, ini menambah insight baru buat saya juga :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasih mba jika ini menjadi insight bagus

      Delete
  6. Terima kasih Mei sudah menulis apa yang telah kamu lakukan selama ini. Tetaplah menulis karena menurut Pramoedya Ananta Toer, dengan menulis, "suaramu tak akan padam ditelan angin, akan abadi sampai jauh, jauh di kemudian hari".

    ReplyDelete
    Replies
    1. aamiin semoga tulisannya bermanfaat ya SOnny

      Delete
  7. Aku juga kemana-mana mulai bawa tempat minum sendiri. Tapi tissu nih yang belum terhindarkan dan tentunya pospak si kecil

    ReplyDelete
  8. Banyak sekali yang bisa Kita lakukan untuk membantu mengurangi dampak perubahan iklim ini ya. Dimulai dari Hal keseharian dalam kehidupan Kita. Simple tapi efektif, apalagi kalau semua melakukannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah itu, yang belum terlaksana adalah sama-sama melakukannya

      Delete
  9. Menghemat air bersih menurutku amat sangat wajib. Nggak kebayang deh hidup tanpa air bersih ya mba. Dan smeua orang punya kontribusi terbaik untuk bumi yang kita cintai ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul semua bisa ko berkontribusi hanya saja kadang kurang paham aja pa yang bisa dilakukan

      Delete
  10. kasihan petani di dieng yg kena kemarau panjang ya kak mei. mereka bingung gimana agar tanaman tercukupi kebutuhan airnya sehingga panennya bisa melimpah dan memberi untung

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya betul mba dan salah satu yang bisa kita lakukan ya melakukan campaign ini, agar sama2 melakukan hal-hal kecil dari diri kita

      Delete
  11. Salah satu kenapa seneng nulis dan disatuin dalam blog adalah untuk ini. Dengan memberi detail kenapa dan bagaimana lalu apa solusinya, semoga bisa getok tular dibaca banyak orang ..

    ReplyDelete
  12. Hooo bener banget yang soal pembangunan hotel yang ekstra itu. Hal itu sudah keliatan di Jogja. Pembangunan hotel sudah over, dampaknya ke kualitas air tanah. Begitupun di Trawas/Tretes. Akibatnya jumlah pohon berkurang. Hawa ga seadem dulu. Begitupun di Puncak Bogor. Hutan digunduli untuk bangun vila. Dampaknya ya banjir di hilir.

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah itu mba, kebetulan saya pernah meneliti beberapa tempat jadi tahu di lapangan kayak apa, miris deh

      Delete
  13. wah ini bakal ngaruh juga ke pertanian ya mbak soalnya nanti saat musim kemarau bisa kekurangan air soalnya ada alih fungsi jadi hotel atau villa

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul banget dan sekarang sudah keliatan dampak negatifnya

      Delete
  14. Ok ini sebenarnya nggak cuma untuk travel blogger tapi untuk semua.. saya akan coba menerapkannya.. makasih banyak infonya ya..saya jadi tertarik juga untuk berpartisipasi dalam lomb aini

    ReplyDelete
    Replies
    1. siap semangat mba mari bergotong royong melakukan ini agar bumi kita bisa lebih baik lagi

      Delete
  15. Paparannya panjang tapi menyadarkan saya akan perubahan iklim yang terjadi saat ini. Benar ini adalah tugas kita semua ya kak. Tidak bisa dilakukan individu harus berjamaah. Karena perubahan iklim sekecil apapun dampaknya akan besar sekali kepada kehidupan kita saat ini dan besok generasi masa depan

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul mba harus ada kolaborasi dari semua pihak

      Delete
  16. Apa jadinya jika tempat wisata yang semula indah malah dikembangkan dengan bangunan yang tidak ramah lingkungan? Sayang sekali namun itu banyak terjadi di Indonesia. Yah. ada banyak yang harus dibenahi juga agar pariwisata tidak menjadi bumerang bagi lingkungan sekitar.
    Jadi terpikir untuk beli sedotan aluminium di toko perabotan. Untu jaga-jaga saja jika Palung pengen minum jus buah di luar jika kami kehausan ehabis jalan-jalan di kecamatan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya teh mari kita mulaid air hal-hal kecil dna mengajarkan anak-anak untuk mulai aware terhadap bumi kita

      Delete
  17. Salut mbak atas konsistensimu ikut menjaga lingkungan mulai dari diri sendiri..yang penting konsisten dan lewat tulisan ini semoga makin menginspirasi banyak pembaca agar lebih sadar lingkungan..

    ReplyDelete
    Replies
    1. aamiin mba doakan selalu konsisten sampai seterusnya

      Delete
  18. Ternyata jurusan kuliahnya Mbak Mei related yaaa sama hobinya. So happy!
    Anyway, tips²nya untuk menjaga lingkungan mulai banyak yang aku terapkan juga, Mbak. Khususnya tentang meminimalisir penggunaan listrik, misalnya matiin kipas angin dan lampu di ruangan yang kosong.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya karena hobby jalan jadilah ambil tourism heheh

      Delete
  19. Waahh, kuliah di UGM juga ternyata ya, galfok sama rektoratnya, hihi.. ambil jurusan kehutanan ya mba?soalnya ada matkul ekologi lingkungan, hehe.. Benar banget mba, saya setuju dengan membawa botol minum sendiri setidaknya kita sudah mengurangi sampah yang timbul jika harus membeli AMDK

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya di Tourism Studies Mba Din, tapi memang belajar ekologi sih, saya di SPS, dari UGM juga kah?

      Delete
  20. Dalam kurun waktu kurang dari 5 tahun, alam sudah banyak sekali menunjukkan perubahan iklim yang significant.
    Semoga dengan upaya kecil dari pembiasaan yang kita lakukan, bisa sedikit demi sedikit memperbaiki lingkungan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. aamiin mba Lendy, semoga kembali membaik ya

      Delete
    2. Bagus banget kak Mei...
      Sekecil apapun yang kita lakukan, bisa berdampak baik untuk lingkungan.

      Delete
    3. Merubah kebiasaan ini memang gak mudah. Tapi yakin bahwa kebiasaan kecil yang kita lakukan, bisa berdampak baik untuk lingkungan.

      Delete
  21. banyak yang bisa kita lakukan untuk memastikan lingkung tetap asri dan terhaga, plus meminimalisir dampak dari perubahan klim. Advokasi tentunya bisa kita lakukan via blog ya mbaaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul mba sebagai bentuk membantu sosialisasi pemerintah dan dorong awareness masyarakat

      Delete
  22. Beberapa hal untuk membantu melestarikan lingkungan juga sudah saya terapkan meski belum banyak, tapi dari sedikit semoga jadi banyak. salah satunya dengan menanam tanaman di depan rumah, memilah sampah juga yang organik dijadikan kompos. Semua bisa memperhatikan lingkungan tinggal kemauannya yg perlu dikuatkan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. gpp mba satu demi satu dilakukan, yang penting sudah sadar pentingnya peranan kita itu sudah sangat membantu mba

      Delete
  23. Barokallah ya kak Mei, apa yang dilakukan meski belum banyak tetap satu langkah kebaikan dalam menjaga lingkungan
    terus menulis tentang kebaikan seperti ini, agar semakin banyak yang makin sayang lingkungan

    ReplyDelete
  24. Mba meeei, saluut looh, yang kamu lakuin udh lumayan banyak. Dan jujur ini memotivasi aku banget untuk mulai meniru juga apa yg kamu udh lakuin. Beberapa poin sbnrnya udah aku lakukan, kayak bawa Tumbler, bawa alat makan sejak pandemi sih, Ama buang sampah. Walopun ini jg blm rutin, Krn walopun dipisahin, ternyata pas diambil Ama tukangnya, digabung semuaaa wkwkwkwkw. Piyeee coba.

    Tapi pelan2 aku mau kok mulai dr skr utk membantu mencegah perubahan iklim LBH parah. Kasian kalo baca beruang kutub makin berkurang Krn tempat hidupnya semakin panas :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. semangant traveler idolakuhhh, you can do it

      Delete
  25. Beberapa tahun lalu sempat ramai ya tentang pendaki gunung yang nyampah :'( Itu pendaki karbitan atau gimana ya. Kalo yang beneran dapat diklatsar pastinya paham tentang kelestarian lingkungan ya.

    Semoga ke depannya makin banyak nih yang peduli pada kelestarian lingkungan :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. mereka hanya niat mendaki tapi tidak berniat menjaga, semoga makin banyak ya kedepannya yang lebih aware

      Delete
  26. suarakan apa yang kamu lihat, dengar dan rasakan bila memang tidak sesuai dengan hati nurani dan mari kta jaga hutan dan alam dengan menjaga hati dan pkikiran agar tidak "nyampah"

    ReplyDelete
  27. Melalui tulisan menurutku memang penting sekali untuk memberikan kontribusi ya mba. Terkesan sepele tapi berperan penting ya mba

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul mba semoga bermanfaat dan mendorong awareness banyak orang

      Delete
  28. Ulasannya keren banget kakk, dan aku kesentil karna sadar baru sedikit upaya aku utk ikut andil peduli lingkungan.
    Btw masih ada ga webinar ttg peduli lingkungan kyk gini kak? Mau ikutan huhuu klo masih ada.

    ReplyDelete
    Replies
    1. setahu saya banyak kak, saya sering dapat soalnya

      Delete
  29. Salut banget kak meiii sama beberapa poin yang udah kk lakuin ini, semoga akan banyak teman2 yang ikut sadar akan aksi nyata utk menjaga bumi kita tetap sustain. Ini memang harus dilakuin dari kita, oleh kita, agar kelak bisa utk kita impact baiknya. Aku jadi dapat insight baru tentang bbrp hal yg blm aku lakuin, akan aku coba juga kak. It's great article to sharing. Izin share yaa ka :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya Indri sama-sama semangat lakuin yang belum dilakuin ya, thanks buat sharing ya

      Delete
  30. Rapihhh bener nulisnya. Lanjutkan kak 😊

    ReplyDelete
  31. Teh Meiiii, uhm ku suka sama tulisan dan tentunya isinya juga. Makasi teh dah berbagi pengalaman dan pengetahuannya. Semoga setelah ini lebih banyak lagi teman-temen yang sadar akan kesehatan dan keberlangsungan Bumi dan tentunya akan lebih baik jika hal itu diikuti dengan aksi nyata. Semangat teh, lanjutkan hehe

    ReplyDelete
  32. semangaaat terussss berbagi dlm hal menulis ya.

    ReplyDelete
  33. Mba di Labuan Bajo itu sampai 38 derajat? Wow kebayang deh panasnya disana, eh tapi disini juga lagi hot cuacanya

    ReplyDelete
  34. Saya baru tau ternyata masih ada ya limbah hotel yang dibuang begitu saya keranah umum.

    ReplyDelete
  35. Dengan mengunjungi alam langsung, empati kita langsung terbangun ya apabila banyak petani atau penduduk akhirnya merasa kesusahan akibat kemarau panjang dan pembangunan yang kurang memenuhi syarat. Semoga jadi perhatian kita semua

    ReplyDelete
  36. Saya juga nggak setuju sama wisatawan yang masuk dibiarkan melebihi daya tampung (carrying capacity) karena hanya mengejar keuntungan. Ini lama2 akan merusak daerah wisata itu sendiri

    ReplyDelete
  37. Pernah dengar cerita saudara dulu ke Guilin tahun 1990-2000 an sungainya masih bening dan jernih. Tahun lalu aku dengan saudara ku tsb pergi ke Guilin lagi, dan dia blg sekarang sudah jauh berubah, sungainya jadi hijau, tidak sebening dulu lagi. Rasanya karena polusi dan efek lain, memang harus dari kita sendiri yang mengubahnya.

    ReplyDelete
  38. Kontribusinya penting banget ya dalam menjaga kelestarian lingkungan dan alam, semoga kita semua juga bisa berpartisipasi langsung

    ReplyDelete
  39. Lihat hutan gundul sedih banget. Solo menurutku ini kota kecil wisata juga nggak banyak hotel dimana mana :(

    ReplyDelete
  40. Saya juga suka sekali wisata alam, Mbak Mei. Dan terkadang ya sudah disediakan tempat sampah, mengunjung masih saja buang sampah sembarangan. Lalu membaca cerita Mbak Mei saat ke Labuan Bajo yang sampai kekurangan air. Lalu ke lombok yang mulai terkikis keindahan dan kurnag ikan-ikannya, memang sangat miris.
    Jadi wisata bisa terus ada, asal tetap seimbang dengan alam. karena kalau tidak, wisata sebagus apa pun, lama-lama akan rusak juga.

    ReplyDelete
  41. Keren sekali kak. Langkah sederhana yang kita lakukan, selama itu konsisten bisa membuahkan hasil yang terbaik ya. Semoga semakin banyak orang-orang yang sadar pentingnya menjaga bumi kita ini.

    ReplyDelete
  42. dalam beberapa tahun ini ku juga udah membiasakan diri bawa tumblr kemana mana, ditambah sedotan stainles juga aku selalu bawa hihihi, semoga hutan kita kembali sehat yaaa

    ReplyDelete
  43. Semuanya jadi back to basic buat jaga kelestarian hutan & lingkungan

    ReplyDelete
  44. Aku pernah loh ikutan aksi tanam pohon waktu ke Boyolali dan menyenangkan sekali, selain aku lagi jalan-jalan dan ikutan juga tanam pohon.

    ReplyDelete
  45. aku juga lagi belajar untuk menghemat air bersih di rumah dengan cara meminimalisir membuka keran kalo tidak perlu.. semangat kak, kita pasti bisa menjaga bumi dengan bersama-sama membantu <3

    ReplyDelete
  46. Wah ternyata banyak yg bisa dilakukan oleh travel blogger ya agar iklim lebih baik. Noted banget masukannya

    ReplyDelete
  47. Ternyata banyak sekali peran yang bisa dilakukan oleh Travel Blogger.
    Jangan sampai memberi kontribusi yang negatif...
    Sering sedih kalau lihat orang-orang yang ngakunya pecinta alam, tapi malah mengotori lingkungan.
    Contohnya banyak di berita... para pendaki yang malah mengotori gunung dengan sampah-sampah... :(

    ReplyDelete
  48. Baca ini aku jadi teringat pada kondisi Karimun Jawa setelah kondang.... Sediiih.

    Oiya, mesti ya ada kampanye masif dan kontinu bagi para penjual makanan atau bahan makanan agar mereka mulai mempergunakan kemasan yang ramah lingkungan. Selama ini kuamati yg sadar pembelinua yang segelintir.


    BTW jadi kanget Balairung aku lhoooo gara-gara ada fotonya di sini.


    ReplyDelete
  49. Bener banget kak mei, perubahan iklimlah yang sangat kentara, musim hujam jadi sangat pendek atau sebaliknya.jujur yang paling sedih adalah sampah plastik dan aku lagi diet plastik, apapun bawa tumbler dan tupperware walaupun ribet dan sulit atau belum terbiasa aku terus berusaha, sedih rasanya melihat kerusakan bumi ini sementara manusia makin kaya kepeduliannya banyakan hanya di permukaan CSR abal2 hanya demi citra positif padahal aslinya perusahaan tsb menggali SDA hingga merusak. Semoga pohon2 yang ditanam juga dijaga hingga besar

    ReplyDelete
  50. Bener banget kak menerapkan untuk selalu peduli dengan lingkungan itu dari diri sendiri. Contoh kecil pada saat travelling tidak membuang sampah plastik sembarangan di tempat yang kita kunjungi.

    ReplyDelete
  51. semoga kita bisa melakukan hal kecil yg memberi dampak baik bagi lingkungan ya Mei.

    ReplyDelete
  52. Wahhhhh mbak! Itu bagus ������

    ReplyDelete

Silakan berkomentar dengan bijak dan positif. Terima kasih.