MENDAKI PUNCAK POON HILL DI HIMALAYA

Poon Hill adalah satu dari belasan puncak gunung yang berderet di Himalaya. Menjadi salah satu puncak gunung yang menjadi incaran banyak pendaki yang hanya punya waktu sedikit, karena hanya membutuhkan waktu pendakian 3-4 hari saja.

poon hill himalaya meimoodaema


HARI KE-1 (JAKARTA - KATHMANDU)

Hari pertama adalah keberangkatan dari Indonesia menuju Kathmandu. Saya sendirian waktu itu dan transit di Malaysia, sekaligus juga bertemu dengan beberapa travelmate yang belum saya temui sebelumnya. Kebetulan saja mereka hendak berkeliling ke Kota Nepal. Jadi saya ikut bergabung dengan mereka.

Sekitar pukul 11 siang waktu Malasyia, saya bertemu dengan mereka bertiga, kami mengobrol sekaligus menunggu pesawat kami yang akan lepas landas menuju Kathamandu sekitar pukul 1 siang. Sore hari kami sampai di bandara Kathmandu, Nepal. Kami langsung urus imigrasi, tukar uang, dan langsung menuju ke tempat pengurusan izin masuk untuk mendaki ke Poon Hill. Ternyata tempat perizinan sudah tutup, akhirnya kami langsung ke penginapan. Izinnya kami urus besok hari.

Malamnya kami habiskan berkeliling mencari makan, melihat-lihat kota Tamel yang merupakan salah satu kota teramai di Nepal. Kami juga membeli beberapa perlengkapan pendakian yang masih kurang. Di sinilah kamu bertemu dengan Ajun, pemilik toko alat-alat pendakian, sampai akhirnya kami memutuskan untuk menyewa kendaraan untuk menuju Pokhara, yaitu kota kecil terakhir sebelum melakukan pendakian. Yang awalnya kami berencana untuk menggunakan bus umum menuju Pokhara.

HARI KE-2 (KATHMANDU - POKHARA)

Pagi-pagi kamu bangun dan mempersiapkan semuanya. Kami menitipkan beberapa barang yang tidak terpakai di hotel. Kenapa kami seberani itu menitipkan barang? Pertama hotel yang kami tempati sudah masuk dalam salah satu aplikasi pencarian hotel dengan penilaian sangat memuaskan. Kedua, pemilik toko yang kami sewa mobilnya kenal dengan pemilik hotel ini.

Saat kami sarapan, di hotel ini pula kami bertemu orang Indonesia yang get lost. Akhirnya mereka join dengan kami untuk ikut ke Poon Hiil. Selesai sarapan, packing, kami langsung berangkat menuju pengurusan izin masuk ke kawasan Annapurna - Himalaya. Selesai itu kami berjalan-jalan ke beberapa destinasi wisata kota di kota Tamel.

Perjalanan kami dimulai dari Kathmandu. Kami menyewa sebuah mobil menuju Pokhara yang merupakan kota terakhir sebelum melakukan pendakian dan berangkat pada sore hari.

Kemudian kami lanjutkan ke Nayapul. Butuh sekitar 8-10 jam untuk bisa sampai ke tempat ini. Kami sempat singgah di beberapa tempat makan dan menikmati kopi khas Nepal karena udara Himalaya mulai terasa menyelimuti setiap sudut kota.

HARI KE-3 (POKHARA - ULERI)

Kami tiba di Pokhara sekitar pukul 2 pagi dan menginap di salah satu hotel yang direkomendasikan oleh Ajun driver kami. Ternyata hotelnya masuk dalam rekomendasinya TripAdvisor. Pagi-pagi sekitar pukul 8 kami sudah checkout lagi dan siap-siap menuju Nayapul.




Nayapul adalah basecamp sebelum melakukan pendakian ke puncak Poon Hill yang terletak di Ghorepani Himalaya. Semua pendaki yang hendak ke Poon Hill atau ke ABC (Annapurna Base Camp) dengan lintas jalur akan melewati basecamp ini. Di basecamp Nayapul kamu juga bisa menitip beberapa barang jika merasa barang kamu kelebihan, seperti yang aku lakukan. Waktu itu aku membayar 20 ribu rupiah untuk sekitar 3 hari.






Nayapul – Birethanti – Hille - Uleri

Sekitar pukul 8.30 kami sudah sampai di Nayapul, melakukan packing ulang beberapa barang dan menitipkannya di basecamp Nayapul. Beberapa ratus meter dari basecamp ini terdapat pos masuk pengecekan izin masuk untuk menuju Poon Hill. Pukul 9.30 kami mulai melakukan trekking.





Sama seperti di Indonesia, nah sebelum melakukan pendakian ke puncak Poon Hill jangan lupa kamu sebelumnya harus mengurus izin masuknya dulu, kalau di Indonesia SIMAKSI (Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi), kalau di Nepal ini nama surat izin masuknya adalah ACA (Annapurna Conservation Area). Mudah ko mengurusnya.


tempat pengecekan surat izin pendakian


Setelah mendapatkan cap masuk dan berfoto, kami memulai trekking. Dari awal perjalanan sudah mulai naik, jalannya berupa bebatuan besar. Perjuangan dimulai. Namun perjalanan tidak begitu terasa karena udara sekitar di sini sangat sejuk dan melewati beberapa lodge, sehingga kalau lelah kita bisa berhenti untuk menginap atau makan. Perjalanan kami sangat santai, setiap kali ada lodge hampir selalu berhenti dan makan hehehe.

poon hill himalaya


Untuk sampai menuju puncak Poon Hill, kita akan melewati beberapa pos yang biasa digunakan trekker untuk beristirahat atau makan yaitu Nayapul – Birethanti – Hille – Ulleri – Ghorepani – Poon Hill.


salah satu jalur menuju puncak Poon Hill


banyak sekali model jembatan kayak gini menuju Poon Hill
 

Berbeda dengan gunung-gunung diIndonesia, sepanjang jalan menuju puncak Poon Hill di Ghorepani Himalaya ini ditemukan beberapa penginapan dan tempat makan jadi bagi teman-teman yang lelah bisa istirahat dan berhenti untuk menginap dan makan. Rutenya pun sangat aman dan jelas karena memang jalur sampai Poon Hill merupakan jalur yang biasa digunakan warga untuk beraktifitas.



bertemu dengan trekker lainnya

Bahkan wifi sampai ke penginapan terakhir sebelum menuju puncak masih menyala kenceng. Jadi yang hobby upload-upload aman deh. Tapi membawa perlengkapan pribadi saja dan buat saya rasanya jaket dan sleeping bag wajib bawa karena udaranya dingin banget kalau mengandalkan selimut dari penginapan rasanya tidak cukup.


jalurnya kadang naik, turun, lurus, landai dan kadang lewatin sungai

Pukul 5 sore kami tiba di Uleri salah satu pos yang menawarkan keindahan view Himalaya disekelilingnya, hari sudah mulai gelap dan kami memutuskan menginap di pos Uleri. Penginapan di sini berkisar antara 50-100 ribu permalam dan bisa share cost dengan teman sekamar kita. Makanan pun harganya cukup terjangkau antara 10-50 ribu tergantung apa yang ingin kamu makan.

Bagi yang muslim jangan khawatir, karena mayoritas agama di Nepal adalah Hindu, jadi mereka tidak memakan bahkan membunuh yang bernyawa, jadi makannya bisa dipastikan halal, tapi tetap hati-hati ya.


salah satu penginapan di Poon Hill

Udara sudah mulai menusuk tulang belulang dan perut kami sudah kenyang, kami mulai tidur setelah mencoba menghangatkan badan dengan tungku api di ruang makan bersama para trekker lainnya, siapin fisik untuk perjalanan hari kedua menuju puncak Poon Hill yang berada di Ghorepani Himalaya.

HARI KE-4 (ULERI - GHOREPANI)

Pukul 9an setelah sarapan pagi kami mulai melanjutkan perjalanan menuju Ghorepani. Rute inilah yang paling panjang sepanjang menuju puncak Poon Hill. Jalanannya menanjak dengan bebatuan yang sudah tersusun rapi seperti tangga. Sama seperti sebelumnya kami melakukan perjalanan dengan sangat santai.


pemandangan menuju Ghorepani gunung saljunya sudah mulai terlihat

Sepanjang perjalanan menuju Ghorepani, pegunungan bersalju mulai terlihat, kami melewati beberapa hutan terbuka dengan pemandangan indah. Cuaca sangat panas waktu itu tetapi udara tetap sejuk. Sampai di Ghorepani sekitar pukul 5 sore, kami mencari penginapan yang mendekati pintu puncak dan kami menginap di lodge yang pemandangan belakangnya gunung bersalju.


setiap jalur tersedia air yang dapat diminum yang dikelola masyarakat
jangan lupa bawa tumbler ya, karena tidak ada yang menjual AMDK

Kami mengunjungi tempat ini pada saat mendekati winter, musim perpindahan dari musim panas ke musim dingin, sehingga tidak begitu banyak pendaki yang datang ke puncak Poon Hill yang ada di Ghorepani Himalaya ini, sehingga cukup banyak pilihan penginapan. Informasi dari pemilik hotel biasanya winter sepi pendakian. Seperti biasa saat makan malam kita akan berkumpul dengan beberapa trekker dari negara lain dan tentunya mengobrol dengan mereka. Malam itu cuaca sangat dingin sampai -5 derajat, jadi aku dan teman-teman memutuskan tidur di ruang tamu karena ada tempat penghangat alami yaitu berupa pembakaran batu alam.


pintu masuk puncak Poon Hill


HARI KE-5 (PUNCAK POON HILL)

Pukul 4 subuh kami sudah bangun dan siap-siap melihat sunrise di puncak Poon Hill. Jaraknya sekitar 30 menit dari penginapan untuk menuju puncak. Teman-teman cowok sudah pada duluan menuju puncak, sementara aku dnan teman-teman perempuan lebih banyak berhenti untuk foto-foto. Sampai pada akhirnya kedua teman perempuan memutuskan untuk menunggu di bawah karena kelelahan.



ratusan tangga menuju puncak Poon Hill



Di puncak Poon Hill di Ghorepani Himalaya terdapat sebuah menara pandang untuk mengambil foto dan melihat pemandangan indah sekitar gunung yang dihiasi salju. Ada tempat duduk untuk santai dan yang paling penting ada warung kopi dan teh yang dapat membantu menghangatkan badan karena suhunya lumayan dingin meski matahari bersinar.




Setelah puas berfoto, kami turun dan kembali ke hotel dan berkemas untuk perjalanan berikutnya. Di sini kami mulai berpecah, ada yang pulang ke Indonesia, ada yang lanjut ke India, ada juga yang ke Singapore. Aku? pastinya melanjutkan petualangan seru ke puncak Annapurna Basecamp (ABC) dengan lintas jalur.



Penasaran kan pengen tahu aku bisa bertahan dan berlari-lari di hutan Himalaya sendirian selama berhari-hari karena ga ketemu orang? ditunggu ya…..

Miss you Annapurna Basecamp (ABC).....




107 Comment

  1. Saya tuh selalu takjub mengikuti kisah perjalanan Mba yg dah sampai di Hilamaya. Kalo kisahnya dibukukan keren nih..

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasih mba Rita, doakan ya jadi sebuah buku, aamiin

      Delete
  2. pengen banget kembali mengulang masa-masa hidup di alam bebas tapi nanti coba lagi bila bocil sudah lumayan besar dan bisa di tinggil. pengen juga kembali menjelajah tapi Indonesia aja saya biar cepet pulang hehehehh

    ReplyDelete
    Replies
    1. aamiin ka, ayo semangat nanti jalannya sama bocil2nya

      Delete
  3. Seru banget,, mau ke Nepal deh, culturenya masih kental bgt

    ReplyDelete
  4. wah butuh kondisi fisik yang maksimal nih kalo mau mendaki puncak poon hiil di himalaya, melihat medannya juga wow... sepatu yang digunakan mungkin sepatu mendaki gunung yang sol-nya kuat

    ReplyDelete
  5. Cakep banget pemandangan dan harga makanan dan penginapan murah banget ya. Bahkan lebih murah dari papua.

    ReplyDelete
  6. jembatan goyangnya sukses bikin saya gemeter mba :) saya takut ketinggian soalnya hahaa apalagi kalau di tengah jembatan yang seperti itu huhuhuu salut sama mbak mei yg ga ada takut2nya

    ReplyDelete
    Replies
    1. seru tapi ngeri mba wwkwkk soalnya pernah ngerasain nyebrang di jembatan gitu, goyang2 kena angin, parno sendiri bawaannya :(

      Delete
  7. aku belum pernah hiking, rencana setelah pandemi pengen diwujudkan nih :D semoga bisa

    ReplyDelete
  8. Waaaaahhhh... ini keren banget mbak, ah aku tuh pengen banget ke Himalaya. Lihat beberapa perjalananmu untuk tracking tuh seru banget deh.

    ReplyDelete
  9. Can't waiiitt cerita berikutnya, gimana tuh Mba Mei bs bertahan di hutan selama berhari2...? Seneng banget ya udah sampe Poon Hill aja. Great!

    ReplyDelete
  10. Wah pengalaman yang sangat berharga sekali ya mbak, saya yang baca aja merasa pengen banget buat kesana huehehe

    ReplyDelete
  11. Entah kenapa kalau baca tulisan kak Mei tentang perjalanan mendaki Himalaya, aku tuh selalu keingetan sama novel Into Thin Air. Kayanya Poon Hill ini masih puncak yang terbilang nggak esktrem ya kak? Pemandangannya priceless banget.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ga mba tapi memang udha di atas 3000an mdpl, stamina harus lumayan, sama dinginnya

      Delete
  12. Cakep banget mbak, Puncak Himalaya tertutup salju gitu ya...keren bisa sampai kesitu bikin mupeng aja euy tuk pergi kesana

    ReplyDelete
  13. Keren banget mbakk, pemandangannya bagus perjalanannya seru..jadi punya cerita utk diturunkan ke anak cucu kelak ya muehehe

    ReplyDelete
  14. Aaak seru banget udah sampai Nepal mendakinya. Dan takjub banget sama pemandangan puncak Himalaya-nya yang keren banget. Memang yaa ciptaan Tuhan ini nggak ada tandingannya. Duh.. Aku jadi kangen traveling nih.

    ReplyDelete
  15. Seru banget banyak jembatan kaya gitu buat menuju puncaknyaa, selalu takjub sama pemandangan dari puncak gunung tu cantik banget yaaa

    ReplyDelete
  16. Sungguhan gak sabar menanti keseruan kisah kak Mei bisa bertahan di Himalaya.
    Lingkungan asing dan kak Mei pun orang asing.
    Mau nangis gak siih...?

    ReplyDelete
    Replies
    1. ga kepikiran nangis mba, hanya berpikir gimana cepet sampai hahah

      Delete
    2. Waah...memang kalau sudah biasa terlatih hiking itu...beda mentalnya yaa..
      Aku uda meratapi nasib duluan kalau sendirian dan gak tau arah pulang.

      Delete
  17. Nungguin kisah selanjutnya dooongg... Yang trekking di sini cuacanya hangat kayaknya ya Mei meskipun ada salju yang turun. Kayak berasa naik di Merbabu aja gitu ya hehehe...
    Yuk ditungguh tulisan berikutnya ya Mei. Asik deh ngikutin perjalananmu, berasa balik jaman muda lagi. :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya mba Unik ini masih hangat, karena masih banyak matahari, kalau malam udah -5an di lodgenya, di atas mungkin bisa lebih

      Delete
    2. Wuiiih bisa berubah drastis suhunya ya Mei klo udah malam dan makin ke atas. Staminamu luar biasa deh, salut aku ngeliat kamu aktif banget.

      Delete
    3. ya kalau malam sekitar segitu padahal itu hari ke 2 bersalju, mungkin makin dingin hari berikutnya

      Delete
  18. Fisik dan semangat yang luar biasa ini mba bisa sampai sana ya
    barokallah senangnya bisa melihat pemandangan keren dari atas sana.

    ReplyDelete
  19. Seru dan tegang lihatnya. Apalagi di jembatan goyang. Untuk harga lumayan murah ya mbak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya di sana murah-murah mba dan jembatannya bikin seru hehe

      Delete
  20. seru banget mbak, sepanjang baca cerita ini aku sambil membayangi :D tapi aku lebih penasaran sama tempat penginapannya, dari luar kelihatan keren gitu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya bagus-bagus ko dalamnya nanti saya insyallah ulas juga

      Delete
  21. Woww, gak ada habisnya cerita pendakian gunung. Sampe ke Himalaya pun dijabanin, ckck..

    Medan menuju Poon Hill udah teratur ya Mbak, yah walaupun berat sih, kontur nanjak, tapi batunya sudah diset buat trekking

    Mau cerita ndaki ke gunung mana lagi mbak? ��

    ReplyDelete
    Replies
    1. ditunggu ya mba Yun cerita berikutnya

      Delete
  22. Ya ampun seru banget liat foto-fotonya. Udah ada channel YouTube belum, mbka? Kalo belum, sayang banget dibikin vlognya pasti bagus nih. 👍😍

    ReplyDelete
    Replies
    1. ga pernah diisi channel youtubenya Mas

      Delete
  23. Tiap baca postingan mba yang membahas naik gunung rasanya pingin banget mencobanya sekali aja. Aku belum perbah soalnya, nanjak dari curug aja ngos-ngosan 😅 pemandangannya yang cantik membayar semua tenaga yg terpakai yaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. superb pemandangannya ka ayo ayo nyobain bareng aku

      Delete
  24. MasyaaAllah
    Seneng bgt Mbak bisa jalan2 ke mana2
    Pemandanganny baguss
    Jembatanny sekilas mirip jembatan canopy bangkirai mbaa
    Baguss
    Seneng nih baca2 cerita2 traveling mba 😍

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasih mba, doakan saya bisa berkeliling ke tempat lain

      Delete
  25. Ya ampun Nepaaaal cantik sekali
    Semoga saya bisa segara ke Nepal. Salah satu bucked list saya
    Btw jadi inget temennya temen saya yg seorang tour guide. Katanya terjebak di Nepal karena pandemi. Lalu kehabisan dana. Sekarang sedang ada penggalangan dana untuk membantu kepulangan beliau

    ReplyDelete
    Replies
    1. mudah-mudahan temannya sehat selalu mba dan pulang ke Indonesia dengan selamat, aamiin

      Delete
  26. Seru sekali bisa melakukan perjalanan dan penjelajahan melihat ciptaan Tuhan yang indah.
    Pemandangannya seseru ceritanya, semoga suatu saat kami sekeluarga bisa mengikuti jejak mbk

    ReplyDelete
    Replies
    1. aamiin kak, insyaallah someday bakal ke sana

      Delete
  27. Memang kalau sedang jalan di mana-mana jangan lupa untuk berfoto-foto ya. Membayangkan saja pasti mbak Mei punya ratusan bahkan ribuan file foto ya? Hi, hi, hi...

    ReplyDelete
  28. Wow keren ya banyak penginapan dan tempat makan saat menuju puncak. Apalgi wifi juga bisa akses. Hhh
    Keren bgt pemandangannya mbak
    :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya keren banget di sana ga usah capek2 bawa tenda

      Delete
  29. Wow wow wow... keren banget sih mbak. Memang hobi mendaki gunung ya. Petualang sejati. Ditunggu cerita selanjutnya. Sepertinya penuh cerita seruuuu

    ReplyDelete
  30. Wahhh masya Allah, keren banget ini mbaa. Sumpah deh, bacanya aja udah bikin aku merinding dong sungguh pengalaman luar biasa ya mba. Perjalanan yang seru dan penuh tantangan. Keren!

    ReplyDelete
  31. Bagus sekali tulisannya, foto nya juga sangat mendukung, pasti ini menjadi salah satu pengalaman tak terlupakan ya karena banyak sekali tempat yang dapat dieksplorasi dengan berbagai keunikannya

    ReplyDelete
  32. Luar biasa petualangannya kak bener bener perjalanan yang berkesan udah sampai kesini view gunungnya bagus banget n jadi ngebayangin sepanjang perjalanan nya pasti asik banget

    ReplyDelete
  33. Saya bergidik saat membacanya Mbak. Bukan takut, bukan ngeri, apalagi seram. Tapi takjub. pemandangan di sana sedemikian indah namun perjalanan di sana juga tak mudah.
    Keren banget!

    ReplyDelete
  34. Masya Allah, begitu indah Tuhan menciptakan alamnya. Salut deh sama mbak yang sukses mendaki sampai puncak. Tulisannya disatuin ya agar nanti dijadikan buku, keren ini. Ditunggu lanjutan ceritanya

    ReplyDelete
  35. Wow pemandangan yg luar biasa Indah.

    Untuk menuju puncak Poon Hill pastinya memerlukan perjuangan ekstra, tapi klo pemandangannya oke + banyak temen pasti nggak terasa hehe.

    Semoga suatu saat q bisa ngikut jejak Mbak.

    ReplyDelete
  36. Baca ini jadi ingat bagian cerpen saya yang menuliskan selintas tentang Nepal. Di buku kumpulan cerpen solo perdana saya yang baru pre order dan diterbitkan Wanadri.

    Kathmandu kota inspiratif gara-gara:Seno Gumira Ajidarma. Cuma bisa mengkhayal suatu saat kelak bisa ke sana, he he.

    Saya takjub baca judulnya. Keren banget bisa kenal pendaki gunung kawakan yang juga sudah menjelajahi Nepal.

    Tahu tentang petualangan alam dari majalah intisari lawas sejak kecil. Jadi kenal banyak tokoh pendaki gunung seperti Norman Edwin, George Leigh Mallory, sherpa Tenzing Norgay, Edmund Hillary, Ranulaph Fiennes, dan lainnya.

    Gunung adalah keindahan pasak bumi yang senantiasa mengundang dan menyimpan misteri.

    Senang bisa lihat fotonya. Saya tidak akan kuat mendaki ratusan anak tangga demi menuju puncak. Rasanya gimana gitu.

    Semoga tetap sehat dan fisik plus psikis prima. Salut banget pada Mbak. 👍❤🤗

    ReplyDelete
  37. Saya baca pelan-pelan sambil membayangkan serunya kayak apa. Happy banget ya mbak bisa sampai ke sana. Sy belum seberani itu :D

    ReplyDelete
  38. Wow, keren banget udah nyampai Himalaya aja. Saya bisa membayangkab betapa serunya pengalaman mba selama di sana. Huah, jadi pengen ke sana juga tapi kayaknya saya belum berani menempuh perjalanan sejauh itu.









    ReplyDelete
  39. Wow... aku mau muncak ke Poon Hill. Asyik deh itu ngelihatnya, sudah lama juga gak mendaki gunung lewati lembah. Hehe...
    Ditunggu cerita selanjutnya, biar aku tambah baper.

    ReplyDelete
  40. seneng banget nyimak ceritanya. Pemilihan kata dan susunan kalimatnya bikin aku yang baca seperti di bawa ke Poon Hill saja. Tapi nggak bayangin, kira2 bakal kuat nggak ya kalau daki. Gag terbiasa daki soalnya.

    ReplyDelete
  41. Jembatan gantungnya bikin deg degan kalau mau jalan di siti, hihi. Tapi pemandangannya cakep ya kak

    ReplyDelete
  42. wow, keren mbak sudah sampai himalaya jalannya. pemandangannya juga keren banget mbak. lihat anak tangganya rasanya lututku dah langsung protes mbak hehehe. sehat-sehat selalu ya mbak.

    ReplyDelete
  43. tangganya banyak banget.. melatih optimisme banget ya mendaki itu masya Allah

    ReplyDelete
  44. Aku kira medannya yang alami banget. Ternyata udah didibantu gini ya mbak. Ini buat orang awam yang nggak pernah naik gunung pasti bakal terbantu banget sih. Tinggal atur fisik aja.

    ReplyDelete
  45. Mbam ini hobi penjelajah ya, Wah amazing bagi saya sudah sampai himalaya. Pasti capeknya baru kerasa kalau udah pulangnya hehe. but emang sih travelling alam itu menuju perjalanannya nggak mudah tapi hasilnya nggak akan kecewa

    ReplyDelete
  46. Duh keren sekali mbak. Himalaya gitu Lo. Hehe btw, ketemu Yeti tidak di sana?🙈😆

    ReplyDelete
  47. Aaahhhhh Darii dulu aku pengen bangetttt rasain naik gunung gini. Apalagi Nepal yg memang udh jadi impian pendaki sih yaaa :D. Kalo Annapurna sepertinya aku blm sanggub mba. Tapi yg poin hill ini seharusnya bisaa :D. Apalagi jalurnya udh bagus begitu.

    Susahnya pak suami nih , ga bakal mau diajak naik gunung -_-. Sementara aku penasaran seperti apa rasanya :). Seneng aja kalo daerah2 gunung gini, Krn sejuk pastinya dan view dari atas pasti lebih bagus :)

    Serem amat sempet ga ketemu orang pas di Annapurna mba. Aku mau baca lagi ah cerita2 lainnya :)

    ReplyDelete
  48. Bahagia banget ya Mbak bisa sampai di Annapurna, medannya memang tidak mudah tapi pemandangannya tak ternilai. Aku sering baca buku tentang Himalaya ini dan membayangkan bagaimana orang bisa mendaki gunungnya..

    ReplyDelete
  49. Salut saya sama perempuan tangguh macam Mbak Mei ini.
    Saya kadang oengen juga merasakan pengalaman seperti itu tapi selalu yang duluan kepikiran adalah kendalanya, hehe...

    ReplyDelete
  50. Menyenangkan💕😍
    Aku pengen juga bisa mendaki sampe sana. Kamu luar biasa kak. Gunung luar dan gunung Indonesia semua udah dipelajari

    ReplyDelete
  51. bisa dibilang jalur trek disini lebih "canggih" dari jalur di indo, kita bisa ketemu sama penginapan dan warung ya, mayan buat nambah amunisi makanan kalo bekalnya abis
    view puncak yang bersalju bisa bikin semangat mendaki itu ya,kayak pengen cepet berada di puncaknya

    ReplyDelete
  52. Aku tuh selalu penasaran sama gimana persiapan fisik yg dilakukan sebelum keberangkatan ke tmpt2 spt ini. Kapan2 dishare ya mba.

    Kalau track2 ajaib pasti jd kerinduan tersendiri unt mba n temen2. Tp itu gimana ngadapin ketidakcocokan sama misalnya penginapan, kamar mandi, dsb. Aku ngga kebayang klo aku yg kesana bisa ga ya menyesuaikan dirinya.

    Ahhh, mba hebat

    ReplyDelete
  53. waaa seru banget keliatannyaaa, selalu seneng kalo liat foto foto soal pendakian kaya gini deh, aapalagi kalo rame rame mendakinya yaaa, terus foto foto pemandangan dari atas tu selalu cantik

    ReplyDelete
  54. Ah ya ampun keren bgt smpe di himalaya... apalah aku indonesia aja cuman gunung bromo, sm ijen... sama kelud wkwkkwkww.... ijen aja sdh bengep.... fisiknya pasti kuat nih kmu mba... jdi penasaran baca crita yg lainnya di blog ini...

    ReplyDelete
  55. Enak kalau banyak penginapan gitu ya dekat gunung jd gak kemping bisa nginep sana hehe :D
    Harga penginapannya juga ternyata masih terjangkau ya mbak buat traveler Indonesia hehe. Semoga kelak bisa jalan2 juga ke Himalayan :D

    ReplyDelete
  56. Wah sudah sampai Himalaya saja kamu Mba. Tahu Himalaya hanya sari buku sejarah dan buku geografi saja. Someday i will going there too

    ReplyDelete
  57. Penakluk gunung yang luar biasa ini, semangatnya mendaki itu lho kak
    Tak dukung ceritamu di buat buku kak. Saudaraku juga ada yang demen naik gunung udah 59 gunung di Indonesia yang didaki

    ReplyDelete
  58. cakep bangeeet mba ini pemandangannya...aku suka liat vantage point seperti ini. Asli kereeeen dan memang alamnya luar biasa ya. Hebat mbaaa niat bangeet untuk mendaki di sini

    ReplyDelete
  59. Mbaaak ... Aku pengen banget kesini, hiyaaaa. Ya Allah, kapan ya bisa kemari? Eh, ini menginapnya tuh selalu di tempat penginapan gitu ya, Mbak? Di sana nggak ada kebiasaan buka tenda kah? Atau karena udara terlalu dingin ya? Aduuuh, aku jadi penasaran, hihihi ...

    ReplyDelete
  60. Ya ampun dingin banget ya, suhunya minus. Tapi memang pengalamannya asyik ya, jauh-jauh ke sana, semuanya worthed it.

    ReplyDelete
  61. Keren ya pemandangannya tp sy gak kuat dingin gmn dunk hihi..kyknya sy cukup baca cerita aj deh..

    ReplyDelete
  62. Waduuh lihat gunung saljunya.. indaaah sekali.. tapi kebayang dinginnya, apalagi mendekati musim salju.. Lihat pemandangan lain yang penuh tangga, wow banget deh, Mbak Mei pasti punya stamina yang kuat banget nih, tahan dingin dan sanggup jalan meniti beratus tangga.. salut...

    ReplyDelete
  63. Itulah keistimewaan mendaki gunung di Himalaya katena akses dan fasilitas penunjangnya memudahkan pendaki. Tidak bingung nginep fi mana karena ada penginapan yang nyaman dan hangat. Jadi pendaki tidak perlu ribet bawa alat untuk menginap, cukup bawa yang penting saja.

    Nepal benar-benar perhatikan hal demikian sebagai pendukung bagi pariwisata mereka sehingga maju dan mengundang. Beda paha tahun '80-an yang terbatas.

    ReplyDelete
  64. Keren abis kak mei mah udah nyampe Himalaya saat saya anteng selimutan di rumah. Wkwkwk.. semoga sehat selalu kak biar bisa mendaki ke mana2 lagi n berbagi kisahnya

    ReplyDelete
  65. Uwwwwoooowww Kathmandu, Annapurna.... ckckck. Mbak Mei udah nyampe sana. Itu baru wishlist-ku 😁 Mbak Mei keren, kuat naik gunung.

    ReplyDelete
  66. Keren banget Mbak udah sampe sana.
    Selama ini saya 'cuma' baca kisah pendakian dalam negeri, sih. Kudet juga, hehe. Jadi baca ini berasa diajak mbolang ke sana. Nice story and picture. Selalu salut untuk para pendaki yang berani menaklukkan tantangan. Great!

    ReplyDelete
  67. Himalaya? Baru baca judulnya aja sudah tertarik. Kereeeeeen banget! Aku gunung kerinci yang dekat kotaku aja belum pernah naik kak. Motivasi buatku ni, bakal mencobanya

    ReplyDelete
  68. Seru banget baca certanya mba. Jauhnyaa udah main sampe kesana mbaa ahaha keren!

    ReplyDelete
  69. Liat ini tuh aku tuh jadi ingat variety show Twogether karena mereka kesini dan aku tuh pas nonton jadi pengen banget explore ke tempat yang mereka kunjungi.

    ReplyDelete
  70. mampir ke blog ini pasti aja ngiler. Ngiler kepengen jalan-jalan ekspolr alam. Naik gunung, nyelam di laut. Dan ini pula, aduuuh ke Himalaya. Impian banget deh. Lihat di film-film aja seru, gimana ngerasain sendiri ya. Berasa kayak mimpi deh kalo aku :D

    ReplyDelete
  71. Kereeeen banget perjalanan Mbak Mei ke Poon Hill.. Nepal memang bucketlist banget deh pokoknya. Baca tulisan ini jadi pengen banget cepet-cepet untuk melihat sendiri keindahan pesona Nepal.
    Terima kasih Mba Mei sudah membuat aku makin ngiler untuk ke Nepal hahaha <3

    ReplyDelete
  72. Seru sekaliii, sudah lama ga naik gunung. Dan keren banget di Himalayaa, pasti dingin yaa di sana mba :")

    ReplyDelete

Silakan berkomentar dengan bijak dan positif. Terima kasih.