Di Indonesia, melansir dari situs Kementerian Kehutanan Republik Indonesia, angka deforestasi tahun 2024 meningkat sangat tinggi menjadi 175.4 ribu hektar dibandingkan tahun 2023 yang masih 121.1 ribu hektar. Lonjakan ini terjadi di Kalimantan dan Sumatera. Sementara di Brasil, tahun 2024 sebanyak 44,2 juta hektar hutan hujan Amazon Brasil terbakar. Jumlah lahan terbakar ini meningkat 66% dibandingkan tahun 2023, yaitu sekitar 26,4 juta hektar dan meningkat 35,4% dibandingkan tahun 2022.

Krisis iklim ini semakin nyata di seluruh dunia, termasuk di Indonesia dan Brasil. Kedua negara ini menghadapi dampak serius seperti kebakaran hutan yang meluas, perubahan pola cuaca, dan kenaikan suhu yang mengancam keanekaragaman hayati serta kehidupan masyarakat, bahkan di Indonesia juga menggerus hutan adat dan masyarakat adat penjaga hutan. Deforestasi dan aktivitas manusia memperparah kerusakan lingkungan dan mempercepat pemanasan global.
Melihat kondisi tersebut, penting bagi Indonesia, Brasil, dan dunia untuk segera bertindak bersama mengatasi krisis iklim tersebut demi menjaga kelangsungan bumi dan masa depan generasi mendatang.
Indonesia Brasil, Dua Benua Satu Masalah Lingkungan Yang Sama
Beberapa waktu lalu saya mengikuti webinar bersama ClimaColab yaitu sebuah organisasi yang berfokus pada inovasi keuangan untuk perubahan iklim di Brasil. Dalam acara webinar ini menghadirkan narasumber penggiat lingkungan dari Brasil yaitu Nina Marcucci, Cinthia Leone, Rafael de Pino, Laila Zaid, dan juga Thaiz Lazz dan juga para influencer dari Brasil yang fokus pada isu lingkungan.
Sementara dari Indonesia yang hadir adalah para Blogger dari Eco Blogger Squad yaitu komunitas atau kelompok yang terdiri dari para blogger yang fokus pada isu-isu lingkungan, terutama terkait perubahan iklim global dan perlindungan hutan.
Acaranya tentu saja sangat menarik, membahas tentang isu lingkungan yang belakangan ini dampaknya semakin terasa. Mulai dari kekeringan, isu gas kaca, dan lainnya. Meskipun berbeda benua, ternyata Brasil memiliki isu yang sama dengan Indonesia, apalagi kita sama-sama negara megabiodiversitas yang menjadi paru-paru dunia, dimana kita mengalami kerusakan lingkungan fatal, maka akan berpengaruh pada keberlangsungan bumi.
Brasil dan Indonesia sama-sama memiliki isu lingkungan terkait dengan deforestasi dan juga kebakaran hutan yang mengakibatkan banyak dampak buruk pada kelestarian lingkungan. Contoh di Brasil adalah deforestasi hutan Amazon, meskipun ada komitmen untuk mengurangi deforestasi ilegal, praktik ilegal seperti pembalakan liar dan pembakaran hutan masih terjadi, mengancam keanekaragaman hayati dan emisi karbon.
Bahkan kebakaran hutan ini tahun 2024 semakin meningkat tajam. Menurut Institut Nasional Penelitian Luar Angkasa (INPE), tahun 2024 Brasil mengalami 140.328 kebakaran. Kebakaran hutan Amazon ini naik 42 persen dibandingkan tahun 2023 dengan jumlah 98.634 kebakaran.
Sementara deforestasi di Indonesia adalah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang kembali meningkat, terutama di Sumatra dan Kalimantan. Aktivitas ilegal seperti pembukaan lahan untuk perkebunan sawit dan pertambangan ilegal memperburuk kondisi lingkungan.
Hal ini juga secara langsung memberikan dampak buruk bagi kebersihan udara sehingga tentu saja secara langsung mengganggu kesehatan masyarakat setempat bahkan berpengaruh terhadap seluruh Indonesia dan dunia.
Selama sesi sharing bersama para influencers dari Brasil memberikan pemahaman baru soal isu lingkungan di masing-masing negara. Kita masing-masing juga mendapatkan insight baru mengenai bagaimana menyuarakan isu iklim ke panggung global, agar semakin banyak orang atau negara yang aware terhadap isu lingkungan yang semakin parah ini. Salah satunya adalah dengan menyuarakannya dalam event isu lingkungan global COP30.
Penasaran dengan apa itu COP30? Keep reading.
Mengenal COP30 Dan Bagaimana Kontribusi Indonesia Dalam COP30
Buat kamu yang baru mendengar tentang Conference of the Parties (COP) adalah konferensi tahunan yang mempertemukan negara-negara anggota United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) untuk membahas perubahan iklim global. Tujuannya utama konferensi ini adalah meninjau kemajuan upaya menurunkan emisi gas rumah kaca, memperkuat komitmen negara-negara dalam melawan perubahan iklim, dan menyepakati langkah-langkah baru dalam menangani isu lingkungan.
Tahun ini COP diadakan untuk ke-30 kalinya dan fokus pada penanganan perubahan iklim, termasuk menurunkan emisi. Perlu digaris bawahi bahwa event dunia ini bukan NGO Expo atau pameran eco tourism tetapi panggung untuk memperjuangkan planet kita di masa yang akan datang.

Event tahunan untuk membahas upaya global dalam mengatasi perubahan iklim ini, untuk pertama kalinya akan diadakan di Amazon, Belem Brasil. Event besar dunia ini akan dihadiri oleh hampir 200 negara di dunia. Dan peserta yang hadir dalam COP30 diperkirakan lebih dari 30 ribu orang dari berbagai kalangan seperti Aktivis Lingkungan, Scientist, Politikus, Business Leader, dan Social Movement terkait dengan lingkungan termasuk LSM di bidang lingkungan.
Konferensi ini menjadi platform utama bagi negara-negara anggota untuk bernegosiasi dan memperkuat komitmen mereka dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, meningkatkan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim, serta mendukung pendanaan bagi negara-negara berkembang yang rentan terhadap krisis iklim.
COP30 diharapkan menjadi momentum penting setelah berbagai perjanjian dan inisiatif sebelumnya, seperti Perjanjian Paris 2015, di mana negara-negara sepakat untuk membatasi kenaikan suhu global di bawah 2 derajat Celcius dan berupaya maksimal menjaga kenaikan suhu tidak lebih dari 1,5 derajat Celcius dibandingkan masa pra industri.
Salah satu fokus utama COP30 adalah memperkuat implementasi target nasional yang telah diajukan oleh setiap negara, yang dikenal sebagai Nationally Determined Contributions (NDCs). Dalam konferensi ini, negara-negara akan diminta untuk meningkatkan komitmen mereka dalam memastikan bahwa target emisi global bisa ditekan lebih efektif agar sesuai dengan tujuan iklim yang telah disepakati.
Selain itu, COP30 juga menekankan pentingnya pendanaan iklim, terutama untuk mendukung adaptasi dan mitigasi di negara-negara berkembang yang paling terdampak oleh perubahan iklim, seperti bencana alam, kekeringan, dan banjir yang semakin sering terjadi.
Selain itu, COP30 berperan dalam memperkuat mekanisme transparansi dan pelaporan, sehingga setiap negara dapat saling memantau kemajuan dan komitmen yang telah dibuat. Dengan mekanisme ini, diharapkan ada cara atau perhitungan yang lebih baik dalam pelaksanaan kebijakan iklim di tingkat nasional maupun internasional.
Isu-isu lain yang menjadi perhatian dalam COP30 meliputi pengelolaan hutan, energi terbarukan, teknologi hijau, dan keadilan iklim, di mana kelompok masyarakat rentan dan negara-negara kecil akan mendapat perhatian khusus.
Dan beberapa agenda yang akan dilakukan pada COP30 di Brasil tahun ini:
- Penebangan hutan yang dilakukan secara ilegal yang terjadi akibat kelalaian pemerintah
- Eksplorasi minyak di sepanjang wilayah Ekuator
- Aktivitas tambang ilegal yang masuk ke dalam wilayah masyarakat adat
- Keracunan merkuri dan dampak dari kegiatan pertambangan
- Proyek pengurangan karbon dan dampaknya terhadap sosial
- Keadilan iklim dan upaya adaptasi bagi komunitas yang rentan
- Pendanaan iklim internasional yaitu mengenai siapa yang membayar, dan untuk apa dana tersebut
Konferensi ini juga menjadi ajang kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, organisasi non pemerintah, dan masyarakat sipil untuk mencari solusi inovatif dalam menghadapi krisis iklim. COP30 diharapkan tidak hanya menghasilkan keputusan politik, tetapi juga mendorong aksi nyata di lapangan yang bisa memperlambat laju perubahan iklim dan menjaga keberlanjutan bumi untuk generasi mendatang.
Dengan situasi iklim yang semakin genting, COP30 menjadi momentum kritis bagi dunia untuk memperkuat komitmen kolektif dan bergerak bersama dalam menghadapi tantangan global ini.
Lalu bagaimana peran Indonesia dalam COP30? Menjelang COP30 ini, Indonesia juga turut berperan aktif dan menunjukkan keseriusannya dalam menghadapi krisis iklim global. Keseriusan ini ditunjukan dengan mempersiapkan Paviliun Indonesia sebagai ruang aksi nyata dan diskusi untuk mendukung perbaikan iklim dunia.
Melalui paviliun ini, Indonesia berkomitmen untuk dapat merealisasikan aksi menuju Net Zero Emissions yang Diharapkan akan berdampak langsung bagi rakyat dan lingkungan di dunia, khususnya di Indonesia.
Mari kita dukung COP30 sukses dan lancar, serta memberikan dampak positif bagi perubahan iklim global ke arah yang lebih baik lagi. Khususnya di Indonesia, semoga dengan COP30, kondisi kerusakan Indonesia sebagai paru-paru dunia semakin berkurang.
Lalu apa kontribusi yang bisa kita lakukan sebagai masyarakat Indonesia dalam mendukung COP30 dan membantu dalam menurunkan isu lingkungan termasuk dalam hal isu iklim?
Aksi Kecil Selamatkan Bumi, Mulai Sekarang dan Mulai Dari Kita
Isu iklim menjadi salah satu tantangan terbesar dunia saat ini, dengan dampak yang dirasakan secara global seperti kenaikan suhu, cuaca ekstrem, dan kerusakan ekosistem. Perubahan iklim ini terutama dipicu oleh emisi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia. Namun, setiap individu memiliki peran penting dalam mengatasi masalah ini.
Lalu apa peran kita sebagai masyarakat dalam mendukung isu kerusakan lingkungan, termasuk isu iklim? Ada banyak aksi kecil yang bisa kita lakukan untuk mengurangi isu iklim dan selamatkan bumi. Kita bisa memulainya dari hal-hal kecil yang sederhana ada di sekeliling kita. Jika kita lakukan terus menerus dan bersama-sama pastinya akan perubahan pada isu lingkungan.
Jadi mari kita lakukan aksi kecil untuk selamatkan bumi mulai sekarang dan mulai dari kita. Karena ingat, perubahan iklim menjadi lebih baik jawabannya adalah kita mulai dari kita, masyarakat terkecil dan berkolaborasi dengan berbagai pihak yang komunitasnya lebih besar lagi seperti pemerintah negara dan juga dunia.
Berikut beberapa aksi kecil selamatkan bumi, mulai sekarang dan mulai dari kita yang bisa kita dilakukan untuk mendukung isu iklim di kehidupan kita sehari-hari. Perlahan tapi pasti dampaknya akan dirasakan oleh dunia.
1. Menanam dan Melestarikan Pohon
Menanam dan melestarikan pohon merupakan langkah krusial untuk menjaga kelestarian lingkungan. Pohon berperan penting dalam menyerap karbon dioksida, menghasilkan oksigen, dan menjaga keseimbangan ekosistem. Selain itu, pohon membantu mencegah erosi tanah, menjaga sumber air, serta menjadi habitat bagi berbagai makhluk hidup.
Dengan menanam pohon secara rutin dan merawatnya, kita dapat mengurangi dampak perubahan iklim dan mendukung keberlanjutan bumi. Aksi ini juga memperindah lingkungan sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar.
2. Mengurangi Penggunaan Plastik Sekali Pakai
Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai adalah langkah penting dalam menjaga kelestarian lingkungan. Plastik sekali pakai, seperti kantong plastik, sedotan, dan botol, sering berakhir sebagai sampah yang sulit terurai dan mencemari lautan serta tanah. Sampah plastik dapat membahayakan kehidupan laut dan ekosistem.
Dengan beralih menggunakan barang yang dapat digunakan ulang, seperti tas kain, botol minum stainless, dan sedotan bambu, kita dapat mengurangi limbah plastik secara signifikan. Tindakan sederhana ini membantu mengurangi polusi dan menjaga bumi tetap bersih dan sehat untuk masa depan.
3. Dukung Produk Ramah Lingkungan
Pilih produk yang ramah lingkungan dan berasal dari sumber yang berkelanjutan, seperti produk lokal, organik, dan yang menggunakan bahan daur ulang.
4. Mengedukasi dan Mengajak Orang Lain
Sebarkan informasi tentang perubahan iklim dan pentingnya tindakan nyata. Ajak keluarga, teman, dan komunitas untuk berpartisipasi aktif dalam menjaga bumi. Kamu bisa mengedukasi orang lain melalui secara langsung mengedukasi masyarakat, melalui video atau tulisan seperti yang aku lakukan.
5. Selalu menghabiskan makanan
Menjaga alam bisa dimulai dari hal sederhana, seperti menghabiskan makanan. Saat kita tidak membuang makanan, berarti kita menghargai hasil bumi, tenaga petani, dan sumber daya alam yang digunakan untuk memproduksinya. Sisa makanan yang terbuang dapat menimbulkan limbah dan emisi gas metana. Dengan menghabiskan makanan, kita membantu mengurangi pencemaran lingkungan serta berkontribusi menjaga keseimbangan alam demi masa depan yang lebih lestari.
6. Menggunakan transportasi umum
Menggunakan transportasi umum membantu mengurangi emisi karbon dan polusi udara, karena satu kendaraan bisa mengangkut banyak orang sekaligus. Dengan beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum, kita turut menjaga kualitas udara, mengurangi kemacetan, serta mendukung upaya pelestarian lingkungan dan pengurangan dampak perubahan iklim.
7. Menghemat Energi
Menghemat energi sangat penting untuk menjaga lingkungan karena mengurangi emisi gas rumah kaca. Dengan mematikan perangkat elektronik saat tidak digunakan dan menggunakan peralatan hemat energi, kita bisa menurunkan konsumsi listrik. Tindakan sederhana ini membantu mengurangi polusi dan menjaga bumi tetap lestari untuk masa depan. Termasuk ketika sedang menginap di hotel.
8. Gunakan air dengan bijak
Menggunakan air secukupnya membantu menghemat sumber daya alam dan mencegah pemborosan. Dengan mengurangi penggunaan air, kita juga mengurangi energi yang dibutuhkan untuk memproses dan mendistribusikan air, sehingga membantu menurunkan emisi karbon dan menjaga kelestarian lingkungan serta ketersediaan air bagi generasi mendatang.
Masih banyak aksi kecil yang bisa kamu lakukan dari rumah untuk mengurangi isu lingkungan. Dengan langkah-langkah sederhana tapi konsisten seperti di atas, kita bisa bersama-sama melindungi bumi, memastikan masa depan yang lebih sehat dan berkelanjutan bagi generasi mendatang karena kelestarian bumi #JawabannyaAdalahKita
Aksi kecil apa yang sudah kamu lakukan untuk bumi? boleh sharing di kolom komentar.
Referensi:
https://www.kehutanan.go.id/news/article-10
https://www.voaindonesia.com/a/hutan-amazon-brasil-alami-kebakaran-terbanyak-dalam-17-tahun-/7921749.html
https://rainforestfoundation.org/engage/brazil-amazon-fires/
https://kemenlh.go.id/news/detail/indonesia-tegaskan-komitmen-tinggi-dalam-persiapan-cop30-di-brasilia
https://www.kehutanan.go.id/pers/dampingi-presiden-prabowo-sambut-presiden-brasil-lula-menhut-siap-perkuat-diplomasi-hijau-di-cop-30-unfccc
https://unfccc.int/cop30
https://www.ekuatorial.com/2025/10/bagaimana-persiapan-indonesia-menuju-cop30-di-brazil/