TRAVELING KE PERBATASAN ENTIKONG, INDONESIA MALAYSIA

Ada yang pernah mendengar Kawasan Pariwisata Perbatasan Entikong atau Cross Border Tourism Entikong, atau PLBN Entikong? Saya yakin sudah banyak orang mendengar tempat ini. Yap, Entikong merupakan salah satu batas negara Indonesia dengan Malaysia yang terletak di Kalimantan Barat. Kawasan perbatasan ini, belakangan dikenal sebagai salah satu destinasi wisata, karena berada di batas negara dan saat ini dibangun dengan sangat megah.


Pintu depan kawasan perbatasan Entikong Indonesia Malaysia

Sebelumnya saya pernah melakukan traveling ke beberapa negara melalui pintu darat, sehingga dapat melihat langsung beberapa bentuk batas negara. Banyak keunikan yang luar biasa dimana batas negara kadang hanya dibatasi oleh sebuah ukiran berbentuk ikan di tengah kebun tanpa penjagaan ketat seperti batas negara di Polandia dan Ukraina. Atau saat saya berkunjung ke pegunungan Himalaya, saya bisa berdiri di atas gunung sebagai batas negara antara China, Bhutan dan Nepal.

Atau pada saat berkunjung ke Hungaria, Slovakia, dan Austria, batas negara mereka hanya dibatasi 3 kursi dan meja berbentuk segitiga tanpa penjagaan ketat. Bahkan batas negara di Belanda dan Belgia, hanya dibatasi sebuah garis dekat sebuah rumah makan, ketika kamu menggeser sedikit saja kursi melewati garis tersebut, artinya kamu sedang makan di dua negara. Berbeda jika ke negara Korea Utara dan Selatan, atau India dan Pakistan keduanya dijaga ketat oleh tentara yang kadang membuat wisatawan merasa kurang nyaman dan merasa tidak aman.


Antrian foto di depan Monumen Patung Garuda

Tahun 2018 saya memutuskan untuk traveling ke perbatasan negara Indonesia dan Malaysia yang ada di Entikong. Kenapa memilih perbatasan Entikong? Selain masuk salah satu Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang sedang dibangun besar-besaran dan megah oleh pemerintah, sekalian waktu itu saya akan mendaki ke Gunung Bukit Raya. Salah satu Seven Summit Indonesia yang ada di Pulau Kalimantan.

Meskipun menuju kaki gunung ini masih membutuhkan waktu sekitar 20 jam dari perbatasan negara ini. Nah, bagaimana serunya saya berkunjung ke perbatasan negara Entikong milik Indonesia, dan bagaimana batas negara Indonesia Malaysia di Entikong, Kalimantan Barat, yuk let's check it out.

TENTANG KAWASAN PARIWISATA PERBATASAN ENTIKONG

Perbatasan negara sudah lama menjadi sebuah atraksi wisata atau dikenal dengan istilah cross-border tourism di beberapa negara luar. Karena menjadi sebuah keunikan dan kepuasan tersendiri bagi wisatawan saat berdiri di sebuah batas negara negara. Belakangan ini, di Indonesia juga mulai berkembang atraksi wisata ini.

Salah satunya adalah di Perbatasan Entikong, Kalimantan Barat. Awalnya perbatasan ini dibangun dan dikembangkan oleh pemerintah pusat melalui PUPR dan beberapa kementerian lainnya, termasuk Kemenparekraf. Kawasan ini menjadi salah satu dari 7 Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang dibangun secara besar-besaran sejak tahun 2016 dan salah satu tujuannya memang menjadikannya sebagai Kawasan Pariwisata Perbatasan atau Cross Border Tourism. Seperti yang sudah terjadi di beberapa perbatasan negara Eropa dan negara lainnya.


 Pintu perlintasan untuk bus dan kendaraan pribadi di perbatasan Entikong milik Indonesia

Kawasan Pariwisata Perbatasan Entikong berbatasan darat langsung dengan Tebedu, Serawak, Malaysia. Kawasan perbatasan Entikong masih sangat kental dengan budaya adat Suku Dayak, karena memang semua warga di kawasan ini adalah Suku Dayak asli.

Nah, makin seru kan, selain menikmati alam, wisata buatan, juga bisa mengenal tentang budaya Suku Dayak. Bangunan perbatasan yang saat ini dibangun dengan megah, menjadi salah satu atraksi wisata yang sangat diminati oleh wisatawan baik dari Indonesia maupun wisatawan mancanegara yang masuk melalui perbatasan Malaysia.


 Pintu perlintasan untuk bus dan kendaraan pribadi di perbatasan Entikong milik Malaysia

Seperti yang sudah saya jelaskan, di beberapa negara, batas negara dijaga dengan ketat, dan perbatasan negara Entikong juga mengalami hal serupa. Perbatasan negara Entikong dijaga ketat oleh tentara Indonesia, jadi jika ada berkunjung ke perbatasan ini, setiap 200 meter anda akan menemukan pos tentara penjagaan. 

Alasannya sudah pasti untuk menjaga keamanan negara kita dari berbagai gangguan. Terkadang saya merasa kurang nyaman merasa semua gerak gerik kita diperhatikan oleh mereka, namun disatu sisi juga merasa nyaman, karena kita merasa terlindungi jika ada apa-apa. Ini menjadi salah satu sensasi yang dirasakan saat berkunjung ke tempat wisata di perbatasan Entikong ini.


Bentuk batas negara Indonesia Malaysia di Entikong, dibatasi dengan pagar dari kedua negara

Kawasan pariwisata perbatasan Entikong menawarkan banyak atraksi wisata yang dapat dinikmati oleh wisatawan. Namun memang karena masih dalam proses pembangunan, tidak semua atraksi saat ini dapat dinikmati dengan mudah, karena akses, amenitas, dan atraksinya belum dikemas dengan baik.

Selain atraksi budaya dan alam, justru atraksi buatan yang menjadi ikon kawasan perbatasan ini yang menarik wisatawan. Apa itu? yap Patung Garuda.

ATRAKSI WISATA DI KAWASAN PARIWISATA PERBATASAN ENTIKONG

1. Monumen Patung Garuda

Atraksi utama di kawasan perbatasan Entikong adalah Patung Garuda. Lambang kemegahan kawasan perbatasan Entikong sehingga pembangunannya pun mendapatkan porsi khusus dari pemerintah yang dibangun pada tahap I pembangunan kawasan perbatasan Entikong. 

Monumen yang dibangun dengan megah dengan bentuk lambang Garuda sebagai lambang kekuatan Indonesia dan desainnya melambangkan khas Suku Dayak yang mencerminkan kearifan lokal setempat.

Material yang digunakan untuk monumen ini menggunakan material khusus yaitu berupa batu alam jenis Andesit. Sementara untuk patung Garudanya merupakan asli batu alam yang diukir langsung oleh pemahat dari Tuban yang menghabiskan dana sebesar 1 milyar, sehingga total dana yang dikeluarkan untuk monumen ini mencapai 2 milyar.

Monumen Garuda ini dibuat di dua tempat yaitu sisi depan yang menghadap Malaysia maupun sisi belakang bangunan utamanya yang menghadap Indonesia.


Antrian foto di depan Monumen Patung Garuda





Nah inilah spot wisata paling ramai di kawasan perbatasan Entikong. Kadang sampai harus mengantri untuk berfoto di tempat ini. Biasanya orang akan berfoto sambil menunggu antrian pengecekan paspor baik yang akan masuk ataupun keluar dari wilayah Indonesia. Dan inilah ikon pariwisata di kawasan pariwisata perbatasan Entikong.

Pintu belakang Perbatasan Entikong Indonesia Malaysia

2. Festival Perbatasan

Atraksi kedua yang sangat ditunggu-tunggu oleh wisatawan saat berkunjung ke kawasan pariwisata perbatasan Entikong adalah Festival Perbatasan atau event perbatasan yang dilakukan di perbatasan Entikong. Salah satunya bertepatan dengan perayaan Hari Ulang Tahun Negara Republik Indonesia.

Biasanya berupa festival musik dengan mengundang artis ibukota. Kegiatan ini hasil koordinasi antara Dinas Pariwisata Kabupaten Sanggau, dan pemerintah di Kecamatan Entikong dan didukung langsung oleh Kementerian Pariwisata dan mengundang masyarakat serta pemerintahan Kuching, Malaysia.



Salah satu festival musik di perbatasan Entikong


Selain festival musik, pernah juga diadakan festival olahraga sepeda. Dilansir dari laman pemerintah milik Jaringan Pemberitaan Pemerintah (JPP) Festival olahraga yang diberi nama Jelajah Sepeda Nusantara pertama kali dilakukan tahun 2018 dengan menempuh jarak 6.500 km dengan titik 0 km dari perbatasan Entikong Kalimantan menuju Bali. Festival ini berhasil menarik wisatawan nusantara maupun mancanegara yang masuk melalui Bandara Supadio maupun dari Malaysia.



Salah satu festival musik di perbatasan Entikong

Namun jika ingin menikmati festival atau event perbatasan, pastikan dulu ya tanggalnya, biasanya festival ini akan masuk dalam kalender nasional milik Kementerian Pariwisata.

3. Berfoto di Perbatasan Negara Indonesia Malaysia

Ini dia, atraksi wisata yang paling diburu saat berkunjung ke perbatasan sebuah negara, yap, berfoto di antara dua batas negara Indonesia dan Malaysia. Bagaimana bentuk batas negara Entikong? 

Kedua negara ini hanya dibatasi sebuah ruang terbuka dengan ukuran 10 meter, sebagai area netral kedua negara. Inilah bentuk batas negara Indonesia Malaysia di kawasan perbatasan Entikong.



Komplek perbatasan Entikong bagian Malaysia


Di area ini justru tidak ada penjagaan ketat dari kedua belah pihak. Sehingga wisatawan atau warga lokal bebas beraktivitas di tempat ini. Mungkin karena masih dalam proses pembangunan. Bahkan kita akan menemukan banyak penjual dari Indonesia di area netral atau di area batas kedua negara ini.

Biasanya wisatawan akan berfoto di area netral ini atau masuk sedikit ke arah Malaysia, dan mereka akan berfoto di batas negara bagian Malaysia.

4. Gawai Dayak

Festival adat Gawai Dayak merupakan upacara adat yang dilakukan pada saat panen padi sebagai bentuk ucapan terima kasih Masyarakat Suku Dayak kepada leluhur yang sudah memberikan berkah berupa hasil panen padi yang melimpah.

Festival ini hanya dapat ditemui pada bulan April - Mei biasanya sesuai dengan jadwal panen. Festival ini masuk dalam event nasional yang dikelola oleh Kementerian Pariwisata dan pemerintah Dinas Pariwisata Kabupaten Sanggau. Dalam event ini kita akan melihat beberapa upacara adat Suku Dayak. 

5. Sosek Malindo

Adalah event rutin yang diadakan oleh pemerintah Indonesia dan Malaysia. Jika kamu ingin menyaksikan event ini, kita harus tahu terlebih dahulu jadwalnya. Biasanya diadakan di bulan September - Oktober.

Event ini sudah diadakan sejak lama dan tahun 2016 sudah dilaksanakan ke-19 kalinya. Kegiatan ini merupakan kegiatan pertukaran sosial dan budaya Indonesia-Malaysia. Pada tahun 2018 dilaksanakan pada 15 September di Tebedu-Malaysia. Setiap tahun lokasi kegiatan bergantian di Indonesia (Entikong/di Kabupaten Sanggau) atau di Malaysia (Tebedu).

6. Titian Muhibah

Titian Muhibah merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh Pemerintah Entikong dengan Pemerintah Tebedu, Malaysia yang sudah dilaksanakan ke-13 kalinya pada tahun 2018. 

Kegiatan ini merupakan kegiatan pagelaran budaya dan salah satu rangkaian acaranya adalah pertandingan olahraga antara Indonesia-Malaysia. Beruntungnya tahun 2018 saya diberikan kesempatan untuk dapat menikmati event perbatasan ini dan mendapatkan undangan dari pemerintah perbatasan.



Event Titian Muhibah di negara Malaysia


Sama dengan Sosek Malindo, setiap tahun lokasi kegiatan dilakukan secara bergantian di Indonesia (Entikong) dan pada tahun 2017 pertama kalinya diadakan di Kabupaten Sanggau atau di Malaysia (Tebedu). Biaya transportasi negara undangan akan ditanggung oleh negara yang diundang tetapi untuk biaya jamuan dan acara semuanya akan ditanggung oleh tuan rumah.

7. Rumah Panca

Merupakan rumah tempat penyimpanan tengkorak yang merupakan potongan kepala musuh dari Suku Dayak pada zaman dahulu. Hal ini berpotensi menjadi salah satu destinasi wisata tentang kekuatan dan kehebatan leluhur Suku Dayak yang mampu mengalahkan musuh-musuhnya pada zamannya. Sayangnya saat ini Rumah Panca tidak dikelola dengan baik dan tidak dijadikan sebagai salah satu potensi untuk menjadi destinasi wisata di Kecamatan Entikong.

8. Air Terjun Punti Tapau

Arum Jeram Punti Tapau merupakan salah satu destinasi wisata prioritas Kabupaten Sanggau yang terletak di Entikong tepatnya di Desa Suruh Tembawang.

Akses menuju destinasi ini masih belum memadai karena kondisi jalan menuju tempat ini sebagian masih berbentuk tanah dan jalan aspal masih dalam proses pembangunan. Moda transportasi juga belum tersedia untuk menuju destinasi wisata yang terkenal dengan arus derasnya ini.


Pas ke sini sepi banget, airnya jernih dan melewati hutan-hutan sawit


9. Gunung Tiong Kondang

Salah satu pegunungan yang dapat dikunjungi oleh wisatawan adalah Gunung Tiong Kondang yang merupakan gunung legenda bagi masyarakat Kalimantan Barat dan menjadi salah satu daya tarik wisata di sekitar kawasan perbatasan Entikong. Lokasinya berada di Desa Temiang Mali dan Desa Tae, Kecamatan Balai, tepat bersebelahan dengan Kecamatan Entikong.

10. Rumah Betang Raya Dori Mpulor

Butuh waktu sekitar 3 jam dari perbatasan negara untuk menuju tempat ini. Rumah adat Betang yang bentuknya memanjang ini mempunyai 16 pintu yang mewakili jumlah Suku Dayak yang ada di Sanggau.


Pas ke sini tidak ada event apa-apa

Bangunan Rumah Betang Raya Dori Mpulor yang menjadi salah satu destinasi wisata di kawasan perbatasan Entikong ini berdiri di atas tanah seluas 7 hektar. Tempat ini tidak dijadikan tempat tinggal oleh masyarakat Suku Dayak, namun dikhususkan hanya untuk upacara-upacara adat atau event yang berkaitan dengan Suku Dayak, salah satunya untuk upacara Gawai Dayak Nosu Minu Podi.

11. Kawasan Sabang Merah

Merupakan kawasan area jogging yang sering digunakan oleh masyarakat Sanggau, namun mulai banyak traveler ke tempat ini hanya untuk sekedar berfoto. 


Salah satu spot foto di Kawasan Sabang Merah


Sore hari kita bisa menikmati area ini sebagai tempat santai, dan banyak spot foto yang asik. Kawasan ini mempunyai beberapa panggung pentas, kawasan hutan kota, area jogging, taman yang hijau, sampai dengan taman komunitas.


Suasana siang hari di Kawasan Sabang Merah


AKSES MENUJU KAWASAN PARIWISATA PERBATASAN ENTIKONG

Agustus 2018, saya berangkat menuju kawasan perbatasan Entikong dari Bandara Yogyakarta dan transit di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta. Kemudian dilanjutkan ke Bandara Supadio. Pontianak. Perjalanan dari Yogyakarta sampai ke Pontianak kurang lebih memakan waktu 6 jam.


 Kondisi jalan menuju perbatasan


Yang harus diperhatikan adalah tidak setiap jam penerbangan tersedia menuju Bandara Supadio ini. Namun saat ini sudah tersedia penerbangan langsung dari Yogyakarta ke Pontianak 2x dalam sehari dan hanya dibutuhkan waktu sekitar 2-3 jam saja, tanpa harus transit. 

Dan juga saat ini ada beberapa maskapai kecil dari luar ibukota Jakarta yang memberikan pelayanan flight through atau penerbangan langsung menuju Bandara Internasional Supadio Pontianak tanpa harus transit di kota-kota besar seperti Jakarta.

Baca juga: Bukit Raya, Bukit Perjuangan Di Pulau Borneo (Part 2)

Ada beberapa alternatif menuju kawasan pariwisata perbatasan Entikong, jika dari Bandara Internasional Supadio.

1. Menggunakan kendaraan umum berupa bus besar.

Terdapat beberapa Perusahaan Otobus (PO) milik pemerintah Indonesia seperti Damri dan PO milik negara Malaysia dan Brunei Darussalam yang dapat digunakan untuk menuju kawasan Entikong. Salah satunya adalah Perum Damri milik pemerintah Indonesia atau bus besar milik Malaysia dengan tujuan akhir Terminal Bus Kuching Central, Malaysia. 

Atau dapat menggunakan bus besar milik Brunei Darussalam dengan tujuan akhir Brunei Darussalam. Ketiga bus tersebut berangkat dari Terminal Internasional Antar Lintas Batas Negara (ALBN) Sungai Ambawang Kubu Raya yang merupakan bus keberangkatan lintas negara.


Bus Antar Negara Milik Brunei Darussalam

2. Menggunakan kendaraan pribadi.

Kendaraan roda empat atau kendaraan roda dua dengan lama tempuh yang berbeda-beda sesuai dengan kecepatan. Mobil pribadi rata-rata sekitar 6-8 jam. Dan kendaraan roda 2, tergantung kecepatan kita, pernah teman ada yang bawa sekitar 10 jam termasuk istirahat.

Nah, buat teman-teman yang ingin menggunakan bus, perjalanannya masih panjang. Dari Bandara Supadio, Pontianak, kita masih harus menuju terminal Ambawang, kurang lebih 1 jam. Terminal Ambawang adalah terminal internasional yang melayani bus antar lintas antar negara. Ada beberapa alternatif untuk menuju kawasan perbatasan Entikong.

Sementara untuk wisman yang berencana masuk ke Entikong melalui Malaysia dapat menuju bandara Internasional Malaysia Kuching dan dilanjutkan menuju Terminal Bus Kuching Central. Dari terminal bus ini, wisman dapat menggunakan bus besar Perum Damri atau milik Malaysia. Perjalanan ditempuh sekitar 2-3 jam dari Kuching, Malaysia. Alternatif lain selain menggunakan bus besar, wisman dapat menggunakan bus kecil menuju Terminal Serian, dari Serian dilanjutkan dengan bus kecil lagi sampai depan kawasan perbatasan Entikong.


Pintu masuk Terminal Internasional Antar Negara Indonesia Malaysia Sei Ambawang


Begitupun wisman yang masuk melalui Brunei Darussalam, mereka dapat menggunakan Bus besar milik Brunei Darussalam atau Damri milik Indonesia menuju perbatasan Entikong yang ditempuh sekitar 18 jam.


Pintu keberangkatan Terminal International Antar Negara Indonesia Malaysia Sei Ambawang


JADWAL BUS MENUJU KAWASAN PARIWISATA PERBATASAN ENTIKONG

Jadwal keberangkatan dan jumlah armada masih sangat terbatas. Jadwal keberangkatan hanya pagi pukul 07.00 WIB dan malam pukul 21.00 WIB dari terminal bus antar negara Ambawang.


Bus Antar Negara Milik Brunei Darussalam tampak depan

Ketiga bus tersebut melewati kawasan perbatasan Entikong, wisman atau wisnus dapat berhenti di perbatasan ini jika hendak berwisata di kawasan perbatasan atau melanjutkan ke destinasi wisata di Kabupaten Sanggau, yang merupakan ibukota dari Kecamatan Entikong. Jarak tempuh dari Terminal Ambawang menuju kawasan perbatasan Entikong sekitar 5-7 jam perjalanan sudah termasuk istirahat 30-60 menit.

HARGA TIKET BUS MENUJU KAWASAN PARIWISATA PERBATASAN ENTIKONG

Harga tiket tahun 2018 sebesar Rp. 160.000-, untuk satu kali perjalanan (Bisa naik bus menuju Kuching Malaysia atau bus menuju Brunei Darussalam, keduanya akan berhenti di perbatasan Entikong).

ESTIMASI WAKTU TEMPUH MENUJU KAWASAN PARIWISATA PERBATASAN ENTIKONG

Keberangkatan dari:
Terminal Internasional Ambawang (Indonesia) ke Perbatasan Entikong: 5-7 jam (termasuk istirahat dan makan).
Terminal Bus Kuching Central (Malaysia) ke Perbatasan Entikong: 2-3 jam
Terminal Miri (Brunei Darussalam) ke Perbatasan Entikong: 24-26 jam (termasuk istirahat dan makan)

61 Comment

  1. Baru tahu aku hehe
    Jadi tambah wawasan aku tentang perbatasan indo and malay

    ReplyDelete
  2. wah seru banget ya kak.. padahal masih daratan tapi udah beda negara. seru banget!!

    ReplyDelete
  3. beberapa kali aku mendengar perbatasan entikong ini mbak, keren mbak Mei udah traveling kesana 2018 pula, semoga 2021 aku bisa ikutan jejak mbak ke sana. merasakan suasana perbatasan Indonesia dengan Malaysia, kebayang sih kalau setiap jarak 200m ada pos penjagaan. salam hormatku untuk para pengabdi negara :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. semoga someday mba bisa k sana ya, seru banget

      Delete
  4. Pingiiin sekali traveling ke perbatasan. Etapi masih pandemi dan ada bayi. Huhu... pas baca tulisan ini makin menggebu-gebu nih mbak. Wadidau

    ReplyDelete
  5. Jadi pengen keliling indonesia lagi

    ReplyDelete
  6. Banyak juga tempat wisatanya ya di perbatasan ini. Kalau di TV atau film tuh perbatasan kaya pinggiran aja gitu (atau yang saya tahu aja)

    ReplyDelete
    Replies
    1. ada destinasi wisata kak, malahan perbatasannya sendiri jadi sebuah destinasi wisata

      Delete
  7. Rasanya gimana ya kalo jadi penduduk di wilayah perbatasan dua negara. Kebayang mereka tetanggaan udah beda negara hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. kayak beda kampung aja sama tetangga mba heheh

      Delete
  8. Waaa ulasan yg sangat lengkap...jadi tau semuanya.mksh y mbakk. Seneng banget ya mbak bisa jln2 ktempat yg kweren.
    Dtunggu cerita2 selanjutnya

    ReplyDelete
  9. seru banget mbak. padahal aku di kalimantan tengah tapi malah belum pernah kemana-mana nih haha

    ReplyDelete
  10. Baca sambil membayangkan kok terasa nyata hehe, Mantep Mbak Mei pengalaman Perjalanannya.

    Saya juga pernah ke Perbatasan antara Indonesia dan Papua New Guinea di Jayapura, tempatnya asik spot Foto banyak, tapi perjalanannya setengah hari sungguh melelahkan dan harus meninggalkan KTP di pos penjagaan.

    Kalau hari Minggu biasanya ada Pasar Mama-mama Papua dari kedua Negara yg menjual barang khas masing-masing Negara.

    ReplyDelete
    Replies
    1. sekarang psar rakyat di ENtikong sudah ditutup mas Arif

      Delete
  11. Batas negara yang memiliki keunikan sehingga wisatawan bisa nyaman berada di sana memang tergantung negara-negara tersebut ya, apalagi kalau mereka sedang kurang baik hubungannya. Senang bisa menjelajah ke perbatasan tersebut ya kak, jadi makin tahu bagaimana menjaga perbatasan negara.

    ReplyDelete
  12. Penasaran banget pengen main ke daerah perbatasan gtu, biar tahu rasanya gimana jadi warga yg hidup di daerah perbatasan. Oh ya sekarang bangunan di perbatasan2 Indonesia sudah banyak yg bagus karena dapat perhatian penuh dari pemerintah pusat gak seperti dahulu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. dekat batas negaranya ya kak sudah dibangun bagusan

      Delete
  13. Sebelum baca tulisan ini saya selalu kepingin tau bagaimana bentuk perbatasan Indonesia dan Malaysia. Ternyata banyak obyek wisata menarik, yang paling seri sih yempat menyimpan tengkorak musuh dari suku dayak. Mbak Mei sangat beruntung bisa melihat perbatasan dari banyak negara. Semoga suatu saat saya bisa juga, paling nggak yang Indonesia dan Malaysia. Saya suka baca tulisan Mbak Mei karena sangat rapi dengan informasi yang lengkap banget.

    ReplyDelete
  14. Aku juga pengen banget foto di perbatasan negara, tp belum tercapai 😁 Terima kasih Mbak Mei sudah memberikan ulasan yg lengkap tentang wisata di perbatasan. Ditunggu cerita perbatasan lainnya.

    ReplyDelete
  15. Pengen banget nih bisa ke perbatasan Entikong. Saya yang orang Jawa sringkali merasa penasaran dengan berbagai tempat, khususnya daerah perbatasan dengan negeri jiran. Semoga bisa kesampaian.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku pun Mba Im, penasaran juga menyaksikan langsung ya. Tapi dengan postingan Mba Mei jadi lumayan terobati rasa penasarannya.
      Seru perjalanan dan mpengalamannya Mba Mei.

      Delete
  16. saya belum pernah ke luar negri kecuali singapore mbak, mungkin suatu hari nanti perlu memberanikan diri ke tempat2 baru kayak mbak mei ya, nggak melulu singapore

    ReplyDelete
    Replies
    1. aamiin mba bakal keliling negara-negara indah suatu hari

      Delete
  17. seru banget belum pernah menginjakkan kaki di tanah kalimantan, budayanya masih kental ya di perbatasan penasaran kalo transaksinya sama penjual disana mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. transasksinya menggunakan uang Malaysia dan Indonesia, sampai sekarang di batas negara masih mba

      Delete
  18. Semakin banyak tau tentang daerah lain dan objek2 wisata, semakin sadar saya kalo masih banyak banget tempat yang belum saya jelajahi.
    Malu euy ngaku2 traveler, hehehe...

    ReplyDelete
    Replies
    1. gpp mba, bumi itu luas, kita butuh waktu untuk traveling heheh pelan-pelan satu-satu aja hehhe

      Delete
  19. seru banget sih pengalaman traveling ke perbatasan entikong, banyak hal menarik yang bisa dirasakan di sana

    ReplyDelete
  20. di perbatasan selalu banyak cerita ya mba, aku jadi teringat saat aku menyeberang dari shenzen ke hongkong, bukannya naik kendaraan tapi jalan kaki! hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah...berapa jauh itu kak Nabila?
      Aku pernah nonton mengenai film di daerah perbatasan gini. Rasanya sedih kalau pas ada konflik.

      Delete
  21. Aku sempat liat Entikong di tv, dari yang tdnya jelek gubuk jadi baguuus tempatnya! Kereeen.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya mba El dulu bangunan imigrasinya masih belum sebagus sekarang

      Delete
  22. Kesengsem sama oemandangan air terjunnya deh kak. Pasti rasanya sejuk nan adem gitu 😍

    ReplyDelete
  23. Kebayang kalo. melangkah satu langkah udah beda negara. Penjagaannya ketat nggak sih Mba? aku kok kebayang penjagaan di zona determilisasi Korsel dan Korut di film Search heheheh

    ReplyDelete
    Replies
    1. ga seketat Joresl dan Korut sih mba, tapi emang dijaga oleh tentara

      Delete
  24. Baru tau tentang perbatasan Entikong ini, ternyata seru juga yaa bisa berkunjung kesana ada air terjun dan festivalnya juga

    ReplyDelete
  25. Kak Mei, untuk mengingat setiap detil perjalanan, kak Mei selalu catat kah?
    Aku suka banget sama penjelasan kak Mei yang mendetil. Soalnya aku kalau perjalanan, suka gituu...aja.
    Lupa deeh...kalo gak langsung ditulis ke blog.

    ReplyDelete
    Replies
    1. jarang dicatat mba, tapi saya mengingatnya secara detail

      Delete
  26. Pengen deh berkunjung ke daerah perbatasan seperti ini, biar bisa nyoba melintas ke negara lain melalui darat hehehe.

    ReplyDelete
  27. Cantik juga tugu perbatasannya ya dan menarik banget daerah perbatasan ini budayanya sama persis tapi sudah berbeda negara...

    ReplyDelete
  28. Aku ngiler langsung kak
    Pengen banget ke daerah perbatasan. Semoga pandemi segera berakhir. Jadi bisa jalan-jalan hehehe

    ReplyDelete
  29. Perasaan di perbatasan itu rasanya unik ya .. antara merasa tak nyaman karena seperti diperhatikan gerak geraiknya sekaligus merasa nyaman ya.

    ReplyDelete
  30. Dulu sering baca kisah perjalanan keliling dunia di majalah Intisari lawas, bahas mengenai kota perbatasan juga. Biasanya dijaga ketat. Saya baru tahu ada kota perbatasan yang santai saja menetapkan batas seperti Belanda dan Belgia.

    Tapi bagus juga di Entikong diberi perhatian lebih sebagai kota perbatasan. Itu menyangkut kedaulatan negara. Sekaligus jadi potensi parawisata lokal yang go international.

    ReplyDelete
  31. Kalau ngobrolin daerah perbatasan, yang teringat di kepala saya saat melintasi perbatasan Korea Selatan-Korea Utara. Ketat sekali penjagaan dan pemeriksaannya. Menjelang masuk daerah zona militernya saja, saya melalui beberapa pos penjagaan, diperiksa berkali-kali. Ada zona yang dilarang bawa ponsel dan kamera. Mungkin karena kondisi politik dan hubungan kedua negara ya.

    Bandingkan sama cerita Mbak di tulisan ini: perbatasan Belanda dan Belgia yang woles banget. Sungguh ajaib dan luar biasa woles bin santuy. :D

    Daerah perbatasan memang kudu dijaga ketat sih ya. Biasanya mencegah penyelundupan, kejahatan, dan kedaulatan negara. Menyangkut ke integritas dan keamanan negara. Sepertinya banyaknya festival yang diadakan di daerah perbatasan Indonesia sekaligus untuk menghidupkan potensi ekonomi warganya. Soalnya, daerah perbatasan seringkali terabaikan dalam pembangunan. Bagus sekali kalau banyak kegiatan-kegiatan perayaan budaya dan festival. Malah jadi potensi wisata ya, seperti halnya daerah perbatasan Korsel-Korut. Warganya jadi makmur, berdaya, dan daerahnya makin diketahui sebagai wilayah milik Indonesia. Jadi tak ada cerita tahu-tahu diklaim milik siapa gitu.

    ReplyDelete
  32. Asyik banget ya mbak Mei bisa melihat batas Indonesia Malaysia. Itu tadi misal wisatawan berjalan lewati batas apakah ada sanksi?

    ReplyDelete
  33. Jadi penasaran mau lihat kota Entikong dari dekat, tentunya bahasa Indonesia dan Malaysia di sana jadi bercampur baur ya begitu juga dengan orang2nya, kalau pandemi sekarang mungkin penjagaan lebih diperketat lagi

    ReplyDelete
  34. Indonesia sungguh luas ya.
    Jujur ini pertama kalinya aku dengar ada kawasan bernama Entikong di Indonesia. Astagfirullah. Seru juga ya travelling antar negara dengan jalur darat menggunakan bisa. Tapi ya memakan waktu lama banget ya, hehe.

    ReplyDelete

Silakan berkomentar dengan bijak dan positif. Terima kasih.