Daerah timur Indonesia, membentang sangat luas. Tidak hanya menyimpan keindahan alamnya, tetapi juga kaya akan budaya dan sejarahnya yang memukau. Termasuk kawasan timur Indonesia di bagian Toraja Utara, Provinsi Sulawesi, dan salah satu destinasi wisata budayanya yang sangat populer adalah situs cagar budaya Bori Parinding. Penasaran dengan pengalaman saya mengunjungi wisata budaya ini? Keep reading.
Mengenal Situs Cagar Budaya Bori Parinding
Makam Batu Bori Parinding merupakan kompleks kuburan liang batu dan rante tempat upacara kematian Rambu Solo. Lokasinya terletak di Desa Bori, Kecamatan Sesean, Toraja Utara, Provinsi Sulawesi Selatan. Situs ini juga dikenal dengan nama lain Rante Kalimbuang atau Kalimbuang Bori yang memiliki sejarah panjang terkait budaya Toraja.
Bori Parinding telah terdaftar sebagai salah satu situs cagar budaya yang ditetapkan oleh pemerintah dengan dengan nomor SK Penetapan Menteri NoPM.09/PW007/MKP/2010. Karena keunikannya juga, Bori Parinding masuk sebagai salah satu objek wisata warisan budaya UNESCO sejak tahun 2012 karena keunikannya.
Cagar Budaya Bori Parinding berdiri di kawasan seluas 546 m2. Terdapat lebih dari 100 menhir atau menara batu dengan tinggi ada yang mencapai 7 meter dengan diameter 180 cm. Bentuknya sederhana tidak ada yang aneh-aneh. Tempat wisata ini dikelilingi oleh pepohonan yang hijau dan rumput yang juga hijau. Sangat tenang dan damai pertama kali melihatnya.
Makam batu Bori Parinding ini merupakan kompleks kuburan liar yaitu situs kompleks kuburan yang unik karena memiliki liang batu untuk menyimpan jenazah dan juga rante atau area untuk upacara Rambu Solo. Cagar Budaya Bori Parinding juga memiliki menhir atau simbuang batu yang didirikan sebagai lambang kehormatan bagi yang telah meninggal.
Lebih dari itu kawasan makam batu Bori Parinding ini merupakan lambang status sosial, batu-batu yang kokoh berdiri ini memiliki ukuran dan teknik pembuatan menhir yang mencerminkan status sosial pemiliknya dan didirikan sebagai lambang kehormatan bagi yang telah meninggal.
Semakin besar dan rumit menhirnya, semakin tinggi pula status sosialnya. Menhir yang didirikan di kawasan ini juga merupakan simbol bahwa orang yang meninggal adalah tokoh dalam tatanan kehidupan sosial suku Toraja di kawasan Toraja Utara. Menhir ini akan didirikan setelah prosesi pemakaman selesai.
Komplek makam batu Bori Parinding yang memiliki bentuk seperti stonehenge ini, sudah ada sejak tahun 1700-an. Awal mula berdirinya kawasan makam batu Bori Parinding ini yaitu meninggalnya salah satu tokoh penting masyarakat Toraja Utara. Oleh sebab itu, kamu akan menyaksikan beberapa batu ini seperti fosil karena usianya sudah ada yang mencapai 300-an tahun lebih.
Menurut cerita dan beberapa referensi, batu menhir yang ada di kawasan ini merupakan batu yang dibentuk terlebih dulu dan kemudian ditanam oleh leluhur dan bukan dari sembarang orang.
Sampai hari ini makam batu Bori Parinding ini berdiri kokoh dan keunikan serta budayanya inilah, membuat banyak orang dari luar Toraja ingin mengunjunginya. Akhirnya kemudian berkembang menjadi salah satu objek wisata Toraja yang sangat populer, apalagi ketika statusnya sudah dinaikan sebagai cagar budaya dan masuk dalam warisan UNESCO.
Pengalaman Traveling Ke Situs Cagar Budaya Bori Parinding
Pertama kali mengunjungi cagar budaya Bori Parinding tahun 2013, ketika aksesibilitas objek wisata ini masih cukup terbatas dan belum sepopuler sekarang di kalangan wisatawan. Sepanjang jalan saat kami berkunjung, juga belum begitu ramai, kami hanya melewati rumah warga dan pemandangan alam berupa sawah dan hutan terbuka. Saat ini sudah banyak cafe-cafe cantik sepanjang jalur yang dilewati dan sudah banyak wisatawan yang berkunjung.
Saat berkunjung ke cagar budaya Bori Parinding, kami menyewa mobil untuk dapat sampai ke tempat wisata ini. Sekaligus juga mengunjungi ke destinasi wisata alam Karst Rammang-rammang. Saat kami ke sana, mengingat tempat wisata ini belum begitu populer, ketika saya dan teman-teman mengunjungi tempat ini tidak ada pengunjung lain. Jadi hanya kami saja saat itu, sehingga kami dapat berfoto dengan bebas dan mengobrol dengan masyarakat sekitar dengan leluasa.
Setibanya di sana, kami dipandu oleh seorang guide dan juga ada beberapa masyarakat setempat yang mengajak kami mengobrol. Awalnya kami hanya melihat menhir-menhir ini, semuanya berdiri kokoh dan sangat cantik ketika dilihat dari lokasi yang lebih tinggi. Menhir-menhir merupakan simbol penghormatan terhadap leluhur yang memiliki kedudukan tinggi ini, menyimpan banyak sejarah menarik.
Sembari melihat-lihat menhir ini, kami juga bercengkrama dan mendengarkan banyak cerita dari warga lokal. Melengkapi informasi guide, mereka bercerita jika setiap batu yang berdiri kokoh di tempat ini memiliki cerita masing-masing dan ukurannya melambangkan status sosial orang yang meninggal.
Warga setempat juga bercerita, jika mereka akan terus menjaga warisan budaya menhir ini dengan bangga dan penuh rasa hormat. Keren ya mereka, bangga dan mau melestarikan budayanya yang sudah turun temurun selama ratusan tahun.
Kami melihat ada beberapa menhir yang berukuran besar dan berukuran kecil. Ternyata, besarnya batu melambangkan status sosial orang yang meninggal. Semakin besar ukuran menhir, semakin tinggi status sosial orang yang meninggal. Selain itu juga, jika ada menhir besar dikelilingi oleh menhir-menhir kecil, hal ini menandakan bahwa mereka adalah kerabat dekat dengan pemilik menhir besar.
Selain menhir-menhir yang berdiri indah dan penuh makna di makam batu Bori Parinding ini, di kawasan objek wisata ini kami juga melihat batu berukuran besar dan didalamnya. Dan ternyata didalamnya terdapat liang pekuburan.
Batu berukuran raksasa ini dikenal dengan sebutan liang Pa. Keluarga yang ditinggalkan akan menempatkan jenazah keluarganya di dalam liang-liang yang sudah disediakan dalam batu raksasa ini.
Selain Menhir, batu raksasa untuk lubang jenazah, kawasan makam batu Bori Parinding juga sekaligus juga menjadi tempat untuk upacara pemakaman khas Toraja ini yang megah. Upacara ini menjadi simbol akan kekayaan budaya Indonesia yang masih sangat terjaga.
Karena berfungsi sebagai tempat upacara pemakaman, di Cagar Budaya Bori Parinding, wisatawan akan melihat beberapa perlengkapan dan peralatan untuk upacara pemakaman.
Mulai dari lakian yang merupakan tempat persemayaman sementara bagi jenazah sebelum dimakamkan, sampai dengan dolmen atau meja batu panjang untuk melakukan upacara pemakaman. Jika berkunjung saat ada yang meninggal, wisatawan dapat melihat upacara adat kematian seperti Upacara Rambu Solo secara langsung.
Kami diizinkan untuk berkeliling melihat dan mengambil foto di sekitar kawasan ini, dan pastinya tidak melanggar beberapa peraturan yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Setelah hampir sekitar 2-3 jam, puas berfoto dan mendengarkan sejarah dari masyarakat setempat yang menyambut kami di sana, kami akhirnya memutuskan pulang dan melanjutkan ke destinasi wisata Toraja lainnya.
Cara Menuju Cagar Budaya Bori Parinding
Wisatawan dapat menyewa kendaraan roda dua atau roda empat untuk menuju tempat ini. Perjalanan dari Kota Rantepao yang merupakan pusat kawasan Toraja Utara, kurang lebih sekitar 9 KM atau 30 - 40 menit dengan menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat. Perjalanan dapat ditempuh dengan melewati jalur Poros Talung lipu menuju pusat daerah Sesean.
Waktu berkunjung Cagar Budaya Bori Parinding
Kamu dapat berkunjung ke tempat ini setiap hari. Sebagai saran, lebih baik berkunjung pada pagi atau sore hari karena waktu tersebut menjadi waktu terbaik untuk berkunjung.
Harga Tiket Masuk
HTM dikenakan sekitar Rp.10ribu - Rp15ribu. Harga ini belum termasuk biaya untuk guide. Gunakan guide yang merupakan masyarakat setempat. Selain kamu turut berkontribusi akan pemberdayaan masyarakat setempat, kamu juga akan mendapatkan informasi secara detail dan lengkap mengenai sejarah makam batu Bori Parinding ini. Karena guide ini yang mengetahui sejarah sehari-hari di tempat ini.
Itu dia pengalaman saya mengunjungi makam batu Bori Parinding. Pengalaman yang sangat luar biasa dan penuh dengan makna. Selain menambah wawasan dan pengalaman, mengunjungi tempat ini juga menyadarkan saya akan budaya Indonesia yang begitu kaya.
I am proud to be Indonesian. Ada yang pernah mengunjungi objek wisata Cagar Budaya Bori Parinding ini? Boleh share di kolom komentar pengalamannya.
Referensi:
https://whc.unesco.org/en/tentativelists/5462/
20 Comment
Ah, Tanah Toraja menyimpan sejuta pesona ya
ReplyDeleteTerutama untuk wisata sejarah seperti ini.
Menhir menhir yang punya pesona magis yang menarik
Indonesia ini kaya budaya bangeeett ya Mbaaa
ReplyDeleteSiapa nyana, batu-batu ini adalah kompleks pemakaman, trus besar kecilnya batu juga bisa gambarkan status sosial selama hidup di dunia.
Mindblowing bangeettt ini mah.
Tadinya aku kira ini di Stonehenge Jogja loh mbaa, karena lumayan mirip batu2nyaaa
Baca tulisanmu makin membuka mata kita akan betapa kayanya sejarah dan budaya di Indonesia ya mbak. Baru tau aku, kalo Indonesia juga punya semacem 'stonehenge' nya sendiri. Dan tiap batu bahkan punya makna tersendiri berdasarkan status sosialnya masing-masing.
ReplyDeleteAduh, jadi pengen nabuuung biar bisa sekali2 traveling keluar pulau Jawaaa
Awalnya kukira jenazahnya dimasukkan ke dalam batu, ternyata tetep dikubur tapi di atasnya dikasih batu, begitu kan ya? Mengenai tinggi pendek ukuran batunya, terkait status sosial rupanya. Ini menarik sih, karena pada masa lampau, mereka sudah membuat perbedaan itu yang diwujudkan pada menara makam. 7 meter itu tinggi, pantesan di foto dirimu keliatan mungil Mei hehe. Gimana cara angkat dan pasang batunya ya? Zaman dulu kan belum ada alat buat pemindah canggih. Apa ada cerita soal itu?
ReplyDeleteYuni Bint Saniro: Belum pernah ke Cagar Budaya Makam Batu Bori Parinding, kak. Cuma pernah dengar ceritanya aja.
ReplyDeleteSoalnya, Bibiku ada yang menikah dengan orang Sulawesi. Pas pulang ke rumah suaminya, bibiku diajak jalan-jalan dan salah satu tujuannya ya ke sini
Aku yang dengarkan aja merasa gimana gitu
Bori parinding ini kalau dilihat tuh mirip stonhenge di Salisbury Inggris. Menurutku kompleks cagar budaya pemakaman ini cantik lho, lihat ada rumput yang hijau dan terawat banget. Karena aku sempat ke salah satu cagar budaya di Mojokerto kayak candi gitu, masih kurang terawat. Kan sayang banget warisan nenek moyang yang bisa jadi pembelajaran sejarah, kurang diperhatikan. :(
ReplyDeleteSubhanallah... Begitu kaya budaya Indonesia itu ya. Selain upaya pemakaman di twubg batu ternyata ada bentuk pemakaman lain seperti dalam batu menhir ini
ReplyDeleteBagus sudah dipatenkan UNESCO nih. Jangan sampai diakui negara orang lain punya juga. Hehehe
Aku belum pernah dengar mengenai cagar budaya yang satu ini. Kepikiran batu itu bawanya bagaimana ya, apalagi semakin tinggi berarti juga melambangkan status sosial yang sama. Salut sama penduduk setempat yang tetap menjaga warisan budaya menhir ini. Apakah ke sini wajib disertai guide atau pengunjung bisa langsung datang sendiri?
ReplyDeleteWow pemakaman Toraja dengan batu² menhir? Ini menarik banget mba, baru tau deh. Rasanya belum banyak yg bahas destinasi ini ya atau aku yg ketinggalan berita hehe.... Tiket masuknya murmer tp bisa lihat pemandangan epik gitu, luar biasa .
ReplyDeleteMakin bangga dengan Indonesiaku, salah satu bukti kekayaan budaya bangsa kita ada di sini
Pastinya kalo kesana aku bakal pake guidenya mba. Rugiiii lah kalo kesitu tp ga tau sejarahnya.
ReplyDeleteMenarik bangeeeet. Toraja ini penuh dengan budaya yg memang beda dari yg lain. Duh sayang aku blm pernah kesana.
Dibanding Stonehenge, jujur ini lebih menarik. Apalagi Krn ada cerita budaya yg masih dipertahankan sampai skr.
Belum pernah ke Cagar Budaya Bori Parinding, tapi tahu informasinya waktu nonton televisi, hehe. Makin lengkap informasinya di sini, lumayan juga untuk menuju lokasi kita harus sewa kendaraan ya. Batu-batu di sana juga ternyata usianya sudah ratusan tahun. Banyak menyimpan sejarah yang unik banget.
ReplyDeleteDari sekian jelajahi sudut Indonesia, Toraja belum tersentuh olehku. Ada aja halangan ketika mau kesana. Sepertinya memang belum dipanggil oleh pesona Toraja.
ReplyDeleteMelalui tulisan ini jadi tahu lebih banyak dan semoga nanti bisa menikmati cagar budaya bori parinding ini, apalagi bisa berada di antara Menhir itu.
makin rumit bentuknya, makin ciamik status sosial. Jadi sign yang mudah dilihat oleh pengunjung ya.
ReplyDeleteAsik ini diterangkan lebih dulu, area yang boleh di foto dan yang tidak.
Dengan begitu pengunjung yang datang juga bisa nyaman eksplorasi di sana, sambil mengenal lebih dalam sejarahnya. Apalagi ini sudah masuk menjadi cagar budaya kan, semoga terus tetap terjaga kelestariannya.
Menarik sekali, Toraja memang punya daya tarik yang khas dan sangat sayang untuk dilewatkan begitu saja. Mengingat di Toraja juga terdapat cagar budaya yang menjadi daya pikat banyak wisatawan asing, barakallah mba Mei sudah jelajah area bersejarah ini dengan sangat maksimal serta makasih banyak buat tips mendetailnya, menggunakan guide lokal beneran kasih impact baik untuk penduduk sekitar terutama secara ekonomi dan pengembangan diri mereka juga 🥰.
ReplyDeleteIndonesia sekaya itu budayanya. Apalagi peninggalan zaman dulu juga masih terjaga dengan baik. Aku kalau berkunjung ke tempat wisata budaya seperti Menhir, serasa disihir balik ke zaman dulu. Sampe mikir, gimana caranya angkat batu segede itu
ReplyDeleteSemoga suatu saat bisa ke kawasan menhir di Toraja ini
Saat membaca opening, saya sudah menduga-duga ini rangkaian perjalanan menyusuri Sulawesi Selatan ya, Mbak. Makanya nyamnun dengan cerita Rammang-Rammang yang saya baca mingg lalu.
ReplyDeleteDan Tanah Toraja memang besar kaitanya dengan kematian. dari upacara Rambu Solo, terus makam yang di tebing, juga kompleks pemakaman Bori Parinding. Bagaimana mehnirnya menunjukan derajatnya ya. kalau ke Tator wajib didatangi nih, apalagi sudah masuk Cagar budaya.
Daku belum pernah ke Sulawesi nih. Semoga kelak bisa ke sana, ke cagar budaya Bori Parinding. Bisa sekalian belajar budaya dan sejarah juga.
ReplyDeleteKayanya budaya Indonesia ini yaa.. bikin kagum dengan susunan rapih Makam Batu Bori Parinding.
ReplyDeleteDan filosofi yang menunjukkan status sosial ini jadi masuk akal banget.. segede itu batunya, rasanyaa pasti berat banget.
Tapi apakah pemakaman seperti itu masih digunakan di tanah Toraja hingga kini, ka Mei?
Waw, Toraja ya. Salah satu daerah yang kepengen banget aku kunjungi. Unik banget budaya dan tempatnya. Beruntung sekali Mbak Mei bisa main ke sana. Aamiin, semoga bisa ke Toraja juga deh, dan bisa main ke Cagar Budaya ini. Kalo udah dipatenkan UNESCO pastinya memang sangat unik dan bagus.
ReplyDeleteWaw, Toraja ya. Salah satu daerah yang kepengen banget aku kunjungi. Unik banget budaya dan tempatnya. Beruntung sekali Mbak Mei bisa main ke sana. Aamiin, semoga bisa ke Toraja juga deh, dan bisa main ke Cagar Budaya ini. Kalo udah dipatenkan UNESCO pastinya memang sangat unik dan bagus.
ReplyDeleteSilakan berkomentar dengan bijak dan positif. Terima kasih.