UPACARA ADAT WAE LU'U: UPACARA PENYAMBUTAN TAMU DI KAMPUNG ADAT WAE REBO

Warisan budaya Indonesia yang memukau memang tak ada habisnya. Ada berbagai upacara adat yang sangat menarik di setiap daerah, dan masing-masing upacara dilakukan sesuai dengan adat dan tradisinya. Dan salah satu upacara adat yang sangat menarik di Indonesia adalah upacara adat Wae Lu'u, ketika mengunjungi Kampung Adat Wae Rebo yang ada di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.

Meskipun butuh belasan jam untuk bisa mencapai kampung adat ini, namun wisatawan akan mendapatkan pengalaman luar biasa. Keep reading.

Upacara Adat Wae Lu’u


Wae Lu’u: Upacara Penyambutan Tamu Kampung Adat Wae Rebo

Kampung Adat Wae Rebo, yang terletak di pegunungan Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur, tidak hanya terkenal karena keindahan alamnya dan rumah adat Mbaru Niang yang unik, tetapi juga karena kekayaan tradisi budaya yang dijaga secara turun-temurun oleh masyarakatnya.

Salah satu upacara adat yang sakral di kampung adat Mbau Niang ini adalah Upacara Adat Wae Lu’u, yaitu sebuah upacara adat menyambut tamu yang berkunjung. Upacara ini memiliki nilai spiritual dan nilai sosial tinggi.

Upacara ini juga dilakukan untuk menyambut para tamu yang berkunjung untuk kegiatan wisata, seperti yang saya lakukan. Saat saya berkunjung tamu dibatasi hanya sampai jam 5 sore saja. Selebihnya kampung adat ini sudah tidak menerima tamu lagi.

Wae Lu’u dalam secara harfiah berarti air suci atau mandi air suci. Tidak hanya sebagai bentuk keramahan, Wae Lu’u juga mengandung filosofi mendalam. Seperti unsur doa dan harapan agar tamu yang datang mendapat keselamatan dan kesejahteraan selama berada di kampung adat tersebut.

Air suci ini melambangkan kehidupan, kesucian, dan pembaruan. Dengan memandikan tamu menggunakan air ini, masyarakat Wae Rebo mengajak tamu untuk melepas segala beban dan energi negatif dari luar serta menyambut pengalaman baru dengan hati dan jiwa yang bersih.

Upacara ini dilakukan dengan serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan penuh khidmat, menggabungkan nilai spiritual, adat, dan budaya yang menjadi identitas masyarakat Wae Rebo. Upacara adat Wae Lu’u dapat mempererat hubungan sosial dan spiritual tamu yang berkunjung seperti wisatawan dan juga warga setempat.

Hal-hal yang Wajib Wisatawan Lakukan Sebelum Masuk Ke Kampung Adat Wae Rebo

Saat saya berkunjung ke kampung Mbaru Niang ini, tiba sekitar pukul 4 sore di pos terakhir sebelum masuk kampung adat ini. Pos ini diberi nama Pos Ponto Nao atau disebut juga dengan Pos Rumah Kasih Ibu.

Semua tamu termasuk yang berniat berwisata yang hendak berkunjung ke kampung adat ini wajib berhenti di pos ini. Saya melihat beberapa wisatawan sedang berkumpul menunggu antrian untuk dapat masuk ke wilayah kampung adat ini.

aturan kampung adat wae rebo


Di pos yang berupa bangunan berbentuk saung panggung dengan kedua atapnya berbentuk kerucut  ini, terdapat sebuah banner mengenai aturan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh pengunjung selama bertamu di Kampung Adat Wae Rebo.

Dari pos yang lokasinya berada lebih tinggi dari Kampung Adat Wae Rebo ini, kami sebagai wisatawan dapat melihat secara utuh tujuh rumah Mbaru Niang yang merupakan rumah adat warga Kampung Adat Wae Rebo. Bangunannya sangat indah terlebih dikelilingi oleh hutan hijau asri dan bentuk rumahnya juga dan unik. Tak heran jika rumah Mbaru Niang ini mendapatkan banyak penghargaan kelas dunia.

Di Pos Ponto Nao ini, terdapat sebuah kentongan yang berbentuk unik memanjang, yang memiliki fungsi sebagai pemberi informasi dari  masyarakat luar seperti wisatawan yang berkunjung. Guide akan membantu menjelaskan terkait dengan peraturan ini.

kentongan kampung adat wae rebo


Sipapun tamu seperti wisatawan yang tiba di pos ini, wajib memukul kentongan tersebut dengan cara atau aturan yang sudah ditentukan. Sebagai bentuk pemberitahuan atau informasi kepada warga Kampung Adat Wae Rebo jika ada tamu yang datang. Suara keras kentongan ini akan terdengar sampai ke Kampung Adat Wae Rebo.

Dengan mendengar suara kentongan ini, maka kepala adat dan warga Kampung adat Wae Rebo akan mempersiapkan upacara penyambutan tamu yang dikenal dengan Upacara Adat Wae Lu'u. Warga Mbaru Niang hanya menerima tamu sampai pukul 05.00 sore, karena upacara penyambutan tamu ini tidak boleh dilakukan pada malam hari. Jadi tibalah sebelum pukul lima sore jika ingin berkunjung di kampung adat ini. Apalagi jika tidak berniat menginap.

Pengalaman Mengikuti Upacara Adat Wae Lu’u di Kampung Adat Wae Rebo

Setelah mengantri cukup lama, akhirnya tibalah giliran kelompok kami untuk masuk ke kampung adat ini dan melakukan upacara adat Wae Lu'u. Ketika tiba di Kampung Adat Wae Rebo, guide kami mengarahkan untuk langsung masuk ke rumah kepala adat kampung adat untuk persiapan upacara adat penyambutan.

Upacara adat Wae Lu'u sebagai simbol penerimaan dan penghormatan dari warga adat kepada tamu yang berkunjung. Berikut tahapan dalam upacara adat Wae Lu’u yang kami lakukan.

Sayangnya selama upacra adat kami fokus untuk berdoa, jadi tidak ada dokumentasi selama ritual adat. Kami hanya berfoto setelah upacara selesai. Abaikan wajah kami yang gelap gulita dan lelah setelah trekking berjam-jam untuk menuju kampung adat ini dan perjalanan dari Labuan Bajo selama 9 jam.

ritual adat wae luu


1. Penyambutan awal

Semua tamu akan disambut oleh kepala adat atau dikenal dengan nama Tua Mbaru dan warga yang mengenakan pakaian tradisional. Sambutan dilakukan dengan ramah dan hangat, memberikan kesan bahwa tamu sangat dihargai dan diterima sebagai bagian dari komunitas.

Saat itu kepala adat rumah Mbaru Niang ini adalah Pak Alex Ngadus dan informasinya beliau masih menjabat sampai sekarang. Beliau memberikan sambutan ucapan selamat datang kepada kami.

alex ngadus upacara adat wae luu


2. Pembacaan doa dan mantra adat

Kepala adat Pak Alex Ngadus kemudian memimpin pembacaan doa dan mantra-mantra khusus. Bahasa yang digunakan adalah bahasa lokal, sehingga saya waktu itu tidak begitu mengerti artinya. Yang pasti doa dan mantera tersebut adalah doa baik yang berisi permohonan keselamatan, perlindungan, serta keberkahan bagi tamu dan seluruh warga desa. 

Doa ini juga sebagai ungkapan rasa syukur kepada leluhur dan roh-roh penjaga kampung. Upacara selesai tidak sampai 10 menit. Setelah selesai pembacaan doa, Pak Alek Ngadus dan beberapa warga menceritakan secara singkat tentang kampung adat ini dan peraturan-peraturan yang boleh dna tidak boleh.

3. Mandi air suci

Sebagai informasi, guide menjelaskan upacara adat penyambutan untuk wisatawan ada perbedaan dengan penyambutan tamu lainnya. Kami tidak melakukan mandi dengan air suci tersebut. Rangkaian ini  akan  dilakukan untuk penyambutan tamu khusus dengan waktu yang cukup banyak.

Jadi saat itu kami diminta udah membasuh muka, tangan, dan kaki  dengan air yang sudah disediakan. Tujuannya untuk pembersihan diri dari energi negatif yang kita bawa dari luar dan pengharapan agar tamu dapat menjalani perjalanan hidup dengan lancar dan penuh berkah. Setelah penyambutan di rumah kepala adat, kami dipersilakan untuk pindah ke rumah khusus tamu. 

4. Menikmati minuman khas Kampung Adat Wae Rebo

Akhirnya kami dipersilakan untuk pindah ke rumah khusus tamu untuk menerima sambutan lain berupa minuman welcome drink yaitu kopi khas Kampung Adat Wae Rebo yang dibuat secara tradisional oleh warga. Kopinya wangi sekali dan juga makanan lainnya.

Dengan demikian, uacara sudah selesai. Selesainya upacara juga menandakan bahwa kami sudah diterima sah secara aturan adat sebagai tamu yang boleh menikmati kampung adat yang indah ini tanpa melanggar aturan yang sudah ditetapkan.

Dan akhirnya kami bebas bercengkrama bermain dengan anak-anak dan warga Kampung Adat Wae Rebo.

anak-anak dikampung adat wae rebo upacara adat wae luu


My thought

Itu dia pengalaman saya mengikuti upacara adat Wae Lu'u di Kampung Adat Wae Rebo. Ritual adat ini mengajarkan saya tentang pentingnya kesucian hati, rasa hormat, dan keharmonisan antar manusia serta alam. 

Dengan melibatkan doa, air suci, dan berbagai simbol adat, Wae Lu’u menjadi jembatan penghubung antara masa lalu dan masa kini, sekaligus alat pelestarian budaya yang hidup dalam kehidupan masyarakat di Manggarai, Flores.

Selain itu, upacara ini juga menguatkan ikatan sosial antar warga dan tamu, sekaligus memperkuat hubungan antara manusia, alam, dan leluhur. Dalam kepercayaan masyarakat Manggarai, menjaga harmoni antara ketiga elemen tersebut adalah kunci kehidupan yang damai dan sejahtera.

Sebagai orang yang sering melakukan penelitian di bidang sosial dan budaya, upacara adat Wae Lu’u ini memiliki peranan yang sangat penting dalam menjaga kelestarian budaya Kampung Adat Wae Rebo.

Melalui upacara adat yang turun temurun ini, generasi muda termasuk wisatawan didalamnya diajarkan untuk memahami dan menghargai nilai-nilai adat dan spiritual yang menjadi warisan leluhur. Sehingga ritual ini menjadi daya tarik wisata budaya tersendiri bagi wisatawan, termasuk saya.

Upacara adat ini mampu memperkenalkan keunikan dan kearifan lokal kepada dunia luar. Pentingnya menjaga keaslian dan kesakralan upacara ini juga disadari oleh masyarakat dan pemerintah setempat. Maka dari itu warga Wae Rebo berupaya melindungi tradisi ini agar tidak tercemar oleh komersialisasi berlebihan dan tetap menjadi bagian dari identitas serta jati diri komunitas.

Dan buat saya pribadi, mengikuti Upacara Wae Lu’u adalah pengalaman yang sangat berharga dan memberikan wawasan baru mengenai betapa kayanya Indonesia akan budaya. Selain mendapatkan sambutan yang hangat dan penuh penghormatan, kami juga juga diajak untuk merasakan dalamnya makna spiritual dan budaya yang belum tentu ditemukan di tempat lain.

Saya pulang selain membawa pengalaman luar biasa, tetapi juga  membawa kenangan keindahan alam, dan pelajaran hidup dan nilai-nilai budaya yang memperkaya wawasan saya sebagai orang yang berkecimpung dalam penelitian sosial dan budaya saat itu.

0 Comment

Silakan berkomentar dengan bijak dan positif. Terima kasih.