Tidak hanya terkenal dengan pantainya yang sangat indah, atau kulinernya yang sangat lezat, Bali juga dikenal dengan keindahan wisata lainnya. Tempat-tempat ini memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan nusantara ataupun wisatawan mancanegara. Salah satunya adalah Monkey Forest Ubud Bali atau Sacred Monkey Forest Sanctuary.
Mengenal Monkey Forest Ubud Bali
Monkey Forest Ubud Bali yang juga dikenal dengan nama Mandala Suci Wenara Wana atau Sacred Monkey Forest Sanctuary adalah destinasi wisata populer di Bali, yang merupakan habitat bagi ribuan monyet ekor panjang.
Destinasi wisata cagar alam dengan rangkaian kompleks candi ini memiliki lebih dari 1260 ekor monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) yang usianya sangat beragam. Cagar alam hutan ini memiliki luas kurang lebih 12,5 hektar.
Monyet berekor panjang di cagar alam Bali ini hidup secara berkelompok sesuai dengan jenisnya. Berdasarkan berbagai informasi dari petugas saat berkunjung, saat ini ada enam jenis kelompok monyet yang menempati kawasan Monkey Forest Ubud Bali. Diantaranya adalah kelompok Pura, kelompok Hutan Baru, kelompok Sentral Point, kelompok Timur, kelompok Michelin dan juga kelompok Kuburan.
Di dalam kawasan Monkey Forest Ubud ini, juga terdapat tiga pura yang diberi nama Pura Dalem Agung Padangtegal, Pura Beji dan Pura Prajapati. Pura-pura ini dikelola langsung warga desa setempat yang sekaligus juga petugas di Monkey Forest Ubud Bali ini.
Mandala Suci Wenara Wena ini menjadi salah satu destinasi wisata populer terutama turis-turis asing yang senang dengan alam dan juga budaya. Tempat wisata monyet berekor panjang ini, adalah tempat wisata yang kids friendly.
Anak-anak mulai usia tiga tahun sudah mulai dikenakan tarif masuk normal untuk anak-anak. Sekaligus juga dapat menjadi tempat wisata edukasi untuk anak-anak mengenal binatang dan habitatnya.
Aktivitas Yang Dapat Dilakukan di Monkey Forest Ubud Bali
Di tempat wisata populer di Bali ini, ada banyak aktivitas yang dapat wisatawan lakukan. Apa saja?
1. Melihat aktivitas monyet
Dari namanya sudah jelas bahwa Monkey Forest, daya tarik utama dari tempat wisata ini adalah melihat monyet-monyet berekor panjang. Wisatawan dapat menyaksikan monyet-monyet ini di pohon atau pun di tanah. Kita dapat menyaksikan berbagai aktivitas monyet ini, mulai dari bermain sampai dengan feeding.
2. Menikmati keindahan alam
Buat yang suka alam dan ingin menghirup udara segar, Monkey Forest Ubud Bali ini sangat cocok untuk dikunjungi. Ada banyak pohon besar dengan dedaunan hijau yang mampu mengeluarkan udaranya yang sangat segar dan terasa sangat sejuk dan nyaman.
Kamu bisa berlama-lama di tempat ini untuk menghirup udara segar dan menikmati pemandangan hijaunya. Kamu juga bisa berfoto di beberapa lokasi dengan latar belakang pohon-pohon besar dan hijau ini. Terasa damai dan nyaman sekali.
3. Berfoto dengan monyet
Wisatawan juga dapat berfoto dengan monyet-monyet ini, tentu saja harus ditemani dengan petugas di sana, untuk keamanan dan keselamatan kamu sebagai wisatawan. Karena cerita dari petugas di cagar alam ini, banyak monyet-monyet yang agresif. Jadi pastikan ketika kamu ingin berfoto dan menyentuh monyet-monyet ini, ada di bawah pengawasan petugas.
4. Mengunjungi Pura
Seperti yang sudah saya djelaskan di awal, di kawasan wisata Monkey Forest Ubud Bali ini terdapat tiga pura suci yaitu Pura Dalem Agung yang dianggap sebagai pura suci utama. Pura suci ini merupakan tempat penyembahan Hyang Widhi, Dewa Siwa, sebagai Sang Pelebur.
Pura kedua adalah Pura Beji, tempat penyembahan Hyang Widhi untuk Dewi Gangga. Di pura suci kedua ini terdapat sumber air suci alami yang biasa digunakan oleh umat Hindu setempat untuk melukat. Pura ketiga adalah Pura Prajapati, tempat penyembahan Hyang Widhi, Prajapati. Pura ini dekat dengan kuburan yang juga digunakan untuk ritual ngaben massal atau kremasi jenazah masyarakat Hindu setiap lima tahun sekali.
5. Membeli makanan
Aktivitas lain yang dapat wisatawan lakukan ketika ke Monkey Forest Ubud Bali adalah membeli makanan yang tersedia di dalam kawasan wisata ini. Kamu dapat menikmati makanan bebek khas Bali. rasa-rasanya sangat nyaman menikmati makanan sambil ditemani dengan suara monyet-monyet di atas pepohonan dan juga udara yang sejuk. Wajib banget untuk dicoba makan di kawasan wisata ini.
6. Berbelanja souvenir
Selain membeli makanan, wisatawan juga dapat membeli berbagai oleh-oleh atau souvenir khas Bali seperti lukisan, keranjang, kain berupa tenun ikat, dan juga kerajinan lainnya khas Bali di sekitar kawasan wisata populer di Ubud Bali ini.
7. Grounding
Wisata di alam selain membuat kita banyak berinteraksi dengan alam, manfaat lainnya adalah kita dapat melakukan grounding dengan berjalan di sepanjang hutan monkey forest dan melepas alas kaki yang kita gunakan.
Kamu juga dapat dengan bebas memeluk pohon-pohon besar untuk melepas semua beban dalam diri kamu selama ini. Percayalah aktivitas ini akan membantu liburan kamu semakin menyenangkan dan menenangkan. Pernah coba? Kalau belum yuk cobain dan nikmati bagaimana kita semakin dekat dengan alam.
Itu dia beberapa kegiatan yang bisa wisatawan lakukan saat berkunjung ke Monkey Forest ubud Bali.
Tips Berkunjung Ke Monkey Forest Ubud Bali
Selain mengetahui aktivitas yang dapat kamu lakukan selama berkunjung ke Monkey Forest Ubud Bali ini, ada juga beberapa tips yang wajib kamu tahu, agar liburan kamu tetap aman, nyaman, dan happy.
1. Berpakaian yang tertutup dan sopan
Gunakan pakaian yang tertutup dan sopan saat berkunjung ke destinasi wisata ini. Mengingat di tempat ini juga tersedia pura suci yang bisa kamu kunjungi.
Lebih dari itu untuk jaga-jaga dari keagresifan monyet-monyet ini. Termasuk untuk menghindari terkena goresannya jika dikejar, aman bukan kalau menggunakan pakai tertutup, seperti yang saya alami, tiba-tiba ada monyet yang loncat ke pangkuan saya ketika sdang duduk.
2. Berkunjung setelah jam 2 siang
Berkunjung setelah monyet-monyet ini diberi makan yaitu sekitar pukul 02.00 atau 03.00 waktu setempat. Setelah jam 2 atau jam 3 siang, monyet-monyet ini dalam kondisi kenyang karena sudah diberi makan, sehingga mereka tidak seagresif di waktu pagi hari.
3. Jaga anak-anak
Jaga anak-anak, jangan biarkan mereka berjalan sendirian atau lepas dari pengawasan. Terutama di pagi hari ketika monyet-monyet tersebut masih sangat aktif.
4. Jangan membawa dan memberi makanan
Jangan pernah membawa makanan ke lokasi wisata ini jika tidak ingin dikejar-kejar atau diikuti oleh monyet-monyet tersebut. Karena mereka dengan instingnya akan mengetahui jika ada pengunjung yang membawa makanan. Dan jangan pernah juga memberikan makanan kepada monyet-monyet berekor panjang ini.
5. Simpan barang berharga dengan baik
Jika membawa kendaraan, lebih baik simpan barang berharga kamu di kendaraan, tetapi jika khawatir hilang maka simpanlah di tas dengan rapi, seperti handphone atau kacamata. Karena monyet-monyet ini bisa saja mengambilnya dan beberapa kasus pernah terjadi.
Dan pastikan tas yang kamu bawa dibawa dengan aman tidak mudah diambil atau ditarik oleh monyet-monyet tersebut. Jangan menentengnya, karena monyet-monyet ini akan merebutnya dari tangan kamu.
6. Simpan kamera dengan aman
Jika ingin memotret, pastikan kamera kamu dipegang dengan aman, misalnya dikalungkan di leher agar tidak mudah diambil atau direbut oleh monyet-monyet ini. Atau jika menggunakan tongsis atau HP pastikan tongsis dan HP kamu dipegang aman.
7. Jangan buang sampah sembarangan
Sebagai smart traveler, yuk jangan pernah membuang sampah sembarangan di tempat ini, misalnya tisu, plastik, atau sejenisnya. Termasuk jangan merusak tumbuhan yang ada di sana.
8. Berjalan sesuai dengan jalur
Berjalanlah sesuai dengan jalur yang sudah disediakan, selain untuk keamanan diri sendiri juga agar tidak mengganggu kenyamanan monyet-monyet ini.
9. Hindari kontak mata langsung dan juga fisik
Buat kamu yang ingin berfoto dengan monyet-monyet ini, pastikan tidak menyentuhnya secara langsung tanpa pengawasan petugas di sana. Selain kita tidak tahu kebersihan dari monyet-monyet ini, dikhawatirkan juga mereka akan bersikap agresif dan dapat melukai kamu.
Jadi pastikan ketika ingin berinteraksi dengan mereka, ada di bawah pengawasan petugas. Termasuk jika melihat anak-anak monyet yang lucu, jangan menyentuhnya, karena akan membuat orangtua monyet ini marah.
10. Jangan menyakiti monyet-monyet
Jangan berinteraksi secara langsung bahkan menyakitinya misalnya memukul atau menendang saat mereka mengikuti kita, bersikap tenang dan panggil petugas. Jika kamu agresif terhadap mereka, maka teman-temannya akan menyerang kamu. So be aware ya. Termasuk juga jangan menatap monyet-monyet ini secara langsung.
11. Tetap tenang
Jika terjadi sesuatu seperti diikuti oleh monyet-monyet tersebut, barang-barang kamu direbut, atau lainnya, tetap tenang dan jangan menyerang atau memukul mereka. Panggil petugas dan biarkan ditangani oleh ahlinya. Di beberapa titik yang saling berdekatan, petugas terlatih biasanya stand by untuk menjaga keselamatan pengunjung.
Foto di atas adalah salah satu pengalaman saya, niatnya hanya mau foto saja di sebelah monyet-monyet ini. Tiba-tiba monyet ini lompat ke pangkuan, tentu saja membuat saya kaget. Karena saya memang hampir tidak pernah bersentuhan dengan binatang berbulu, karena ada trauma waktu kecil. Sempat nge-freeze dan petugas di sana mencoba menenangkan untuk tidak bergerak.
Untungnya saya mampu mengontrol diri untuk tetap diam, meskipun cemas takut digigit, geli bayangin kotorannya menempel ke tangan atau baju kita, dan saya harus menahan sakit karena jari saya dipegang kuat sama monyet ini, sampai memerah setelahnya. Setelah diberi makanan oleh petugasnya barulah monyet ini turun, itupun lama sekali sampai makanannya habis.
Stay cool pokoknya, padahal itu muka udah ga jelas pengen nangis dan nahan rasa takut. Tapi jadi kenangan tersendiri karena dapat foto sama monyet nakal ini.
Ada juga wisatawan lain yang tasnya diambil, kacamata atau HP-nya, lucu-lucu kejadiannya tapi bikin trauma kalau kita memang jarang berinteraksi dengan binatang. Apalagi mempunyai trauma dari kecil soal binatang.
No hard feeling and don't judge, buat para pecinta binatang, saya senang melihat orang berinteraksi atau memelihara binatang, but not for me. Mengalami beberapa kejadian kurang menyenangkan bahkan menjijikan dengan beberapa jenis binatang, membuat saya sulit untuk bisa bersentuhan atau berinteraksi dengan beberapa jenis binatang, kalau bukan karena terpaksa.
Lokasi, Cara, Harga Tiket, dan Jam Operasional Monkey Forest Ubud Bali
Lokasi dan Cara ke Monkey Forest Ubud Bali
Lokasinya berada di Desa Padangtegal Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali. Jaraknya sekitar 24,2 Kilometer dari pusat Kota Denpasar atau bisa ditempuh dengan berkendara sekitar satu jam. Jalanan menuju kawasan wisata ini sangat bagus. Kalau kamu berangkat dari bandara Ngurah Rai memerlukan waktu sekitar 1 jam, 15 menit, dengan jarak tempuh sekitar 36 kilometer.
Kamu dapat menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat. Tersedia area parkir yang sangat luas bagi siapa saja yang berkunjung ke tempat wisata ini.
Harga Tiket Masuk
Ketika saya berkunjung, harga tiket yang dikenakan adalah Rp100ribu rupiah untuk orang dewasa dan anak-anak 3-12 tahun Rp80ribu rupiah. Tiket ini khusus untuk wisatawan nusantara dan pemegang KITAS (Kartu Izin Tinggal Terbatas) yang berlaku untuk hari weekend. Untuk hari biasa, dewasa Rp80ribu dan anak-anak Rp60ribu.
Untuk wisatawan mancanegara di weekend adalah Rp120ribu untuk dewasa dan Rp100ribu untuk anak-anak (3-12 tahun). Untuk hari biasa Rp100ribu rupiah dan anak-anak Rp80ribu rupiah.
Sementara khusus untuk warga Bali yang dibuktikan dengan identitas Bali seperti KTP diberikan harga khusus, yaitu Rp30ribu untuk dewasa dan Rp20ribu untuk anak.
Jam Operasional
Monkey Forest Ubud Bali buka setiap harinya pada pukul 08.30-18.00 WITA. Namun, pembelian tiket hanya dibuka sampai pukul 17.00 WITA. Saya berkunjung ke tempat ini pagi hari karena sore kami akan melihat Tari Kecak di Uluwatu.
Itu dia pengalaman seru saya ketika berkunjung ke Monkey Forest Ubud Bali. Buat yang suka dengan binatang dan alam, tempat wisata ini cocok banget untuk dikunjungi. Sekaligus menjadi sarana edukasi untuk yang membawa anak, mengenal hewan monyet dan habitatnya, serta mengenal alam, karena di dalam hutan ini banyak sekali pohon besar.
Waktu terbaik berkunjung
Informasi petugas yang saya ajak mengobrol, monyet-monyet ini memiliki jadwal feeding. Biasanya sebelum feeding atau makan, kera-kera ini cukup agresif, terbukti selama saya berkeliling ada banyak monyet yang mengejar-ngejar wisatawan sampai wisatawan tersebut ketakutan dan petugas membantu menenangkan monyet-monyet ini agar tidak mengganggu pengunjung.
Saat saya berfoto petugas memberi tahu untuk mengunjungi mereka setelah dikasih makanan tepatnya setelah pukul 02.00 atau 03.00 waktu setempat. Monyet-monyet ini karena selesai makan jadi lebih tenang.
Fasilitas Monkey Forest
- Area parkir
- Ticketing
- Tourist Information
- Toilet
- Tempat makan
- Keamanan
- Pura
- Staff terlatih
Itu dia beberapa tips mengunjungi Monkey Forest Ubud Bali yang mungkin bermanfaat buat kamu. Ada yang pernah mengunjungi destinasi tempat wisata populer di Bali ini? Kalau ada yang pernah, boleh banget sharingnya di kolom komentar.
19 Comment
Bali emang selalu punya tempat wisata dengan suasana alam yang candu ya. Betapa warga disana bisa hidup harmonis bersama alam sekitarnya, menjadi sebuah bentuk keindahan tersendiri.
ReplyDeletePenasaran sama monyet disana, kayaknya lucu ya kalau masing-masing punya berbagai kepribadian. Ada yang unik, ramah, dan ada yang agresif juga.
Dan kangen juga pengen grounding. Memeluk pohon, dan mengingatkan kita sebagai seorang insan ciptaan tuhan.
Grounding ini sih yang jadi targetku.
ReplyDeletekarena kalo ke Bali memang kita kayak dimanjakan dengan alam yg begitu memikat.
nggak heran banyak yg cari healing theraphy di sana.
memeluk pohon juga lagi happening banget ya
Aaaakkk, kebayang tenangnyaaaa
Ternyata Monkey Forest oke juga ya buat dikunjungi, nggak semenakutkan kata orang-orang soalnya dulu aku ditakut-takutin bisa dikejar monyet, huhu.. namanya pun monkey forest, ngarep apa cobaaakk selain ya adanya monyet.
ReplyDeleteAh iya, spare harga antara lokal dan mancanegara nggak terlalu besar ya.
Aku juga pernah kak kesana tapi sudah lamaaaa dah beberapa tahun yang lalu...tapi masih inget siee kejadian2 unik disana karena tingkah polah monyet yg suka tiba2 ambil barang pengunjung pas mereka lengah...
ReplyDeleteAnjuran tidak boleh memeberi makan ini sebenarnya bermanfaat banget namun sayang banyak wisatawan yang tidak mengindahkan nya karena kalo sekali diberi makan pasti mereka minta lagi dan pengunjung selanjutnya yang jadi sasaran yaa...
wah jadi waiting listku nie buat ajak anak2 main kesana saat liburan nanti ... mereka pasti suka
ReplyDeleteMba mei, aku pikir memang sengaja foto pangkuan Ama si monyet hahahahahahaha. Ternyata ada insidennya toh 😄😂.
ReplyDeleteTp jadi baguus mba, jarang2 ada foto bisa pangkuan Ama monyet di sana. Aku aja ga beraniii 😁😅
Trakhir kali ke sini 2008. Ish dah lamaa banget. Setelah itu aku ga pernah ke situ lagi walau msh sering ke Bali.
Jujur aku takut Ama monyet. Sukaa liat mereka Krn pintar, tp takut utk Deket. Apalagi kalo sampe digigit 😅. Kuatir rabies juga
Udah lama tertarik dengan destinasi wisata yang menggabungkan keindahan alam dan nilai budaya, dan Monkey Forest Ubud tampaknya menawarkan keduanya. Mengetahui bahwa tempat ini tidak hanya menjadi habitat bagi lebih dari 1.260 monyet ekor panjang, tetapi juga memiliki tiga pura suci yang dikelola oleh warga setempat, menambah daya tariknya sebagai destinasi edukatif dan spiritual. Informasi tentang kelompok-kelompok monyet (agar mereka tidak agresif dan menyerang seperti hindari tatap mata langsung, jangan kasih makanan, jangan pegang2 anak2 monyet) dan aktivitas yang dapat dilakukan, seperti berfoto dengan pendampingan petugas, sangat membantu dalam merencanakan kunjungan yang aman dan menyenangkan.
ReplyDeleteKalau bicara soal wisata Bali tidak ada habisnya ya, Mbak. Sangat banyak dan beragam. Jadi kalau hanya sehari dan sekali ke Bali, itu sekadar say hello saja hehehe.
ReplyDeleteTermasuk monkey forest ubud-bali ini. Tidak hanya melihat tingkah laku monyet berekor panjang ini, tapi juga melakukan hal lain. Termasuk mengunjungi pura juga. Terus kita juga jadi belajar bagaimana berinteraksi dengan monyet
Alhamdulillah kalau monkey forest kids friendly ya apalagi harga tiket juga masih cukup terjangkau. Makasih tipsnya, mending datang sore. Soalnya memang banyak cerita yg ke sana tapi diusilin / dicuri bekalnya oleh monyet. Kan jadi kurang nyaman.
ReplyDeleteTips Aktifitas yang paling tepat kalau aku tuh yang grounding, menyatu dengan alam dan menapaki tanah mengembalikan energi yang ditelan oleh waktu.
ReplyDeleteTrus hal paling tepat memang setelah monyet-monyet itu kenyang, jadi lebih aman dan tenang. Tidak direcekokin para monyet yang sedang lapar. Kita aja kalau lapar suka ehem kelakuan apalagi monyet hihihi.
Monkey forest Ubud Bali ini punya banyak aktivitas menarik dan fasilitasnya juga oke banget mba Mei. Dan berdasarkan pengalaman, mba Mei kasih tips yang sangat lengkap serta aplikatif juga. Thanks ya, jadi tau ada tempat sekeren ini di Bali.
ReplyDeleteDaku pernah lihat di medsos soal wisatawan yang ponsel dan topinya diambil oleh monyet, cuma lupa lokasinya di mana. Ini jadi perhatian kita sih ya, semisal berkunjung ke area satwa agar ikuti arahan petugas dan petunjuk yang ada. Atau mungkin petugasnya bisa ditambah juga kali ya.
ReplyDeleteHuaa kebayang tiba-tiba ada monyet iseng minta pangku, bisa pingsan aku huhu takut.. pemandangannya indah ya tamannya..jadi tak hanyalah lihat monyet tapi menikmati alamnya juga..
ReplyDeleteaku belum pernah masuk ke monkey forest Ubud ini,kalau ke Bali terlalu banyak yang dipengeni, jadi kayak nggak keburu waktu
ReplyDeleteseru juga ya kalau bisa explore dan jalan jalan di monkey forest, meskipun deg-degan juga karena monyetnya aktif
Monkey Forest itu yang kemaren didatengin sama Speed itu bukan si Mba? Yang Speed liat liatan sama monyetnya, lucu banget dah. Aku juga rada takut misal barang atau kamera itu diambil gitu ternyata ada petugas ya dan justru jangan panik. Lah itu aku bayanginnya udah panik duluan. Ternyata juga harus menghindari kontak mata dan fisik juga. Antara takut tapi penasaran pengen nyobain ke sana sih. Another option kalau ke Bali sih ini.
ReplyDeleteAku baru dari ubud 2 pekan lalu, tp belum sempat ke monkey forest karena hanya 1 malam, next kalo kesana lagi mau coba kesini. Dan yaa, aku jg punya pengalaman trauma dama monyet di objek wisata di daerahku karena botol minumku diambil, mana tupperware pula hahaha
ReplyDeleteYa Allah jadi inget, aku terakhir kesini pas masih smp. seru sekali liat monyet begitu banyak, tapi temenku ada yang kacamatanya diambil sampe pecah hiks dulu.
ReplyDeletekemarin ke bali ga jadi mampir kesini, next kesini sama anak-anak kayaknya seru
Yuni Bint Saniro: jangan kontak mata atau kontak fisik secara langsung dengan monyet.
ReplyDeleteKayaknya, dimana-mana kalau masih habitat monyet emang sebaiknya begitu ya.
Biar monyetnya nggak mengganggu kita pun mereka nggak merasa terganggu
Kami pernah ke sini juga bersama anak-anak, tiketnya masih di bawah ini karena waktu itu masih pandemi juga.
ReplyDeleteWalaupun gak dibolehin memberi makanan ke monyet-monyet tersebut, kami ditawarkan langsung sama bli yang menjaga di sana, jadi anak aku mencoba memberi makan monyetnya, dan Alhamdulillah monyetnya bisa menerima dan gak agresif. Karena yang dikasih memang cuma sedikit.
Seneng banget sih bisa ke sini karena suasananya masih alami. Dan bener juga, bisa sekalian grounding ya ke sini.
Silakan berkomentar dengan bijak dan positif. Terima kasih.