Meimoodaema || Travel Blogger

  • Home
  • About
    • About Her
    • Contact Her
    • Disclosure
  • Culinary
    • Culinary
  • Hotel
    • Hotel
    • Hotel Tips
  • Travel
    • Indonesia Destination
      • Jawa & Bali
      • Kalimantan
      • Nusa Tenggara
      • Papua
      • Sulawesi
      • Sumatera
    • International
      • Australia
      • Bhutan
      • Canada
      • Hongkong
      • India
      • Jepang
      • Korea Selatan
      • Laos
      • Malaysia
      • Myanmar
      • Nepal
      • Philipine
      • Singapore
      • Thailand
      • Vietnam
    • Mountaineering
    • Travel Tips
    • Travel Book
    • Travel Movie
    • Voluntourism
  • Thoughts
    • Beauty
    • Blogging
    • Business
    • Education
    • Environment & Social
    • Financial
    • Fashion
    • Healthy
    • Home & Decor
    • Lifestyle
    • Technology

Siapa yang tak mengenal Gunung Kerinci, gunung tertinggi yang pertama kali didaki oleh Von Hasselt bersama Veth pada tahun 1877 ini berada di daerah perbatasan antara Sumatera Barat dan Jambi, merupakan gunung berapi tertinggi di Indonesia dan menjadi salah satu bucket list para penikmat ketinggian dari berbagai belahan Indonesia bahkan dunia.

Gunung dengan nama lain Korinci, Gunung Gadang, Berapi Kerinci dan Puncak Indrapura ini juga menjadi rangkaian seven summit Indonesia berjejer dengan Gunung Cartnez, Gunung Rinjani, Gunung Semeru, Gunung Latimojong, Gunung Bukit Raya, dan Gunung Binaiya. Beruntung saya dapat mengunjungi tempat ini pada Oktober 2013, pada saat musim cerah.

Gunung Kerinci, yang mendapat julukan atap Sumatera ini masih tergolong aktif dan terakhir meletus pada tahun 2009 dan mempunyai ketinggian 3.805 mdpl (meter di atas permukaan laut) serta berjenis gunung berapi bertipe strato vulcano. Lokasi gunung ini berada di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Makin bikin penasaran niy gunung tertinggi di Sumatera ini.


thanks to my God, sampai puncak juga, meski penuh drama

HARI KE-1 (JAKARTA - KERSIK TUO)

Saya bersama teman-teman lainnya mendarat di bandara Sultan Thaha, Jambi.  tak sabar rasanya ingin segera bertemu dengan gunung tertinggi di Sumatera. Kami masih harus menempuh perjalanan darat selama kurang lebih 10 jam lagi untuk menuju desa terakhir sebelum pendakian yaitu Desa Kersik Tuo. Kami menyewa elf berkapasitas 16 orang. Malam hari kami tiba di basecamp dan sudah ada beberapa teman seperjalanan yang sudah tiba lebih awal. Kami melakukan packing dan istirahat di basecamp Kerinci dengan membayar biaya menginap dan makan seikhlasnya.



gunung tertinggi di Sumatera ini sudah mulai terlihat

HARI KE-2 (BASECAMP - SHELTER 2)

Basecamp --> Pintu Rimba

Sekitar pukul 08.00 pagi kami berangkat, awalnya kami mau sewa kendaraan namun tidak ada, akhirnya kami melanjutkan perjalanan kami dengan berjalan kaki. Kami berhenti sebentar di Pos Pengelolaan  Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) untuk mengurus perizinan.

Kemudian kami lanjutkan perjalanan kami menuju Pos Rimba. Butuh waktu sekitar 2 jam. Sepanjang perjalanan kita akan disuguhi perkebunan teh dan pemandangan yang indah. Kondisi jalannya cukup lebar dan sedikit berbatu. Menuju pos ini ada perkebunan milik warga, waktu itu kami sempat membeli jeruk dari warga.


selfie sebentar di depan pos perizinan

foto keluarga dulu sebelum mulai pendakian
sepertinya ini pendakian paling banyakan

Pos Rimba --> Pos 1

Perjalanan menuju pos 1 membutuhkan sekitar 20-30 menit dengan jalan santai. Di pos ini terdapat sumber mata air, jadi teman-teman bisa membawa persediaan air dari pos ini.

Pos 1 --> Pos 3

Memasuki pos ini hutan mulai lebat. Kami berjalan santai bahkan sempat berhenti-berhenti untuk photo, namun guide mengingatkan di jalur ini harimau masih sering muncul. Jadi kami diminta untuk lebih hati-hati, meskipun biasanya katanya munculnya di sore hari.

Butuh waktu sekitar 3 jam karena kami juga jalannya cukup santai. Kami juga sempat makan-makan dan santai diantara pos ini. Jalannya agak sedikit basah. Dingin hutan mulai berasa, pohon-pohon sudah mulai kelihatan lebat.

Pos 3 --> Shekter 1 --> Shelter 2

Menuju pos ini jalanan sudah terasa menanjaknya, hutan semakin lebat dan hawa udara sudah mulai sangat dingin. Jalanan sudah mulai dipenuhi dengan lumut-lumut hijau juga sehingga kami harus hati-hati agar tidak jatuh. Kami melanjutkan perjalanan menuju shelter 2, awalnya mau langsung ke Shelter 3 namun beberapa teman kami ada yang sakit, akhirnya diputuskan untk mendirikan tenda di Shelter 2.

Shelter ini sebenarnya cukup sempit dan sedikit miring. Sehingga kami harus mencari lokasi yang aman untuk mendirikan tenda di tempat ini. Setelah masak, bersih-bersih kami istirahat di tempat ini, 


welcome to shelter 2, Gunung Kerinci



selfie dulu di shelter 2

HARI KE-3 (SHELTER 2 - PUNCAK - SHELTER 2)

Shelter 2 --> Shelter 3

Pukul 3.00 pagi saya bersama teman-teman dan guide kami Mas Yuda, sudah bangun dan bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan menuju summit ke Gunung Kerinci,. Ternyata dua teman kami mengalami kelelahan dan cedera lutut sehingga memutuskan untuk tidak ikut menuju puncak.

Puncak 4.00 waktu setempat kami mulai melakukan pendakian dengan bermodalkan daypack kecil untuk membawa makanan dan minuman untuk perjalanan serta membawa lampu senter untuk penerang jalan. Udara sangat dingin dan jalan yang kami lalui cukup menantang.

Jalan menuju puncak berupa jalan dengan hutan basah yang masih rapat, penuh dengan akar-akar besar yang menanjak hampir 80 derajat, dada ketemu lutut. Rute jalannya bener-bener gunung tertinggi di Sumatera. Challenging banget deh pokoknya….



sunrise menuju pos 2

karena kabut menikmati danaunya dari bawah saja sebelum berkabut

Tiba di pos 2 sekitar pukul ½ 6 pagi, kami beristirahat karena kabut turun dan angin berhembus dengan cukup kencang.

Shleter 3 --> Puncak

Pukul 07.00 waktu setempat kami lanjutkan perjalanan, namun kabut dan angin makin kencang sehingga kami harus berlindung di antara bebatuan-bebatuan besar.




menunggu sunrise di pos 2

perjalanan menuju puncak

menunggu badai dan kabut reda, berlindung di aliran air dan di bawah bebatuan besar






Saya bersama 3 orang teman lainnya paling belakang, berjalan santai sambil mengambil beberapa gambar. Rasa dingin di Gunung Kerinci, sudah tidak kami hiraukan lagi. Kami melihat teman kami satu orang yang cedera lututnya ada di belakang dengan hanya bermodalkan jaket tipis dan celana pendek.

Kami tunggu dia dan dia bilang dia tidak ikut ke puncak hanya menyusul dan menunggu di pos 2. Tapi kami lihat dia tetap mengikuti kami. Kami perhatikan terus dari atas, sampai akhirnya kami lihat dia kena hypo dan kami membawa dia turun ke tenda pendaki yang ada di pos 2. Bersamaan dengan dia sembuh, teman-teman kami yang sudah ke puncak, turun dengan muka penuh kepuasan karena sudah sampai puncak.





Kami bertiga pasrah tidak sampai puncak Gunung Kerinci, karena hari sudah siang dan berkabut pula. Tetiba ada pendaki solo yang hendak ke puncak dan kami diajak bareng. Akhirnya kami memutuskan ikut gabung dan akhirnya kami berempat menuju puncak, meski hari masih berkabut dan angin masih berhembus.





Alhamdulillah dengan penuh perjuangan menghadapi kabut dan angin kami sampai ke puncak gunung tertinggi di Sumatera ini sekitar pukul 14.00 waktu setempat meski kawah yang berluas 400 x 120 meter dan berwarna hijau ini tidak sempat kami lihat. Meski dalam kondisi cuaca mendung, kami ambil beberapa foto di puncak Gunung Kerinci, dan memutuskan turun sekitar pukul 14.30 waktu setempat.

Selepas magrib kami baru tiba di shelter 2 dan melihat tenda teman-teman masih berdiri, karena rencananya kami akan turun ke basecamp hari itu, namun ternyata teman-teman memutuskan menginap kembali di shelter dua karena ada beberapa teman yang mengalami kelelahan dan cedera akibat kondisi cuaca dan jalan yang memang lumayan berat.


kabutnya masih banyak, jarak pandang kurang dari 3 meter
harus hati-hati biar ga kesasar

HARI KE-4 (SHELTER 2 - BASECAMP - BANDARA)

Pagi-pagi kami bersiap untuk turun ke basecamp, beruntung cuaca cukup cerah. Saya turun berkelompok dengan dua teman dan nampaknya kami jauh dari kelompok lain, akhirnya kami lari-lari dan sekitar pukul 12 waktu setempat kami sampai di pintu rimba dan langsung menuju basecamp dan beristirahat di ladang milik warga sembari menunggu teman lainnya. 

Setelah semua berkumpul kami berjalan menuju basecamp dan tiba sore hari. Kemudian bersiap-siap karena malam kami akan melanjutkan perjalanan menuju bandara yang akan ditempuh sekitar 10 jam. 

Tepat pukul 9 malam kami mulai melanjutkan perjalanan menuju bandara. Tepat sekali malam itu adalah malam hari raya idul adha.

HARI KE-5 (BANDARA JAMBI - JAKARTA)

Pukul 6 pagi kami tiba di bandara dan melakukan sholat idul adha di masjid bandara. Setelah itu kami bersiap-siap karena pesawat kami akan berangkat sekitar pukul 11 siang waktu setempat.



foto dulu sebelum pulang di ikonnya Desa Kersik Tuo: Tugu Macan
See you Gunung kerinci, gunung tertinggi di Sumatera, terima kasih untuk pelajaran yang sudah diberikan kepada kami.

ALAMAT

Jalan Raya Kersik Tuo, Padang, Kersik Tuo, Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Jambi.


JAM BUKA TUTUP

Basecampnya terbuka selama 24 jam untuk para pendaki. Pendakian saat kami mendaki hanya diperbolehkan dari subuh dan turun maksimal pukul 5 waktu setempat, dikarenakan gunung ini masih banyak binatang buas.


WAKTU TEMPUH

Jika kondisi anda dan teman-teman, perjalanan dari basecamp sampai dengan turun kembali dapat ditempuh dua hari saja, tetapi jika bersantai tiga hari akan lebih aman.


MUSIM BERKUNJUNG

Berkunjunglah saat musim kemarau, selain kondisi jalan kering dan tidak becek, akan lebih memungkinkan melihat keindahan alamnya dalam kondisi cerah, dan pastinya lebih aman bagi para pendaki.


WISATA SEKITAR GUNUNG KERINCI

- Gunung Tujuh
- Danau Kaco
- Gunung Dempo

FASILITAS DI GUNUNG KERINCI

- Basecamp menginap para pendaki
- SAR
- Tempat perizinan dan pendaftaran
- Warung makan


Bali selain terkenal dengan pantai yang eksotik, juga terkenal dengan budayanya, selalu mempunyai pesona untuk menarik para wisatawan berkunjung. Salah satunya adalah Pura Uluwatu atau disebut juga Pulau Luwur yang menjadi salah satu destinasi wisata kayak akan budaya yang banyak diburu oleh wisatawan domestik dan juga mancanegara. Pura ini menjadi satu dari enam pura yang disucikan karena merupakan Pura Kahiyangan sebagai pilar spiritual bagi masyarakat pulau Bali.



Suasana pembukaan Tari Kecak 

Harga tiket dewasa per orang untuk wisnus


Selain tiket masuk, pengunjung juga mendapat selebaran tentang Tari Kecak

TENTANG PURA ULUWATU DAN TARI KECAK

Pura Uluwatu yang keberadaannya di atas tebing dan berada di ujung Barat Daya pulau Bali dan berada 30 km dari kota Denpasar, menjadikannya destinasi wisata yang banyak dipilih untuk menikmati sunset sembari menikmati Tari Kecak dari atas tebing dengan pemandangan langsung ke laut.




Salah satu view dari atas tebing Pura Uluwatu
Pict taken by Tami

 Panggung terbuka tempat pementasan Tari Kecak

Pura Uluwatu sempat terbakar karena petir tahun 1999 ini, mengadakan Tari Kecak secara rutin yang sangat dinanti-nanti oleh wisatawan. Tarian ini sudah dilakukan beberapa modifikasi, karena aslinya merupakan tarian sakral yang hanya boleh dilakukan pada saat upacara tertentu.


Salah satu view yang dapat dinikmati di Pura Uluwatu

Berpakaianlah yang sopan saat masuk ke dalam destinasi wisata Pura Uluwatu, karena tempat ini merupakan salah satu tempat ibadah bagi warga Bali dan datanglah lebih awal jika kamu ingin menyaksikan Tari Kecak sebelum jam tiket buka agar tidak mengantri atau bisa juga membelinya melalui online.


Pengunjungnya hampir wisatawan mancanegara semua


Selain menyaksikan Tari Kecak dengan panggung terbuka, wisatawan juga dapat mengelilingi dan mengambil beberapa photo di kawasan pura ini dengan pemandangan laut lepas yang indah dan juga beberapa bangunan khas bali.



Sunset di Pura Uluwatu masih malu-malu :)

Happy hunting.

ALAMAT

Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, kabupaten Badung

HARGA TIKET MASUK (HTM)

Domestik Dewasa Rp. 30.000,00
Domestik Anak-anak Rp. 20.000,00
Mancanegara Dewasa Rp. 50.000,00
Mancanegara Anak-anak Rp. 30.000,00


BIAYA PARKIR

Mobil  Rp. 5.000-,
Tiket Tari Kecak Rp. 90.000 (saya membeli secara online)
Tiket Tari Kecak Rp. 100.000 (jika membeli secara langsung)
Konser dimulai pada pukul 18.15 WIT – 19.00 WIT

JAM BUKA TUTUP

Buka pukul 07.00 WITA
Tutup pukul 19.00 WITA

JARAK DARI KOTA

Kurang lebih 1 jam dari Kota Bali.

WAKTU KUNJUNGAN

Berkunjunglah pada sore hari agar tidak terlalu panas menyengat. Untuk acara Tari Kecak diadakan pada sore hari sekitar pukul 17.00 WITA.

FASILITAS

  1. Area parkir
  2. Tempat makan
  3. Toilet dan tempat mandi
  4. Pintu karcis masuk
  5. Tourist information
  6. Keamanan

RUTE

Jaraknya sekitar 20 km atau sekitar 30 menit - 1 jam dari Bandara Ngurah Rai Bali dalam kondisi normal. Pantai ini juga dapat ditempuh dengan memilih rute melewati Garuda Wisnu Kencana (GWK), Tol Bali Mandara, atau melewati Kampus UNUD.


AKTIVITAS YANG BISA DILAKUKAN

  1. Menikmati sunset dari atas tebing pura
  2. Menikmati view laut dari ketinggian
  3. Menyaksikan Tari Kecak
  4. Berfoto di pura


Bali selalu menarik untuk dikunjungi karena kaya akan keindahan alam dan juga budaya, bahkan kulinernya. Kali ini saya mengunjungi desa adat yang disulap menjadi sebuah konsep desa wisata yang kaya akan budaya. Namanya sudah tidak asing lagi, apalagi sekarang desa wisata ini sudah mendunia.

Betul sekali, namanya adalah Desa Wisata Penglipuran, desa wisata yang saat ini sudah mendunia karena masuk dalam 3 desa terbersih di dunia versi majalah internasional Boombastic setelah didahului oleh Mawlynnong di India dan Giethoorn di Belanda. Bahkan didapuk sebagai desa terbaik di dunia kedua versi TripAdvisor tahun 2016 berdasarkan pilihan para traveller setelah Kepulauan Galapangos di Ekuador (sumber dari Indonesia.go.id).


Welcome to Desa Penglipuran
Pict taken by Hanifah

Sejarah Desa Wisata Penglipuran

Desa Adat Penglipuran terletak di Dusun Penglipuran, Kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Bali. Letaknya sekitar 45 km timur laut Denpasar, perjalanan dari Bandara Internasional Ngurah Rai memerlukan waktu kurang lebih 1–1,5 jam dengan jalan yang berkelok dan juga menanjak.

Desa yang sudah go international ini berada di ketinggian kurang lebih ±600–700 meter di atas permukaan laut, sehingga suasana cukup sejuk dan nyaman. Namun ketika musim kemarau, panasnya tetap menyengat namun anginnya tetap segar.

Desa ini telah ada sejak zaman Kerajaan Bangli, lebih dari 700 tahun lalu. Penduduknya diyakini berasal dari Desa Bayung Gede (Kintamani) dan datang untuk membuka wilayah baru di kubu hingga membentuk desa sendiri. Nama Penglipuran diyakini berasal dari pengeling pura (tempat mengenang leluhur) atau dari pelipur (penyemangat) dan lipur (kesedihan) sebagai tempat meditasi Raja Bangli. 

Desa ini pernah menerima penghargaan Kalpataru atas upaya pelestarian hutan bambu-nya dan masuk dalam Top 100 Sustainable Destinations oleh Green Destinations Foundation sebagai desa terbersih dunia. Pola ruang desa mengikuti Tri Mandala (Utama, Madya, Nista) sebagai filosofi keseimbangan antara manusia, alam, dan leluhur.

Awalnya desa yang masuk dalam salah satu desa terbersih di dunia sekaligus salah satu desa terbaik di dunia ini, merupakan sebuah desa konservasi untuk adat dan budaya agar tetap terjaga. Pada tahun 1989/1990 desa ini dilakukan penataan pemukiman oleh dinas PU. Selama proyek berjalan, beberapa mahasiswa Udayana melakukan KKN di tempat ini, selama proses ini maka berkembanglah menjadi tempat wisata secara perlahan.




Desa Wisata Penglipuran sudah ditetapkan sebagai desa wisata sejak tahun 1995 ini, mempunyai keunikan yang jarang ada di tempat lain. Adat desa ini melarang laki-laki untuk berpoligami dan menganggapnya sebagai dosa besar, jika dilakukan maka akan dikucilkan dan dipindahkan ke sebuah tempat yang bernama Karang Memadu. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghargaan untuk perempuan dan perlindungan atas haknya yaitu suami.


Kegiatan anak-anak sore hari adalah bersekolah
Pict taken by Tami

Masuk dalam Desa Wisata Terbaik dan Terbersih Di Dunia

Desa wisata yang masuk dalam salah satu desa terbersih di dunia sekaligus salah satu desa terbaik di dunia ini nyaris tanpa ada kendaraan sehingga tempatnya sangat asri dan bebas polusi. Ketiga, desa wisata ini memegang konsep Tri Mandala, yaitu membagi konsep ruang menjadi 3 bagian sesuai dengan fungsinya yaitu ruang utama madya, dan nistra, yang membujur dari utara (gunung) dan selatan (laut).



Pura tempat ibadah warga Desa Wisata Penglipuran


Salah satu spot foto di Penglipuran, Kebun Bambu
Pict taken by Tami

Desa Wisata Penglipuran ini memiliki luas sekitar 112 ha yang dikelilingi oleh hutan bambu seluas 45 ha, yang menjadi salah satu objek wisata tempat ini. Desa ini memiliki jalan yang sangat bersih dan asri. Saat masuk pintu gerbang, terdapat Catus Pata yaitu tempat yang terdiri dari balai desa, fasilitas masyarakat, dan area terbuka hijau. Sangat wajar desa ini masuk dalam salah satu desa terbersih di dunia sekaligus salah satu desa terbaik di dunia.



Jalannya bersih sehingga mendapat Desa Wisata Terbersih Kedua di Dunia
Pict taken by Tami



Rumah-rumah yang berdiri di Desa Wisata Penglipuran semuanya berbentuk tradisional khas desa di Bali. Setiap rumah diberikan tanda nama pemilik rumah serta anggota keluarga. Masing-masing rumah juga memiliki tempat pemujaan.

Satu lagi yang menurut saya unik adalah semua pintu rumah didesain sama atau yang disebut dengan nama angko-angko. Desain rumah juga mengikuti aturan yang ada dan seragam untuk semuanya.



Suasana Desa Wisata Penglipuran
Dengan Angko-angko yaitu pintu masuk rumah yang bentuknya sama

Souvenir hasil karya warga Desa Penglipuran

Di Desa Wisata Penglipuran kita dapat berfoto bebas dan ala-ala selegram, hehehe apalagi pas musim cerah, berlatar belakang rumah adat dan langit biru bikin makin indah photo-photo kita. Ada yang mau coba kesini guys?



Gagal bikin foto ala selegram, inilah favorit spot foto buat saya
 Taken pict by Hanifah

Penasaran untuk mengunjungi Desa Wisata Penglipuran yang masuk dalam salah satu desa terbersih di dunia sekaligus salah satu desa terbaik di dunia ini kan?

Alamat dan Cara Menuju Desa Wisata Penglipuran

Desa Wisata Penglipuran beralamat di Jalan Penglipuran, Kubu, Kec. Bangli, Kabupaten Bangli, Bali 80611. Waktu tempuh menuju desa wisata ini kurang lebih 1 jam dari Kuta atau hanya berjarak sekitar 54 km. Dapat menggunakan kendaraan umum atau menyewa kendaraan motor dan mobil.

Penglipuran berjarak sekitar sekitar 5 km dari pusat kota Bangli, juga dengan beberapa jumlah desa wisata lainnya, seperti Desa Pule (3,8 km), Pejeng Kangin (9 km), Kedisan (7,4 km), dan Kenderan (8,5 km), serta area wisata Kintamani dan Gunung Batur yang sangat familiar bagi wisatawan yang berkunjung.

Untuk dapat menuju tempat ini, kamu bisa menggunakan mobil pribadi, motor, atau menyewa mobil/driver. Tidak ada angkutan umum yang langsung menuju desa wisata ini. Dan kendaraan wisatawan yang berkunjung hanya bisa sampai area parkir di luar kawasan desa.

Dari parkiran, pengunjung lanjut berjalan kaki dengan menyusuri jalan utama yang bebas kendaraan bermotor demi menjaga suasana asri dan tenang desa.

Jam Operasional dan Harga Tiket Masuk (HTM)

Desa WIsata Penglipuran mempunyai jam operasional yaitu buka pada pukul 08.00 WIT dan tutup pada pukul 17.00 WIT. Jadi berkunjunglah di antara jam-jam tersebut untuk dapat menikmati suasana dan keunikan budaya masyarakatnya. Sementara untuk harga tiketnya juga bervariasi sesuai dengan kategori.

    • Domestik Dewasa Rp. 15.000 dan Anak-anak Rp. 10.000
    • Mancanegara Dewasa Rp. 30.000 dan Anak-anak Rp. 25.000
    • Parkir Rp. 5.000 untuk mobil

Waktu yang tepat untuk berkunjung

Berkunjunglah pada saat musim panas ya, bukan musim hujan biar dapat photo-photo keceh dan datanglah di pagi atau sore hari sekalian biar ga panas-panasan.

Tempat wisata terdekat

    • Hutan bambu Penglipuran
    • Air terjun Cukad Cepung
    • Pura Tirta Empul Segara Merta Sari
    • Gunung kawi
    • Air terjun Tibumana
    • Pura Besakih

Fasilitas

Berikut adalah beberapa fasilitas yang tersedia di Desa Adat Penglipuran yang dapat digunakan oleh para pengunjung.

    • Spot foto / selfie area
    • Pura
    • Toilet
    • Warung makan/cafetaria dan kedai kuliner khas
    • Gazebo
    • Pusat informasi
    • Penginapan
    • Area parkir kendaraan (mobil & motor)
    • Taman istirahat
    • Kios souvenir dan pusat kerajinan tangan
    • ATM dan layanan pembayaran
    • Balai pertemuan dan ruang terbuka hijau
    • Area Wi‑Fi terbatas
    • Penyewaan sepeda, peralatan camping, serta camping ground dan homestay/guest house tradisional khas Bali
    • Penyewaan pakaian adat dan make up bagi yang ingin berfoto menggunakan pakaian adat Bali

Aktivitas yang dapat dilakukan

1. Tradisi & Budaya

Pengunjung bisa menonton pertunjukan Tarian Baris Sakral, adat gamelan Bali, serta ritual keagamaan seperti Ngusaba, Galungan, Kuningan yang sering digelar di pura desa dan bale-bale adat. Festival tahunan Penglipuran Village Festival (PVF) digelar setiap Desember, mencakup parade pakaian adat Bali tempo dulu, Barong Ngelawang, parade seni budaya dan lomba tradisional, menarik ribuan wisatawan setiap tahunnya. Pastikan untuk tanggalnya sebelum berkunjung di bulan Desember.

2. Hutan Bambu & Spot Foto

Wilayah hutan bambu seluas ±45 ha dihuni sekitar 15 jenis bambu lokal. Kawasan ini menjadi spot foto populer dan area jalan utama desa dirancang tanpa kendaraan agar lebih asri. Hutan bambu ini berada di belakang Desa Penglipuran, pengunjung dapat berjalan sampai ke atas dan di belakang Pura paling atas itu lah terdapat hutan bambu. Hutan bambu ini dibuka untuk umum. Suasananya sangat sejuk.

3. Kuliner Khas

Warga Desa Pengipuran menjual beberapa makanan dan jangan lupa cicipi Loloh Cemcem, minuman tradisional berbahan daun cemcem. Rasanya hapir mirip dengan tape. Masyarakat sini biasa menjualnya dengan harga Rp 5.000 per botol. Ada juga Tipat Cantok, makanan khas Bali yaitu ketupat plus sayur kacang pedas. Rasanya gurih dan enak sekali. Jadi jangan lupa untuk Wwisata kuliner, makan dan minum di warung rumah warga.

4. Aktivitas Belajar

Wisatawan juga dapat belajar banyak hal di desa ini, mulai dari membuat kerajinan tangan, tarian Bali, atau musik gamelan di pusat budaya desa di Penglipuran. Wisatawan juga dapat melihat aktifitas masyarakat adat, menikmati suasana alam dan view sekitar desa, bahkan belajar tata cara hidup masyarakat adat. 

5. Berfoto

Wisatawan dapat berfoto di berbagai spot foto yang ada di desa wisata ini. Misalnya di depan rumah milik warga, di sepanjang jalan desa wisata yang sangat indah dan panjang. Bisa sambil menggunakan pakaian adat yang bisa kamu sewa dari warga sekitar.

6. Membeli souvenir

Aktivitas lain yang dapat wisatawan lakukan adalah membeli berbagai souvenir milik warga Desa Wisata Penglipuran. Mulai dari tas, kain, gantungan kunci, dan oleh-oleh lainnya.

7. Live ini di Homestay milik warga

Beberapa rumah adat bisa dijadikan homestay dan guest house tradisional untuk bermalam, tentunya dengan izin dan panduan adat desaSelfie Wefie dengan background view langit indah, rumah dan masyarakat adat. Jadi ada banyak aktivitas yang bisa pengunjung lakukan selama berada di desa wisata ini. 

Desa Adat Penglipuran adalah contoh harmonisasi sempurna antara pelestarian budaya dan pariwisata berkelanjutan. Dengan tata ruang tradisional, kebersihan terjaga, dan masyarakat yang ramah, desa ini menawarkan pengalaman unik: menikmati alam sejuk, menyerap kearifan lokal, serta menyaksikan dan ikut serta dalam tradisi Bali yang kaya.

Bagi kamu yang ingin liburan budaya sambil menggali nilai lokal dan alam asri khas Bali, Penglipuran wajib dimasukkan dalam itinerary. Jangan lupa tetap jaga etika: berpakaian sopan, meminta izin sebelum masuk area rumah/tanah suci, dan tidak merusak sesaji atau tanaman.

Itu dia cerita saya mengunjungi Desa Wisata Penglipuran. Saya mengunjungi desa wisata indah ini sudah beberapa kali. Tidakmembosankan ketika harus bercengkrama dengan masyarakat adat yang kaya akan budaya dan banyak yang bisa kita pelajari dari budaya unik yang mereka miliki. Ada yang pernah mengunjungi Desa Wisata Penglipuran? Silakan untuk sharing di kolom komentar.

Newer Posts Older Posts Home

ABOUT HER

Call her Mei. Her biggest passions are education, the environment, and traveling the world. So that you can chit-chat with her everything about it, she is now active as a voluntourism, environment, and education volunteer.

POPULAR POSTS

  • 15 TEMPAT WISATA DIENG WONOSOBO YANG WAJIB DIKUNJUNGI
  • SOMPO INSURANCE INDONESIA, LUNCURKAN MINI SERIES TENANG ADA SOMPO
  • WISATA BUDAYA RUWATAN ANAK GIMBAL DI DIENG
  • SATSPAM, FITUR ANTI SPAM DENGAN TEKNOLOGI AIVOLUSI 5G DARI IM3
  • CONTACT HER
  • PENGALAMAN MENGUNJUNGI BUKIT BATU PANDANG RATAPAN ANGIN DIENG
  • NATUR HAIR TONIC GINSENG EXTRACT
  • TRAIL RUNNING DI GUNUNG GEDE PANGRANGO
  • PURA TIRTA EMPUL, WISATA AIR SUCI DI KOTA BALI
  • SYLVIA HOTEL & RESORT KOMODO LABUAN BAJO, HOTEL DENGAN PANTAI PRIVAT

ARTICLE

  • 2025 95
    • August 11
    • July 17
    • June 13
    • May 13
    • April 10
    • March 8
    • February 13
    • January 10
  • 2024 148
    • December 9
    • November 9
    • October 17
    • September 13
    • August 7
    • July 8
    • June 14
    • May 19
    • April 4
    • March 19
    • February 17
    • January 12
  • 2023 111
    • December 6
    • November 20
    • October 14
    • September 10
    • August 6
    • July 7
    • June 8
    • May 4
    • April 10
    • March 14
    • February 8
    • January 4
  • 2022 160
    • December 13
    • November 13
    • October 21
    • September 18
    • August 21
    • July 14
    • June 12
    • May 9
    • April 6
    • March 15
    • February 7
    • January 11
  • 2021 55
    • December 8
    • November 4
    • October 9
    • September 2
    • August 4
    • July 2
    • June 6
    • May 4
    • April 3
    • March 5
    • February 5
    • January 3
  • 2020 44
    • December 4
    • November 3
    • October 4
    • September 4
    • August 4
    • July 4
    • June 4
    • May 4
    • April 2
    • March 4
    • February 3
      • GUNUNG KERINCI, PESONA GUNUNG TERTINGGI DI SUMATERA
      • MENIKMATI SENJA DI PURA ULUWATU, PESONA TARI KECAK...
      • DESA WISATA PENGLIPURAN, DESA TERBERSIH DAN DESA T...
    • January 4
  • 2019 9
    • December 1
    • November 2
    • August 1
    • July 1
    • June 1
    • March 3
  • 2018 9
    • November 1
    • August 3
    • March 1
    • February 2
    • January 2
  • 2017 21
    • December 1
    • November 1
    • October 3
    • September 3
    • July 1
    • April 1
    • March 4
    • February 3
    • January 4
  • 2016 10
    • December 4
    • November 6

Logo Komunitas BRT Network

Seedbacklink

Copyright © Meimoodaema || Travel Blogger. Designed by OddThemes